25. madness

26 6 0
                                    

"Om gue mau pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Om gue mau pulang." Ucap Gia ditengah kegiatan memakan croffle dengan Ice cream-nya.

Mereka sedang berada pada mansion vilage bangunan ini. Terlihat banyak ukiran kayu melekat pada dinding dan goresan cat emas menambah kesan apik ruangan ini.

Perihal mengapa Gia masih dengan santainya memakan ice Cream dan croffle nya padahal ia sedang di culik oleh Christ. Itu karena ia mendapat perlakuan baik disini. Ditambah dengan adanya Agnese yang selalu mempunyai banyak solusi atas semua masalahnya.

Dan asal kalian tahu, setelah acara wawancara tadi antara Gia dengan Christ. Gia bercerita sedikit pada Agnese dan berakhir Agnese menjadi psikolog mendadak.

"Saya bukan om-mu. Panggil saya Christ." Perintah Christ yang masih fokus pada layar laptopnya. Ia sedang merangkai banyak kata pada barang berlipat itu.

"Lalu harus ku panggil apa? Opung?" Tanya Gia lagi.

"Sebaiknya, anda diam." Ucap Christ mulai lelah dengan tingkah Gia. Ini bukan anak SMA. Ini adalah anak paud yang tertukar jiwanya dengan anak SMA.

"Tidakkah anda berniat memulangkan saya?" Tanya Gia dilanjutkan menjilat ice Cream yang meleleh pada tangannya.

"Nanti. Masih ada yang harus saya tanyakan ke kamu." Jawab Christ santai.

"Yaaa, om Christ detektif abal-abal ya? Kalo semua detektif kayak gini, mungkin korupsi di Indonesia makin banyak." Tuduh Gia.

"Saya detektif handal." Ucap Christ dengan nada tersinggung nya.

"Siyi ditiktif hindil." Olok Gia.

"Om, mau ice Cream nya lagi dong sama croffle." Pinta Gia lagi dengan tangganya yang memeluk erat lengan Christ.

"Agnese, tolong berikan semua ice Cream dan croffle yang ada." Malas berdebat, akhirnya Christ meminta Agnese untuk menuruti bocah SMA itu.

"Maaf tuan, tapi semua persediaan kita sudah habis." Ucap Agnese.

"Cepat beli pabriknya, sekarang!"

---

"Kita harus ngomong apa ke Tante Arunika?" Frustasi Catra. Ia yang sejak tadi resah akan keberadaan Gia yang belum juga ditemukan.

"Bilang kalau Gia lagi jalan-jalan sama Karel." Ucap Alfa yang masih melacak mobil dan handphone Gia. Ditambah dengan kaca mata yang menggantung manis pada hidung mancungnya.

"Menurut Lo pak Nanang belum nelfon Tante Arunika?" Tanya Catra lagi.

"Gue udah ngancem dia tadi. Kalau sampe dia ngomong ke orang lain kalau Gia hilang. Revolver gue yang turun tangan." Jawab Karel dengan tatapan jiwa yang kosong.

"Canggih juga Lo." Puji Putra menimpali.

"Rel." Panggil Alfa pada Karel.

Karel hanya menoleh kan kepalanya pada Alfa dan mengangkat dagunya tanda bertanya.

Bellagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang