19. Cruel

27 5 0
                                    

---------------------------------------------------------

Enjoy The Story, Guys.

---------------------------------------------------------

Mereka berdua akhirnya sampai di Gazebo belakang rumah Tere. Arsen memilih bersandar di tiang sebelah kiri gazebo itu. Sedangkan Tere meletakkan kepalanya pada paha Arsen.

Terjadi keheningan beberapa saat diantara mereka berdua. Hanya ada hembusan angin sejuk yang berasal dari pepohonan yang tertanam rapi di sekitar Gazebo itu.

Terdapat merah, hijau, maupun kuning dan berbagai macam warna bunga lainnya yang terhias berdampingan di sisi tanah yang kosong milik kediaman Tere.

Akhirnya, sekitar 30 menit berlalu, Tere tidak kunjung menutup matanya, dengan Arsen yang sibuk memainkan rambut Tere.

Rasa-rasanya rasa kantuk itu sirna. Entah alasannya apa, yang jelas ia hanya ingin menikmati waktu berdua dengan Arsen disini. Bertolak belakang Dengan perkataan ia sebelumnya.

"Kenapa gak tidur?" Tanya Arsen sembari mengelus surai rambut Tere.

"Enggak." Jawab Tere singkat. Dan setelah itu ia membalikkan wajahnya menghadap perut six pack milik Arsen.

"Why?" Tanya Arsen, sedikit kaget dengan perlakuan Tere barusan.

"Males." Jawab Tere, yang tidak terdengar jelas, namun, masih bisa dipahami.

Akhirnya mereka terjebak keheningan lagi, Arsen kira Tere sudah mengarungi mimpinya. Namun, tiba-tiba ada yang memanggil namanya.

"Arsen." Ucap Tere seraya mengangkat pandangan nya menghadap wajah Arsen dari bawah.

"Hm?" Arsen salting.

"Lo inget gasi?" Tanya Tere.

"Apaan?" Tanya Arsen balik menetralkan detak jantungnya.

"Dulu baju Lo pernah robek gara-gara Bang Almer." Jawab Tere menceritakan kisah masa lalunya.

"Dan bajunya mirip kayak yang lo pake sekarang." Lanjutnya.

"Ya itu juga karena Lo dulu, Ter." Jawab Arsen yuyur.

"Ya salah Lo, kenapa Ter-obsesi banget sama gue." Jawab Tere tak mau kalah.

"Bukan obsesi tapi cinta sejati. Even sampe sekarang gaada titik terang hubungan kita." Jawab Arsen menjelaskan kejadian sebenarnya.

"Lo marah sama gue?" Merasa keadaan mulai memanas. Akhir Tere mengangkat tubuhnya menjadi duduk di sebelah Arsen.

"Ga selamanya gue bakal tetep kayak gini." Jujur Arsen lelah dengan hubungan ini.

"Lo tau kenapa gue Gamau sama Lo?" Tanya Tere, sembari menyandarkan kepalanya pada meja kayu berwarna coklat itu.

"Lo kasar sama gue, kalo Lo lupa." Sambungnya seraya menahan rasa sakit di dalamnya. Sudah lama ia ingin mengungkapkan nya, namun, ia takut akan membuat Arsen Kembali menjadi dirinya yang dulu.

"Gue kasar, Karna Lo nakal." Ucap Enteng Arsen.

"Apa urusannya sama Lo?" Haiihh, Tere pun mulai terpancing dengan kata-kata Arsen.

Bellagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang