2

1.1K 118 22
                                    

"Bang abi kecelakaan tante" 'deggg' benarr firasatku hari ini. Hancur, Mataku mulai berkunang kunang dan langsug ambruk di lantai dapur

"Dekk, ada apa?" Tanya mas yudha lari mendekatiku yang sudah duduk lemas di lantai

"Hallo?" Mas Yudha mengambil alih ponsel ku dan berbicara denga Ayla dengan suara yang di speaker olehnya

"Iya om?"

"Ayla ada apa?"

"Bang Abi kecelakaan om" terlihat dari wajah mas Yudha, aku tahu iya juga terkejut mendengarkan ini

"Gimana sekarang keadaanya La?"

"Masih di tanani dokter om, tante sama om cepet kesini ya, Ay- ayla ngga tahu hrus gimana ini ghefi juga nangis dari tadi, disini cuma ada Ayla, Ghefi, sa- sama As Asyaa Om" Asya?? Anak itu lagi. Ku kira ia akan segera musnah dari kehidupan anakku, namun nyatanya ia datang kembali, entah untuk apa kehdirannya.

"Yaudah la makasih nanti juga om sama tante terbang ke sana sekarang"

"Iya om" dan panggilanpun tertutup

Aku semaki lemas, entah kenapa semuanya selalu terjadi kepadaku. Aku tak siap jika harus kehilangan Anggota keluargaku, karena mereka adalah hidup dan matiku. 

"Maasss" panggilku merengek kepada mas Yudha dengan air mata yang sudah membasahi pipiku

"Iya sayang, ayo bangun dulu, minum dulu mas amblin" mas yudha mengambilkan air untukku dan aku meminumnya

"Tenang in dulu pikiran, ngga usah mikir macemmacem, ingat kan Abi seorang yang seperti aku, dia pasti kuat dia dia ngaakan kenapa kenapa" mas yudha mencoba menenangkan ku

"Mass aku mau terbang ke jogja sekarang juga" mas Yudha mengangguk lalu menelpon juniornya untuk membantu memesankan tiket untuk kami.

🌼🌼🌼🌼

Terbang di atas awan dengan hati yang risau adalah penerbangan ku malam ini pada pukul sebelas malam. Aku tak tenang karena Aku tak mendapatkan kabar lagi dari Ayla maupun Ayah ku

Setelah satu jam perjalanan aku langsung di jemput oleh pakdhe yang juga akan menyusul ayah di rumahsakit. Aku tak henti hentiya berdoa agar buah hatiku tak terjadi apapun  dengannya.

"Mama" ku melihat putriku berlari memelukku di lorong rumah sait ini, matanya sembab juga airmatanya yang masih membasahi pipinya. Aku harus tegar di hadapannya.

"Abang ma" aku mengangguk

"Iya iya sayang" aku mengecup pucuk kepalanya lalu mendekat ke arah ayah bagaimana kronologinya

Setelah di jelaskan Ayah dan Ayla aku paham. Siapa penyebab dari segala kejadian hari ini. Sebelumnya niatku pun tak membenci seseorang itu apalagi orang tuanya. Namun hari ini kesabaranku memang benar benar sudah di uji dan sudah habis untuk menghadapi manusia seperti itu. Aku tak habis pikir kenapa anak dan ibu itu sama. Sama sama menganggu keluargaku.

Aku menghapus airmataku lalu mendekati sesorang itu. Persis di depannya dan menatap tajam matanya

"Kamu puas?" Tanyaku  berketiak penuh emosi

"Kamu puas sudah mencelakakan anak saya?"

"Kamu senang usaha kamu untuk mencelakakan anak saya berhasil" aku tersenyum di sela airmataku mulai turun lagi

"Hahah hebat yaa kamu sudah berhasil untuk itu" aku bertepuk tangan di hadapannya.

Ingin sekali aku menampar wajah nya yang sok polos itu, ingin sekali aku menjambak rambutnya. Namun aku sadar aku mempunyai reputasi dan membawa reputasi Mas Yudha

ABIYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang