17. Free ongkir

27 5 0
                                    

---------------------------------------------------------

Enjoy the story guys

---------------------------------------------------------

"Wiuu, wiuu, wiuuu." Ucap seseorang dari arah luar pintu.

Sepertinya sudah dapat ditebak siapa yang berada disana membuat keributan.

Sudah pasti anak-anak Alergan. Karena tadi Tere memberi tahu kepada Karel jika Gia terluka.

Padahal Gia sudah memberi alasan 2 bab nya untuk membuat Tere tidak memberi tahu kepada Karel.

Tapi ya kalo namanya batu yah bakal tetep batu. Buktinya sekarang mereka sudah berada di depan rumah.

Akhirnya, Gia mengizinkan Tere untuk memberi tahu Karel dengan alasan dirinyalah yang membuat tangannya terluka bukan karena Tere.

Dengan alasan malas melandeni kemarahan yang akan terjadi oleh Karel.

Dan kebetulan pertandingan basket yang akan diadakan hari ini juga diundur karena ada suatu kepentingan.

"Pemadam kebakaran disini." Ucap Liam dengan galon di tangannya.

Sepertinya itu galon kosong yang ada di teras rumah Tere. Biasanya art rumah Tere yang akan membawanya ke pengisian air.

"Mana anak lutung yang terluka?" Tanya iseng Liam lagi.

"Lama bat anjir, pulang lah kita." Keluh Putra.

Cklek

"APAAN SI WOY BERISIK BANGET." Teriak Gia dengan crop topnya yang terangkat.

"GATAU APA GUE LAGI NGEMUT." Sambung Tere yang ikut berdiri di samping Gia.

"Ngemut apa Ter?" Tanya Catra dengan raut wajah bingungnya.

"Wah, Lo jangan macem-macem Ter. Di gampar Karel, Arsen yang maju tuh." Ucap asal Liam.

"Apasi ga nyambung." Ucap Tere sembari membenarkan rambutnya yang acak-acakan.

"Mana tangan Lo yang luka?" Tanya Alfa yang sejak tadi memandangi 5 manusia yang sedang ribut itu.

"Ter, Lo ngasi tau mereka?" Tanya Gia dengan kepala yang menengok ke arah Tere.

"Iya." Jawab singkat Tere.

"Dih si bego. Kal--" ucapan Gia terputus kala Liam tiba-tiba mengeluarkan statement nya.

"Lo sih gi, jangan main pisau makanya." Ucap Putra.

"Gue? Main pisau?" Tanya Gia seraya menunjuk dirinya sendiri.

Ia berpikir sejenak, apakah maksud dari kata-kata itu. Ternyata ia lupa jika tadi ia menyuruh Tere agar memberi alasan kepada anak-anak Alergan untuk beralasan dirinya telah teledor memegang pisau.

"Oh iya deng." Ujar Gia setelah ia mengingat semuanya.

"Astagfirullah Gia." Ucap Tere.

Bellagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang