26. Terpuruk

10 1 0
                                    

Suara dentingan jam terdengar di kesunyian malam dengan waktu menunjukkan 02.30 dini hari. Sedangkan Alena masih sibuk dengan pikirannya yang masih berkalut dengan masalah-masalah yang terus datang silih berganti.

Belakangan ini pikirannya sangat kacau. Keluarganya pun ikut kedalam masalah yang tengah dia hadapi. Alena benar-benar kacau setelah mengetahui hal itu dari salah satu pesan yang tidak diketahui nama pemiliknya.

Flashback on

+628126****
Gimana kabar terbaru yang saya lakukan untuk keluarga kamu? Sangat mengagetkan bukan? Ingat Alena!! Ini karena kamu tidak mau mengikuti perkataan saya tempo hari

Flashback off

Alena sudah menduga pesan itu dari papa dio. Karena belakangan ini hanya dia yang terus mengancam Alena.

Hanya dia yang terus menerus memaksa Alena untuk membunuh darah dagingnya.

Masalah ini membuat Alena tidak bisa berfikir jernih bahkan Alena sangat frustasi dengan hal itu yang menyebabkan dirinya tidak nafsu makan.

Apalagi mengingat dirinya yang tengah mengandung anak di luar pernikahan. Walaupun Alena tidak memikirkan bagaimana reaksi orang lain terhadapnya nanti setelah mengetahui dirinya tengah hamil.

Tapi bagaimana jika anak yang tengah di kandungannya kini lahir ke dunia. Bagaimana nanti jika dia menanyakan seorang ayah, bagaimana nanti dia di cap sebagai anak haram.

Sungguh Alena tidak sanggup jika suatu saat anaknya di pandang sebelah mata oleh orang-orang.

"Kamu harus jadi anak yang kuat ya sayang walaupun kamu lahir tanpa seorang ayah, tapi disini ada bunda yang akan selalu ada untuk kamu, yang mencintai dan menyayangi kamu setulus hati bunda." Lirih Alena dengan air mata yang sudah memupuk di matanya sembari mengelus perutnya dengan lembut.

"Dan kamu juga harus kuat kalau nanti bunda ajak kamu hidup susah karena sekarang kita harus bantu kakek kamu." Air mata Alena sudah tidak bisa terbendung lagi mengingat hal itu.

Alena sangat sakit hati mengingat bahwa semua masalah ini berawal dari dirinya sendiri yang melibatkan orang tuanya juga terjun kedalam masalah.

Isakan tangis di tengah malam terus terdengar menyakitkan bagi siapa saja yang mendengarnya.

Alena menyesal telah mengenal dio bahkan telah jatuh cinta kepada orang yang itu. Masalah ini berawal dari dio! Dio yang telah menghamilinya, bahkan Dio yang telah meninggalkan nya Dio dan sekarang apa salah Alena mempertahankan anaknya? Cukup Dio yang meninggalkan nya jangan lagi darah dagingnya. Tapi lagi-lagi itu membuatnya semakin terjun kedalam masalah.

"Hiks..hiks.. Lo jahat." Lirih Alena dengan terus terisak dengan tangisanya.

Hingga tidak terasa matahari mulai terbit dan Alena tidak tidur semalaman hanya untuk menangisi nasibnya itu.

Alena mulai bergerak menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sudah sangat kusut.

Untungnya hari ini Alena libur kuliah jadi setelah ini dia bisa bersantai dirumah menikmati hari liburnya yang hanya dirumah saja.

Setelah selesai dengan aktifitas nya dikamar mandi dan telah siap dengan balutan baju rumahan, Alena segera turun dari kamarnya menuju ruang makan karena perutnya sudah terasa sangat lapar dan meminta untuk diberikan asupan.

"Pagi sayang." Ucap Nia kepada putrinya sembari menata makanan di atas meja makan.

"Pagi Bun, yah." Jawab Alena dengan nada sedikit lusuh.

"Loh, anak ayah kenapa masih pagi udah lusuh gitu?" Tanya Mahesa

"Gak apa-apa yah." Jawab Alena sekenanya

Seketika suara teriakan heboh terdengar seantero rumah yang membuat orang yang mendengar teriakan itu telinganya sedikit berdengung.

"Pagi semuaaaaa!!!" Teriak ashila yang baru saja datang ke ruang makan.

"Berisik!!" Omel Alena kesal

"Wes, santai dong kak. Gausah marah-marah, lagi PMS ya?" Jawab ashila dengan nada sedikit menggoda
Dan sedetik kemudian bertanya "Btw mata Lo kenapa kak kok item banget, terus bengkak gitu?"

"Gak usah kepo!" Ketus Alena

"Galak amat si bu.." jawab ashila jahil dan kemudian menjentikkan jarinya tanda mengingat sesuatu. "Lo putus sama kak Dio ya?" Tanya ashila dengan tatapan menyelidik.

"Uhuk..uhuk.." Alena tersedak makanannya sendiri.

"Yaelah kak pelan-pelan kali makannya, gak bakalan gue rebut makanan Lo santai aja." Ucap ashila

"Nah kan, kalau makan jangan ngobrol terus jadi kesedak makanannya kan!!." Teriak Nia yang mendengar Alena tersedak sembari membereskan peralatan dapurnya.

"Iya bun maafin kitaaaa!" Jawab ashila kepada sang bunda dengan teriakan juga.

Sedangkan Mahesa yang melihat kelakuan istri dan Kedua putrinya itu hanya terkekeh geli. Mungkin karena Suasana pagi yang seperti hutan.

"Tapi kak Lo beneran putus ya sama kak Dio?" Bisik ashila yang masih penasaran

"Apaan si Lo?!! Gue semalem cuma maraton nonton Drakor doang kok gue bergadang sampe pagi!" Ucap Alena berbohong.

"Tapi kok bengkak gitu, kaya abis nangis?" Tanya ashila lagi

Belum sempat menjawab Mahesa sang ayah sudah lebih dulu berbicara.

"Sudah-sudah kalian makan dulu nanti lanjut lagi ngobrolnya." Ucap Mahesa melerai perdebatan kedua putrinya itu .

Suasana menjadi hening tidak ada yang mengobrol lagi. Alena dan ashila yang mendengar itu segera menikmati makananya.

Hingga suara sang bunda kembali terdengar. "lena, nanti kamu anterin pesanan customer bunda lagi ya? Mau kan?"

Alena yang mendengar itu terduduk lesu, hari ini dirinya berniat untuk bersantai dirumah karena mengingat semalam dia menangis semalaman dan bahkan dirinya tidak tidur sama sekali.

Jadi sekarang tubuhnya merasa sangat lelah dan ingin  sekali berhibernasi seharian. Tapi berhubung sang bunda memintanya mengantarkan pesanan mau tidak mau Alena menurutinya.

"I-ya bun."

🌼🌼🌼

Setelah sarapan pagi selesai, Alena segera mengantarkan pesanan itu dengan berjalan ngontai.

Ditengah perjalanan Alena tidak fokus terhadap hal yang disekitarnya dirinya terlalu lelah hingga tanpa sadar ada sebuah mobil berlaju kencang kearahnya.

Tinn-tttiiiiiiiiinnn....

"Aaaaaaargghhh."


------
Jangan lupa vote dear❤️

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang