time traveler pt3 [nomin]

1.5K 157 3
                                    

Jeno masih setia melihat jaemin yang masih berbaring di ranjang, bahkan tak ada tanda tanda bahwa jaemin akan membaik maupun tidak. Jeno berfikir apa jaemin mempunyai penyakit yang bahaya atau tidak dan kalo tidak kenapa ga bangun bangun

"Jaem kamu kapan bangun, kamu ga kasihan liat teman kamu echan sering kesini trus dia nangis liatin kamu ga bangun bangun"

"JAEM ayo bangun setelah ini saya pengen nyatain perasaan saya ke kamu"




Jaemin masih diam karna berfikir tubuhnya kenapa, karna sudah hampir satu bulan dia ngga sakit kepala

"Tubuh gua kenapa? Apa yang terjadi?, Jeno Lo pasti khawatir dengan gua tapi gimana gua ga bisa ngelakuin apa apa"

Jeno yang menatap jaemin diam di kaca langsung memeluknya

"Kamu kenapa diam hm?"

"Ah tidak apa apa Jen, hanya saja"

"Hanya saja?"

Apa aku ceritakan saja

Jeno melihat istrinya masih diam langsung membalik tubuh jaemin

"Apa aku boleh bicara padamu Jen"

"Tentu sayang"

Jaemin perlahan mulai menceritakan di hadapan jeno sedangkan jeno fokus mendengarkan cerita jaemin hingga akhir

"Jadi kamu dari masa lalu dan karna sakit kepala kamu datang ke masa depan?"

Jaemin mengangguk

"Percaya atau tidak itu urusan kamu dan saat ini apa yang terjadi dengan tubuhku di sana"

"Jangan panik, kita cari cara agar kamu bisa kembali"

"Tapi, kalo aku kembali, anak anak"

"Sayang, anak anak akan menjadi urusanku, sekarang apa yang ingin kau lakukan?"

"Apakah aku harus menyakiti diriku"

Jeno berfikir dan menggeleng pelan

"Itu tidak akan berhasil"

Jaemin mulai mengusap wajahnya dan perlahan memukul kepalanya agar sakitnya muncul, tetapi jeno memegang tangan jaemin karna dirinya tidak mau jaemin seperti ini

"JAEM bukan gini caranya"

Mata jeno membulat melihat jaemin sudah menintihkan air matanya

"M-maafkan aku sayang, aku ga maksud"

"Bukan salah kmu, kamu ga salah sama sekali no"

Tiba tiba pintu di buka menampilkan kedua anak kecil berlari dengan boneka di tangan mereka

"Buna nangis? ayah apakan bunaa?"

"Ayah jangan jahat sama Buna, Onda ga suka liat Buna nangis"

Jaemin menunduk memeluk mereka sambil mencium mereka

"Bukan salah ayah sayang, ayah ga salah"

"Tapi kenapa bunda nangis, ayo jie hapus air mata Buna"

Jisung dan Onda menghapus air mata jaemin dengan kedua tangan mereka

"Ga boleh nangis lagi ya bunaa"

"Iya sayang Buna ga nangis lagi, makasih ya nak"

Jeno perlahan menjongkok dan memeluk jaemin beserta anak anak mereka dengan erat

"Maaf sudah membuatmu menangis"

"Tidak jeno bukan salahmu"






"badan gue kenapa? Apa yang terjadi dan kenapa gue ga bangun bangun? Jeno pasti khawatir banget"

one shoot nominrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang