3

28 8 1
                                    

---------------------------------------------------------

Enjoy The Story, Guys.

---------------------------------------------------------

Tidak tahu pasti apa yang dilakukan oleh wanita itu. Gia memilih mengikuti bayangan yang dirasanya mirip dengan wanita simpanan papahnya dulu itu.

Namun, belum sempat ia melangkah. Sepasang tangan kekar menarik tangannya.

Oh, tuhan. Aku mohon, aku hanya ingin tahu siapakah orang itu. Tapi kenapa kau beri tahu manusia kutub ini untuk menghampiriku. Batin Gia.

"Mau kemana?"

"Gak." Jawab singkat Gia pada lelaki yang masih mencekal pergelangan tangannya itu.

"Jangan suka bolos." Larangnya pada Gia.

"Gue gak pernah bolos ya, lo itu yang sering." Tuduh Gia pada temannya ini.

"Ya. Terus kenapa lo ikut-ikut?"

"Pede banget lo. Siapa juga yang ngikutin."

"Lah ini buktinya apa? Masa namanya lagi dagang?"

"Gak gitu conceptnya, Karel."

"Ya emang gak gitu. Soalnya kan conceptnya itu kamu dan aku bersatu dalam dunia yang sama."

"Lah sekarang kan didalam dunia yang sama. Lo kira ini apa? akhirat?"

"Bisa jadi sih, soalnya ada setan depan gue."

"Hm, ok. Lo bisa ngeliat setan juga ternyata. Tuh disebelah lo ada yang minta gendong." Ucap Gia mengalihkan kata-kata Karel tadi yang menyebutnya sebagai setan.

Biar saja, biar Gia takutin sekalian.
Tak menunggu jawaban Karel. Gia pun meninggalkan Karel sendiri dibawah pohon beringin itu.

Dengan tawa yang sangat puas Gia menuju kelasnya dengan langkah gontai. Entah mengapa kebiasaannya untuk mengerjai orang menjadi kebahagiaan tersendiri baginya. Namun....

"HAAAA?!???!!?!?!?!!??" Teriak Karel didepan wajah Gia. Ia tidak terima jika dikerjai seperti tadi oleh Gia. Kastanya yang dikenal sebagai pemimpin Alergan bisa runtuh.

"Innalillahi waiina ilaihi rojiun, allahumma jurni fii musiibati waakhlifli khoirum minha." Ucap Gia.

Jika kebanyakan orang akan berkata kasar jika dikagetkan. Berbeda halnya dengan Gia.

Walau ia termasuk ke dalam jenis siswi yang bar-bar tapi imannya ke tuhannya lumayanlah yah.

"Hiya kaget kan lo. Makanya jangan sok-sok nakutin gue. Lo sendiri juga takut."

"T-tapi itu Karel bahu lo ga kerasa berat apa?" Tanya Gia sembari menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Gak kok biasa aja." Elak Karel.

"Di pundak sebelah kiri lo anjir. Serius gak berat?" Tanya Gia sekali lagi.

"Jangan bilang hantu yang tadi ada di bahu gue." Parno Karel.

"I-iya Karel."

"HUAAAAAA??!??!?!?" Teriak Karel seraya memeluk tubuh Gia yang ada didepannya.

"Aaaaa, Karel jangan modus ya. Jangan peluk-peluk gue." Walaupun Karel termasuk kedalam spesies cowok yang ditakuti di sekolah ini bahkan terkenal dengan wibawanya yang suka menebas kejahatan. Namun, ia lebih takut pada hantu.

"Karel takut Gia." Jika sudah ketakutan seperti ini. Jiwa childish Karel akan keluar.

Tapi hanya berlaku jika ia bersama Gia idak dengan yang lain. Bisa rusak harga dirinya yang terkenal sangar.

Bellagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang