BrakSuara pintu yang menghantam pada dinding terdengar jelas bagi semua makhluk yang berada di dalam mansion itu.
Seorang iblis yang sudah tidak dapat menahan amarahnya kala seorang pujaan hati diculik tanpa sebuah perintah darinya.
Semua maid yang berada di dalam mansion itu hanya bisa menunduk ketakutan melihat sang paduka dipenuhi aura mematikan nya.
Mereka hanya bisa berdoa pada Tuhan apakah setelah ini ia akan mati atau hidup yang melebihi rasa mati.
Seseorang itu diikuti oleh kawanannya. Mereka meminta semua maid untuk keluar sekarang juga dari mansion itu. Kecuali beberapa dari mereka yang dianggap akan berguna.
"AGNESE!"
Suara teriakan itu lantas membuat sang pemilik nama bergetar hebat. Ia tidak tahu lagi apa yang terjadi padanya.
"AGNESE, KAMU YANG KEMARI ATAU SAYA YANG DATANG DAN MEMBUATMU MATI."
Mendengar ancaman yang diberikan oleh makhluk pemarah itu. Agnese pasrah dengan apa yang akan dilakukan sang atasan padanya.
Dengan langkah cepat ia menghampiri sang tuan rumah yang berada di lobby mansion itu.
Kala ia sampai semua mata terpaku padanya. Tak ada sedikitpun kata yang keluar dari mulut mereka.
"Dimana, Gia?" Tanya Karel pelan. Namun, matanya yang didominasi itu tak dapat membohongi.
"Dimana, Gia?"
Tak mendapat jawaban dari sang pemilik nama dua kali. Karel sudah mulai tidak tahan jika harus mehanan Manuel.
"Dimana. Gia. Agnese." Ucap Karel penuh penekanan.
Hening.
"DIMANA GIA. SIALAN!"
"Di-- di-- di--."
"Apakah rahangmu sudah tidak dapat berfungsi lagi? Mau ku perbaiki?" Tawar Karel diakhiri dengan smirknya.
"Di gudang bawah tanah, tuan."
"Shit."
Tak menunggu waktu lama lagi untuk mendengar jawaban apa lagi yang akan dikatakan wanita itu.
Karel langsung berlari ke tempat dimana Gia berada. Ia tak habis pikir sama sekali apa yang ada di pikiran Agnese saat itu.
Menyusuri lorong ke arah kanan dan kiri. Melewati patung di setiap sisinya. Hingga ia berdiri di bawah lampu gantung yang memancarkan sinar tak begitu terangnya.
Ia menatap sebuah pintu yang ada di depannya. Perasaan tidak enak mulai menghantui benaknya.
Tangan kirinya bergerak memegang handle pintu coklat berbahan kayu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellagia
Teen Fiction📌 Budayakan follow sebelum membaca. 📌 Maaf jika ada kesamaan kata, nama, dan tempat kejadian. 📌 Pure imajinasi saya. 📌 Maaf jika ada ketidak sambungan kata. 📌 Baca part 15 dan seterusnya dulu ••|•• Alergan yang diisi oleh 8 manusia aneh, yang...