Jeno melangkah kan kakinya ke mention megahnya, tak lupa iya melonggarkan dasinya dan menaruh tas di sofa. Jaemin yang melihat jeno pulang langsung mendekatinya dan mengambil tasnya
"Jen kamu akhirnya pulang, mau aku masakin sesuatu? Atau kamu mau mandi biar aku siapin baju"
"Ga perlu"
Jeno melangkahkan kakinya meninggalkan jaemin, jaemin hanya menghela nafas dan ikut berjalan ke arah dapur. Saat dia lagi masak, jeno berjalan ke arah keluar dan jaemin melihatnya
"Jen kamu mau ke mana? Ga mau makan dulu"
"Cukup jaemin"
Jeno menatap jaemin datar karna ia benar benar muak bersama orang di hadapan nya
"Jen aku cuma nanya"
"Cukup bikin saya malu jaemin, semua orang membicarakan saya mempunyai istri laki laki dan itu membuat saya malu"
"Maaf Jen"
Jeno keluar dari rumah tersebut meninggalkan jaemin yang hanya diam saja sambil memandang punggung jeno yang menjauh
"Selamat pagi jeno"
Jeno melangkah kan kakinya ke dapur dan melihat jaemin tengah menyiapkan sarapan untuknya
"Hari ini aku bikin nasi goreng"
"Tidak saya hanya ingin minum jaem"
"Yasudah nanti bawa bekal aja ya biar aku siapin"
"DIAM"
Jaemin kaget mendengar bentakan jeno yang cukup keras, jeno mengambil tasnya dan pergi meninggalka jaemin
"Kamu kuat jaem, ayo bikin suami kamu jatuh cinta sama kamu semangat"
Jaemin baru pulang dari supermarket membawa dua kantong besar karna semua sayur dan buah di kulkas sudah habis, saat ia masuk jaemin melihat jeno tengah duduk sambil memainkan handphone nya
"Wah wah baru pulang? Dari mana aja"
"Aku beli belanja bulanan kita Jen, kebetulan buah dan sayur sudah habis"
Jeno meletak kan handphone nya dan menatap jaemin remeh
"Yakin? Tadi saya liat kamu sibuk jalan sama laki laki lain"
"Maksud kamu renjun? Renjun sepupu saya Jen"
"Sepupu? Jalan aja harus bergandengan tangan iya?"
"Tidak Jen renjun membantu aku membawa belanjaan dan aku ga megang tangan dia"
Jaemin tak tau kenapa jeno memarahi dirinya seperti ini dan mengintrogasi dirinya seperti berselingkuh
"Bukan nya kau senang berjalan bersama dominan di luar sana? Murahan sekali"
"Cukup jeno"
Jeno diam menatap mata jaemin yang sudah berair
"Seburuk itu saya di mata kamu sampai sampai kamu menuduh saya berselingkuh, saya jujur cape dengan sikap kamu jeno, saya ingin sekali berpisah dengan kamu tapi ibu kamu menyuruh saya agar bisa bersabar sedikit"
Jaemin menjeda perkataan nya karna dirinya mulai merasa sesak dan air matanya terjun bebas dari matanya
"Coba kamu jadi saya Jen, saya nunggu kamu di rumah sedangkan kamu ga pernah pulang itupun kamu pulang hanya untuk memarahi saya, dan saya selalu masak tapi secuil pun kamu tidak menyentuh masakan saya jeno, apa karna saya laki laki kamu memandang saya rendah?, Saya menghargai kamu Jen, tetapi sebaliknya kamu malah menuduh saya yang macam macam"