Jeno dan renjun tengah duduk berdua sambil menikmati malam di sebuah club, dengan minimal alkohol yang di tangan membuat mereka semakin menikmati dan juga menatap para jalang yang tengah menari dan juga menggoda semua orang. Tapi hanya satu orang yang mereka lihat yaitu lelaki manis yang tengah memberikan minuman dan berjalan mengantarkan minuman, tubuh ramping dan menggoda membuat mereka tak berpaling sama sekali
"Jen, Lo tau kan apa yang gue lihat"
"Iyap benar"
Mereka berdua meminta satu orang untuk menyuruh laki laki manis itu menemui mereka dan mereka langsung pergi ke ruangan pribadi
Jaemin tengah memberikan minuman ke pelanggan yang memesan, saat ia sedang mengantar minuman hyunjin selaku barista memanggilnya dan juga memintanya menemuinya
"Kenapa njin?"
"Ada yang mesan ini di kamar vip, antar ya"
"Ouh okee"
Jaemin berjalan ke lantai dua untuk menemui seseorang yang memesan minuman itu dan langsung melihat kamar VIP yang di pesan.
Jeno dan renjun stay menunggu orang itu dan mereka mendengar ada ketukan pintu dan langsung menyuruhnya masuk
"Apa anda yang memesan ini tuan?"
"Tentu babe"
Renjun mendekati dan mengambil minuman itu dan menaruhnya, saat jaemin hendak pergi renjun langsung menariknya dan mendorong tubuhnya ke sofa membuatnya kaget dan juga renjun mengunci pintunya agar orang itu tak bisa keluar
"Apa apaan kalian"
"Emang kenapa babe?"
Jeno dan renjun menahan tubuhnya dan membuat jaemin tak bisa bergerak
"Aku mohon tuan aku sedang bekerja tolong lepaskan aku"
Renjun memegang dagunya dan mencium bibir jaemin
"Tapi aku menginginkan mu"
Jaemin tak dapat bergerak dan mereka berdua langsung menjalankan aksi mereka. Renjun melumat kasar bibir jaemin dan jeno mengesap leher, mengigit dan juga menjilat leher jaemin dengan sensual, jaemin tak bisa kemana mana dia ingin pergi tapi tak bisa, renjun mengigit bibir bawah jaemin dan menghisapnya kasar. Tangan jeno mulai menyikapi baju jaemin dan memainkan dada jaemin dengan binal
"Mhhh nghhh mhh"
Renjun melepaskan tautan bibirnya dan melihat jaemin yang terengah engah
"Terlihat cantik"
"Aku mohonh ngh dada kuhh ahh"
Jeno berhenti melakukan aktifitasnya dan melihat keadaan laki laki cantik itu, dada yang penuh dengan gigitan dan bekas merah keunguan dan juga putingnya masih di mainkan oleh kedua pemuda itu
"Ahh jangan dada kuhh hiks"
"Menangis lah jaemin"
Renjun membaca name tag tersebut dan tersenyum sinis
"Aku mohon hiks lepas nghh"
jeno mulai membuka gesper mereka dan mengikat kedua tangan jaemin agar tak kemana mana, jaemin berkali kali mengeluh minta tolong karna percuma kamar itu kedap suara dan juga minim cahaya
"Aku mohon hiks keluarkan aku hiks"
Mereka melihat keadaan jaemin yang sudah telanjang tanpa busana langsung buka celana mereka dan memperlihatkan milik mereka yang berurat dan jaemin hanya bisa nangis melihat mereka
"Siap siap mendesah di bawah kami jalang"
Jeno mengangkat kedua kaki jaemin ke atas dan langsung memasukkan penisnya tanpa aba aba
"AKH SAKIT HIKS"
Jeno langsung menggerakan berutal sedangkan jaemin menangis karna tak kuat menahan sakit di lubangnya
"Hiks sakit ahh keluarkan hiks SAKIT TOLONG HIKS"
Renjun memasukan penisnya ke dalam lubang jaemin, ia tak peduli dengan laki laki manis itu yang menangis menahan sakit
"Shit lubang mu ahh"
"Hiks lubang ahh Nana mau hiks robek shh ahh"
Mereka bergerak secara bersamaan dan jaemin merasakan dirinya ingin terbelah dua bukan hanya itu, dadanya di remas dan penisnya di kocok dengan tempo cepat membuat jaemin tak bisa melakukan apa apa di hadapan dua orang itu
"Akhhh sakit hiks ahh ahh ahh"
"Lubang Nana ahh hiks shh berhen thihhhh"
Jaemin mendesah dan sambil menahan sakit di hadapan mereka, renjun dan jeno melihat wajah jaemin yang udah sembab merasa senang bahkan tak ada rasa iba di dalam diri mereka
"Renjun sebut namaku"
"Hiks ahh renjunhhh udah hiks sakit"
"Mendesah panggil namaku"
"Akhh renjunhh renhh junn ahh ahh udahh"
"Ah jangan lupa namaku babe"
"Aku jeno"
Renjun dan jeno tak berhenti menggenjot dan mereka ingin mencapai klimaks nya, mereka bergerak lebih cepat dan akhirnya mereka menembakkan benih mereka ke lubang jaemin, jaemin juga keluar dan merasakan cairan hangat itu masuk ke perutnya
"Ahhh ahh cukup nghhh udahh"
"Kita bermain sepanjang malam babe"
8 jam mereka bermain dan selama itu lah jaemin hanya bisa mendesah di hadapan mereka, dua kali jaemin hampir pingsan di hadapan mereka tapi mereka langsung menampar dan melumat bibir jaemin agar jaemin tak bisa pingsan
"Ahh ahh udah nghh renjuhnnnn jenooohhhh"
"Sedikit lagi babe"
Mereka berdua keluar berkali kali kedalam lubang jaemin dan akhirnya mereka mencabut penisnya dari lubang sempit itu dan merebahkan tubuhnya di hadapan jaemin
"Mulai hari ini kau resmi jadi milik kami na jaemin"
"Yap dan juga lubangmu harus siap di gempur tiap hari na ga ada penolakan"
Jaemin yang masih sedikit di ambang kesadaran nya hanya mengangguk pasrah dan akhirnya dirinya tertidur di hadapan mereka
"You are mine jaemin"
Jaemin bangun dan merasakan sakit di seluruh tubuhnya, dirinya melihat penjuru arah dan ini bukan club tapi ini kamar seseorang, jaemin mengingat kejadian semalam langsung memeluk tubuhnya dan menangis, dirinya kotor di hadapan orang tidak dikenal, dirinya di lecehkan sepanjang malam di club
"Hiks kenapa hidupku seperti ini hiks"
Jeno dan renjun masuk ke dalam kamar dan mendekati jaemin yang masih dalam keadaan telanjang tanpa busana, jeno mencengkram erat pipi jaemin dan langsung menciumnya
"Apa tidurmu nyenyak slut?"
"Aku mohon lepaskan aku Jeno renjun"
"Tapi kau terlibat perjanjian di hadapan kami jaem"
Jeno dan renjun merebahkan jaemin dan memainkan leher jaemin dan mengecup bibir jaemin secara bergantian
"Kau milik kami na"
"Kita lanjutkan yang tadi malam babe, aku rindu tubuhmu hahahaha"
Dan berakhirlah desahann, tangis, dan suara teriakan dari renjun dan jeno, semenjak itu jaemin hanya bisa pasrah dengan mereka berdua dan merelakan dirinya di perkosa setiap saat karena dirinya adalah kekasih ah lebih tepatnya jalangnya jeno dan renjun
KAMU SEDANG MEMBACA
one shoot nominren
Historia Cortajeno : seme/top jaemin : uke/bot renjun: seme/top