HAI HOLLA YANG PENGEN LANJUT KARENA CERITA YANG KEMARIN GANTUNG, INI AKU UPDATE LAGI YA, SEMOGA SUKA DAN TIDAK MENGECAWAKAN. MAAF NGGA BISA BALES KOMEN SATU PERSATU TERIMAKASIH SEMUANYA🖤🖤🖤🖤
Akhirnya setelah sekitar dua minggu aku makan minum mandi dan semuanya di Rumah sakit dan satu bulan pemulihan kini aku sudah kembali pulang, yang tepatnya pulang di rumah dinas Papa di tangerang, jika kalian bertanya kenapa nggak di klaten dulu?
Ya aku akan menjawabnya, karena mama dan papa sepakat untuk membawa ku di tengerang, agar tidak menyusahkan uti dan kakung yang sedang sibuk di klaten. Aku sudah merasa jauh lebih sehat bahkan lebih semangat. Hari ku kembali berwarna lagi setelah keluar dari rumah sakit. Bisa melihat sinar matahari secara langsung lagi juga menghirup udara segar kembali. Dan tentu makan makanan yang ada rasanya
Tapi hari ini entah mengapa mama seperti sibuk akan menyiapkan sesuatu yang aku tak tau dan tak di beri tahu. Papa dan Ghefi pun juga seperti itu.
"Bi" panggil mama yang berada di dapur
"Iya ma" ku beranjak dari kursi depan untuk ke dapur
Eh ternyata mama tak di dapur melainkan di ruang keluarga, dengan papa dan Ghefi
"Iya ma?"
"Sini duduk depan papa" suruh papa, lalu aku duduk di hadapan papa. Sepertinya ini pembicaraan yang serius
"Bi, papa mau omong sirius sama kamu" aku menelan ludahku, entah mengapa seperti aku takut jika papa berbicara serius denganku
"Iya pa?"
"Papa udah lihat kamu, udah coba pahamin kamu sama mama mu. Umur kamu udah cukup buat menjalani hidup sendiri bersama seorang istri dan mempunyai keluarga sendiri. Tapi papa juga tau setelah waktu itu kamu nggak bisa buka hati lagi karena terlanjur dalem kan. Tapi mama dan papa putuskan buat jodohin kamu. Mau tidak mau , kamu harus mau , papa dan mama udah memikirkan yang terbaik buat mu nak" ucap papa panjang lebar. Tapi. Yang begitu menusuk hatiku yaitu kata perjodohan, kenapa?
"Pa-"
"Bi nurut nak sama papa" mama mencoba berbicara lembut kepadaku
Dan sekarang posisiku. Apalah daya??
Semua sudah di putuskan oleh papaku. Apakah aku bisa mengusiknya? Tentu tidak"Tapi berikan Abi buat memikirkannya pa"
"Papa akan memberikannya satu hari ini, karena besok keluarga kita akan bertemu untuk melamar anak mereka buat kamu" seketika aku terdiam
Besok? Apa ini aku belum mempersiapkan apapun untuk ini. Mental untuk melamar anak seseorang yang entah siapa itu.
Apakah aku bisa untuk menerima wanita itu, dan apakah wanita itu bisa menerima aku. Apakah dengan tidak adanya cinta dari kami, akan menyatukan kami?
*****
" Assalamualaikum warahmatullah...."Pagi ini adalah hari yang panjang untuk ku berdoa. Meminta ke pada-NYA untuk memberikan jalan terbaik untukku, dan jika memang ini adalah jalan yang terbaik untukku. Insyaalah dengan sepenuh hati aku menerima wanita itu.
Semoga wanita tersebut dapat memahami aku, dan aku juga dapat memahami nya. Semoga ia bisa seperti Mama yang selalu menyayangi papa, aku dan Ghefi dengan sepenuh hati.
Bismillah.....
Pagi ini Mama, Papa , Ghefi dan beberapa senior ku dan papa terus mondar mandir rumah ini. Namun satu, aku tak melihat tante manda yang selalu bersama mama juga keluarganya, mungkin mereka sedang sibuk juga
Senior senior papa silih berganti membawa entah itu pastik tenteng Entah apa yang mereka bawa dan persiapkan karena mama menyuruh aku untuk tetap beristirahat di kamar sebelum nanti aku harus mengucapkan lamaran untuk seseorang gadis itu.
Terkejut dan ingin menolak, tentu iya, namun ini sudah keputusan papa dan iya, aku merasakan putus asa untuk mencari wanita yang benar benar bisa menerimaku.
Tak apa mungkin ini jalan terbaik dari Allah untukku . Aku akan menjalaninya sesuai dengan alur dan jalannya dengan sepenuh hati.Tadi pagi papa dan mamapun mendatangi kamarku untuk menanyakan apakah aku siap dan mantab, dengan ijin dan Restu Allah aku mengatakan siap dengan suara yang mantab di depan papa. Setelah ku berpikir juga akan umurku, dan aku harus melepas masa lajangku.
