40. Pesan

12 4 0
                                    

Flashback on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback on

"Tere?"

Gia memasuki sebuah rumah tua yang tampak lama tak berpenghuni. Terlihat jaring laba-laba yang menguasai ujung pada plafon rumah.

Lantai yang ia pijak pun terdapat bekas tumpahan oli. Tempat apakah ini? Entahla itu sekarang tak penting. Yang sekarang penting itu Tere.

Suara serak sebab leher yang tercekat. Suara yang terbata karna derasnya air mata atau bahkan karena hidung yang tak dapat berbohong akan kesakitan.

Mpffhh

"Gia."

"Agnese?"

"Kau kan--" Agnese? Orang yang sudah di bunuh oleh Karel, hidup lagi?

"Aku masih hidup. Tere yang menolongku saat itu. Dibantu Alfa juga. Selama ini Tere diancam oleh nyonya Hanin. Dia yang telah--"

"Ya aku tahu, Hanin atau Rani Anindita. Orang ketiga di hubungan orang tuaku." Sudah sejak lama Gia mengetahui semua ini. Dengan itu ia memanfaatkan rencana di sekeliling nya.

"Gia?" Bingung Tere. Ia melangkah maju ke hadapan Gia dan merengkuh kedua bahu Gia. "Ini alasan lo selama ini ga pernah ngasi kepastian ke Karel?"

"Awalnya gue emang trauma sama cowok. Dengan janji manisnya atau apalah itu. Tapi makin kesini gue ngerasa bayangan tentang masa lalu hidup gue terulang kembali. Dari gue ngeliat Rani saat di sekolah. Orang yang tiba-tiba bawa tali itu. Atau bahkan saat dimana Tante Hanin (Rani) berniat jaga gue." Jelas Gia lalu menyandarkan punggungnya pada senderan sofa usang berwarna putih itu.

"Saat lo kabur waktu itu?" Tanya Tere bingung dengan semua ini. Apa-apaan semua kepanikan, kekhawatiran dan kerumitan ini dalangnya Gia.

"Gue gak sempet kabur." Ucap Gia menatap lurus ke depan. Telat ke wajah Tere. "Dan lo Ter, Gue harap lo gak menghianati gue ataupun Agnese. Karena hidup lo mungkin bakal lebih rumit kalau sampai lo berniat kaya gitu." Ucapnya menusuk.

Mereka saling tatap satu sama lain seakan mencari kebohongan pada netra masing-masing. Memikirkan segala kemungkinan terburuk.

"Lo masi inget Rere? Adiknya Karel yang meninggal karena dihamili oleh seorang lelaki? Itu kakak lo, bang Almer. Sewaktu gue ngalamin traumatik disana gue ngeliat banyak jebakan. Dan ada satu file yang gue kira itu jatoh waktu orang yang mau membunuh gue pergi. Saat gue suruh Alfa buat buka ternyata isinya Da Costa." Jelas Gia.

"Dan lo tau Karel dia ga bakal berhenti sebelum dia nge buat orang yang membuat adiknya bunuh diri menderita. Sekalipun itu keluarganya." Lanjutnya.

"Gia apa semua traumatik-mu itu bohong?" Akhirnya, Agnese yang menyimak sejak tadi mengeluarkan suaranya. Bagaimana Gia bisa tahu semua informasi itu padahal pada saat itu ia sedang dalam keadaan normal.

"Bisa jadi." Jawab Gia singkat.

"Dan semua ini rencana lo buat nge jauh dari Karel." Sambung Tere dengan wajah penuh kemenangan.

Bellagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang