Hari menjelang pernikahan lebih tepatnya dua minggu lagi, papa dan mama super sibuk. Apalagi mama yang masih mengurus hantaran dan lain lain. Terkadang kasihan dengan mama yang kuwalahan mengurus acara dua minggu lagi itu. Namun jika aku memberi tahu mama, beliau malah tidak mau di ganggu katanya ini adalah hobinya dari dulu. Suka mau ribet jika ada orang yang akan menikah. Apalagi kini putranya yang menikah pasti mama ingin ikut andil dalam cara sakral putranya. Sehat sehat terus ya Ma...
Di umur yang sudah hampir menginjak tiga puluh tahun ini aku baru menemukan jodohku, yang tak lain dan tak bukan seseorang wanita yang ku anggap sebagai adik ku sendiri. Teman masa kecil ku sendiri, kadang juga mikir kenapa jika jodohku Ayla ngga sedari dulu aja ya nikahnya, padahal teman temanku rata rata sudah menikah, apalagi junior juniorku yang sudah mempunyai anak. Ah tak apa yang penting 'sido rabi' wkwkwkwk
Jika menginggat ingat hal menikah ingin rasanya aku tersenyum sepanjang hari, lucu saja kenapa baru di umurku yang sudah tua baru mendapatkan seseorang untuk pendamping hidupku
"Bang, kenapa senyum senyum sendiri dah" tanya Ghefi yang melihatku dengan wajah sinis
"Apa sibuk aja , bantuin mama sana" suruhku
"Dih mentang mentang mau nikah aja sombong bener dasar om om" Ghefi tertawa lepas di depanku
Ah jadi sedih jika seperti ini. Harus meninggalkan Adik, mama , papa yang sudah seberapa tahun ini bersamaku
Tak tega melihat Ghefi yang satu minggu lalu menangis di kamar dengan melihat foto masa kecilku dengannya, aku melihatnya diam diam ketika pintu kamarnya sedikit terbuka.
Ghefi berbicara dengan foto itu seakan akan dia berbicara di depanku .
Flasback
"Abang, sekarang abang udah mau nikah aja ni yeee" Ghefi melihat foto itu dengan serius
"Dulu aja masih suka kejar kejaran sama Ghefi, masih suka jailin Ghefi, masih Ghefi jemput pas pesiar"
"Ah pasti itu tidak akan terulang lagi ya bang, abang sebentar lagi udah mau jadi milik orang lain, lebih tepatnya mbak Ayla. Tapi Ghefi bersyukur sih bang, abang bisa dapet mbak Ayla, dan mbak Ayla juga orang yang tepat buat jagain abang selain mama. Abang tau nggak di balik sifat Ghefi yang keras kepala sama abang, suka ngebantah abang, suka ngeledekin abang, tapi Ghefi bener bener sayang sama Abang. Jika di dunia tidak semua orang menikah, pasti abang akan aku rantai di kamar nggak boleh keluar dan akan ku ikat abang selamanya sama Ghefi nggak boleh dapet cewek cewek di luar sana. Namun itu semua tidak mungkin. Secara yaaaaa Ghefi akui abang tampan , ganteng, gagah, kaya papa pula banyak juga yang suka abang, dari mulai temen Ghefi, temen mbak Ayla, tetangga Ghefi, anak Teman papa semuanya lah."
"Sekarang abang udah mau nikah aja, ninggalin Ghefi sendirian......" ku mendengarkan isak tanggis di akhir kalimat itu
"Ghefi masih mau lama sama abang"
"Pasti besok kalo abang udah punya anak pasti Ghefi udah di lupain, udah di geser posisi dari atas jadi di paling bawah. "
"Andaikan boleh pengen banget Ghefi ikut abang nikah sama mbak Ayla, ikut dimana pun abang dan mbak Ayla pergi. Namun semua tidak mungkin lagi"
"Abang Ghefi simpen foto ini ya, maaf jika Ghefi esok cengeng gara gara abang udah ngga di rumah ini lagi, Ghefi sayang banget sama abang dan bakal kangen abang pas abang udah memiliki rumah sendiri, ngga serumah lagi sama Ghefi" ah jadi terharu diriku mendengarkan adikku berbicara seperti itu
Seperti ada pedang yang menusuk jantung hatiku. Abang juga sayang kamu dek
Flasback off
Seperti itulah ceritanya. Namun aku tak berani membicarakan hal itu kepad Ghefi karena takut ia malu karena kepergok berbicara dengan foto.