"Abi" panggil mama
"Iya ma"
"Nak kamu mandi cepet terus pakai baju yang udah mama siapin di kamar mama ya, nanti di bantu sama papa sama Ghefi, mama sibuk nak" huh aku membuang nafas beratku
"Iya" setelah itu tak ada lagi suara mama, hanya ada bising bising suara seperti plastik untuk membungkus sesuatu. Oiya tentang cincin aku sedari pagi sudah mengukur cincin tersebut di hadapan mama dan papa di rumah. Mama dan papa mengundang salah satu toko penjual cincin untuk mengukur jariku. Oke yang lainnya sudah mama urus dan ini serba mendadak dan serba salah.
Setelah intruksi dari mama aku pun langsung menyiram tubuhku dengan air sangat segar. Siang siang yang sangat menyegarkan untuk mandi. Setelah selesai aku langsung pergi ke kamar mama untuk berganti pakaian
Di sana ada satu celan juga baju batik dengan warna paduan hitam dan Army. Sangat menarik untukku, tak lupa juga dengan sepatu yang sangat mengkilat di bawah itu
"Abang cepet ini pakaianya di ganti trus pakai ini, Ghefi kembali lagi" aku mengambil alih pakaian itu dan segera memakainya. Setelahh itu Ghefi pun kembali ke kamar mama.
Lalu Ghefi mempersilahkan aku untuk duduk di meja rias mama. Melihat diriku yang sudah rapi memakai baju batik, juga Ghefi yang sedang mencoba membenahkan rambutku dengan cream rambut.
Weysssssss nampak keren kali diriku ini
Eh enggak canda deng, orang gila memuji diri sendiri, padahal baru aja sembuh dari sakit malah bercanda.
"Weysss dah cekep kali abang" aku tersenyum atas pujian dari Ghefi itu
"Abi ini?" Tanya papa yang ternyata sudah ada di belakangku
"Iya dong pa , Abangnya Ghefi"
"Anaknya papa juga kalii, udah cakep kaya papanya" papaun tersenyum lebar dan berpose
"Ah apa papa udah tua ih" ucap Ghefi yang mengundang gelak tawa kami di ruangan ini
"Udah udah, Ghefi kamu siap siap cepet kita segera berangkat" entah dimana aku juga tak tahu rumah orang yang akan ku lamar karena semuanya tak ada yang memberi tahu.
Azka POV
Hari ini hari yang sibuk namun juga membahagiakan untuk kami. Alahamdulillah semuanya berjalan sesuai dengan rencanaku dan Mas Yudha. Ibuk dan ayah tak bisa mengahadiri acara cucunya ini karena di desa sedang ada acara. Jadi hanya Umi dan Papa yang dapat mendampingi kami untuk menghantarkan abi melamar seorang gadis cantik nan sopan itu.
Aku tak membicarakan hal ini sebelumnya kepada abi, siapa yang akan menjadi tunangannya, dan dimana rumahnya, karena ini sepesial dan surprise.
Oke setelah semua siap aku segera memasukkan hantaran ke dalam jok mobil di bantu oleh senior mas Yudha
Di keluarga kami, ada Kelaurga bang Haris, Mbak kartika juga umi dan papa dan beberapa senior dan junior mas Yudha juga teman teman untuk menghantarkan Abi Kami berangkat pukul satu siang. Mengapa kami memilih mengadakan acara lamaran pada siang hari? Ya karena di dalam jawa sering orang yang melamar pada siang hari, (jika tanya alasnanya cari di google aja ya teman teman, takut salah) jadi kami akan berangkat menuju sebuah restoran yang sudah di pesan khusus untuk acara lamaran ini.
Alhamdulillah abi tak banyak memprotes tentang ini. Senyumnya tipis tipis mulai mengembang di padu dengan kumis tipis yang membuat tampan anak ku itu. Aku bangga terhadapnya.
Dia duduk di jok paling depan bersama dengan temannya. Semoga abi suka dengan pilihanku dan mas Yudha, juga semoga mereka bisa terus bersama dan melangsungkan acafa pernikahan yang akan kami tentukan nantinya. Impianku selama ini akan satu persatu tercapai. AlhamdulilahSetelah sampai di tempat tujuan kami, aku bernafas lega lalu memberikan bunga kepada Abi untuk nanti di berikan kepada tunangannya. Bismillah lancar......
HEHE MASIH GANTUNG YA? TUNGGU NEXT CERITANYA YA
MAAF JIKA MASIH BANYAK KESALAHAN SEE YOU

KAMU SEDANG MEMBACA
ABIYU
CasualeMungkin aku tak mengerti banyak tentang mu dan hidupmu. Tapi disinilah kita di pertemukan dengan jalan yang berbeda. Rasa itu tumbuh dengan seiring waktu sehingga aku ingin selalu bersamamu. Melewati suka dan duka di sisa sisa hidupku hanya bersamam...