"Eh dek sore sore gini enaknya beli eskrim rujak kali ya di pinggir jalan itu" tawarku padanya
"Aaaa mauu"
"Yaudah ayo, tapi mandi dulu lah udah bau kecut abang ini. Oiya jangan lupa ajak mbak Ayla juga ya" kataku berbalik arah dan berjalan kekamar mandi
"Oke pak bos"
Setelah selesai memakai baju ganti , aku pun keluar rumah, di sana sudah ada Gehfi juga calon istriku ah jadii maluuuuuu maksud nya Ayla
"Ini juga yang di tunggu udah selesai" ucap Ghefi melirikku sinis
"Kenapa tuan putri?" Tanyaku meledek lalu melewatinya dan menatap Ayla
"Ayo naik mobil" ucapku lembut padanya
Di belakang sana masih ada Ghefi yang cemberut dan kesal terhadap sikapku. Maaf ya adek abang paling manis.
Setelah memulai perjalanan menuju penjual rujak escream keheningan pun sudah mulai. Aku tak mau juga jika esok aku canggung terhadap Ayla jika sudah menikah
"Semuanya udah beres kan Ay?" Tanyaku melihat ke arahnya
"Iya bang udah rapi semua, tinggal nikah kantor tiga hari lagi" aku mengangguk. Iya aku dan Ayla akan nikah kantor di Tempat Ayla di tugaskan.
Mengenai pengajuan di sini? Ah semua sudah hampir beres. Sebentar lagi status Ayla akan menjadi seorang persit, istri ,juga ibu bagi anak anakku esok.
"Abang udah kelewatkan yang jualan" beh baru sadar ternyata aku.
"Iya iya abang puter balik dulu" setelah perputar balikan yang amat amat susuah karena kalian tahu lah jalan di tanggerang itu sangat padat apalagi sore sore seperti ini.
"Bang pesen tiga ya" pesan Gehfi
"Siap neng"
Ayla POV
Dua minggu menuju hari H adalah hari hari yang sangat ingin ku lama lamakan juga ingin segera. Entah aku merasa ingin masih lama menjadi gadis papa dan bunda. Tapi di sisi lain umurku juga sudah cukup mantab untuk menikah
Sore ini sore yang menyenangkan, membeli rujak es di pinggir jalan bersama calon adik ipar juga calon suamiku azeeeekkkkkkkk, bercanda ya
Setelah beberapa hari di sibukkan dengan urusan pengajuan pengajuan, kini akhirnya bisa bersantai sejenak.
Tante Azka juga Bunda selalu sibuk mempersiapkan beberapa hari menuju hari itu. Oiya acara pernikahan ku dan bang Abi akan di laksanakan di tanggerang juga di klaten karena memang bunda dan tante azka mempunyai rekan rekan di klaten.
Oke. Persiapanku untuk menjadi istri yang baik sudah ku pelajari dari buku panduan yang di berikan oleh teman sekantorku. Belajar juga dari cara bunda selalu melayani Papa. Semoga esok aku bisa menjadi istri yang berbakti kepada suamiku.
Tapi jujur ini sangat sangat membuat ku deg degan jika membayangkannya. Momen sekali seumur hidup akan segera aku lalui. Takut dan sedih juga jika meninggalkan Papa dan Bunda, menginggat aku adalah anak tunggal mereka. Semoga Papa, Bunda, Om Yudha, tante Azka selalu di berikan kesehatan serta panjang umur Aamiin.
"Kamu mau punya ku ay?" Tanya bang Abi memajukan sendoknya di depan mulutku
Entah mengapa refleks aku membuka mulut dan memakan es dari sendok bang abi. Padahal ini semua sama juga rasanya.
"Cie ciee yang mau jadi suami istri udah bar bar aja, kemaren mah malu malu" mendengar itu serasa pipiku panas, pasti saat ini memerah. Ah aku jadi malu
Haiii segini dulu yaa, maaf jika masih banyak kata yang salah juga masih Typo. Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan yang mungkin belum aku ketahui tapi aku tulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIYU
РазноеMungkin aku tak mengerti banyak tentang mu dan hidupmu. Tapi disinilah kita di pertemukan dengan jalan yang berbeda. Rasa itu tumbuh dengan seiring waktu sehingga aku ingin selalu bersamamu. Melewati suka dan duka di sisa sisa hidupku hanya bersamam...