Sudah seminggu lamanya Alena bekerja di cafe milik rendi. Alena tampak senang karena sekarang dirinya bisa bekerja untuk membantu ayahnya. Walaupun terkadang Alena sendiri merasa lelah akibat dirinya harus bekerja setelah selesai perkuliahan dan mengingat dirinya juga tengah hamil.
"Selama Lo kerja disini Lo excited banget." Ucap rendi
"Iyalah gue excited karena kan dengan gue bekerja di tempat Lo otomatis gue dapet penghasilan."
"Iya juga si, tapi inget Lo lagi hamil. Jangan terlalu cape."
"Siap pak komandan." Seru Alena dengan sedikit ejekan
Sedangkan Rendi yang gemas akan tingkah Alena pun mencubit pipinya yang terlihat cuby. "Aws, sakit tau!!" Seru Alena sembari mengerucutkan bibirnya.
"Ahaha, abisnya Lo lucu." Rendi tertawa renyah melihat Alena yang tampaknya tidak senang terhadap cubitannya itu.Sehingga sebuah suara melerai candaan keduanya.
"ekhem permisi pak." Seru Sely sembari melirik tak suka terhadap Alena.
"Oh iya sel ada apa?"
"Mm.. anu pak tadi ada pak dio mengantarkan surat undangan ini untuk bapak. Beliau tidak sempat mampir karena buru-buru."
Alena Mendengar bahwa Sely menyebutkan nama Dio langsung membelalakkan matanya. Mungkinkah Dio orang yang menjadi penyebab dirinya hamil dan semua masalah itu terjadi ataukah dio yang lain. Tetapi hal itu tetap membuat alena terkejut akan nama itu."Oh, iya terimakasih." Ucap Rendi ramah tak lupa dengan memberikan senyuman manisnya itu.
Sely yang melihat senyuman manis Rendi itu seketika salah tingkah dengan wajah yang merona. "Ka-kalau gitu saya permisi dulu pak."
Setelah mengucapkan itu Sely langsung pergi dari keduanya dengan memberikan tatapan tajamnya Kepada Alena.Serasa Sely tidak terlihat lagi oleh keduanya Alena pun membuka suaranya untuk menanyakan rasa penasarannya itu. "Mm..ren, kalau boleh tau itu Dio temen lo yang mana ya?" Tanya Alena yang sedikit ragu dengan ucapannya.
"Oh ini Dio temen SMA gue, dan akhirnya dia nikah juga sama cewek yang selama ini dia kejar mati-matian."
"Beruntung yah. Perjuangan nya gak mengkhianati hasil." Seru Alena mencoba menimpali walaupun jawaban dari Rendi kurang memuaskan rasa penasarannya.
"Iya gue salut si sama dia. Ceweknya ini cinta pertamanya waktu sekolah. Mereka sudah pacaran lama banget ya mungkin kurang lebih 5 tahunan dan entah apa yang nyebabin mereka putus, padahal dulu tuh mereka couple goals disekolah. Gue denger-denger si karena si ceweknya bosen sama si dio ini. Tapi ya, gitu deh si dio gak pantang nyerah gitu aja walaupun dia udah di putusin sama ceweknya tapi dia tetep mati-matian masih ngejar ceweknya." Ucap Rendi menjelaskan panjang lebar.
DEG!!
"Mm.. kalau boleh tau nama ceweknya siapa ya ren?" Tanya Alena masih dengan rasa penasarannya.
"Sena, arsena lauryn Abraham. Dia cinta pertamanya seorang Dio Mahendra Surya."
DEG DEG DEG!!
Mendengar penuturan Rendi barusan membuat Alena tertegun di tempatnya. Mata Alena mulai berkaca-kaca rasa sakit dihatinya kini muncul lagi setelah dirinya mencoba untuk melupakan dio. Walaupun sebenarnya dia belum bisa melupakan dio sepenuhnya apalagi kini dirinya tengah membawa anak Dio di dalam kandungannya hal itu justru sangat sulit untuk Alena dengan semudah itu melupakan dio.
Jadi benar selama ini Dio tidak pernah mencintai Alena ? Dan semua perjuangan Dio terhadap Sena sangatlah besar bahkan Dio mati-matian mengejar cinta Sena. Selama ini Alena benar-benar hanya dijadikan bahan pelampiasan semata olehnya Dan setelah itu Alena terbuang bagai sampah yang tak berguna.
"Len, Lo kenapa?" Tanya Rendi khawatir Karena melihat Alena yang tiba-tiba saja menangis.
Pertahanan Alena untuk membendung air matanya tidak sekuat itu jika mengingat tentang Dio yang sangatlah berpengaruh besar terhadap hatinya. Air matanya masih terus membasahi pipinya Alena sungguh tidak menyangka akan hal itu. Walaupun seharusnya Alena sudah tidak kaget lagi tetapi kenyataannya hal itu masih membuat Alena sakit hati. Terlebih mendengar langsung dari seorang teman semasa SMA nya Dio.
"Len?" Ucap Rendi lagi dan seketika langsung meraih tubuh rapuh Alena dalam dekapannya dan mencoba menenangkan Alena yang masih menangis.
"Sstt..lo kenapa? Ada yang salah sama ucapan gue?" Tanya Rendi yang mencoba menerka jika ada yang salah dalam ucapannya tadi.
"Len?" Tanya Rendi yang kini mensejajarkan wajahnya dengan Alena.
"Gu-gue.. gue gak apa-apa."
"Lo jujur sama gue, Lo kenapa? Ada apa sama Dio dan Sena?"
"Gak kok"
"Len? Apa Dio itu cowok yang udah..."
"Hiks..hiks i-iya."
"Jadi bener? Dio orang yang udah buat Lo kek gini? Dan dia cowok yang Lo ceritain waktu itu yang lebih memilih mantannya ketimbang Lo?" Tanya Rendi yang hanya di angguki lemah oleh Alena.
"Astagaaa len, maafin gue. Gue gak bermaksud buat Lo sakit hati sama ucapan gue tadi."
"Gak apa-apa kok, mungkin udah seharusnya gue gak kayak gini dan terima semuanya."
Rendi yang mendengar ucapan Alena itu seketika langsung memeluk nya lagi mencoba untuk memberikan penenang untuk Alena yang dia yakini kini mungkin Alena sangatlah rapuh mengingat laki-laki yang dia cintai akan menikah dengan wanita lain yang tak lain mantannya sendiri dimana kini Alena tengah mengandung anak laki-laki itu. Rendi bisa merasakan bagaimana rasa sakit itu ketika ditinggal menikah oleh seseorang yang dulunya berarti untuknya.Dilain sisi Sely yang melihat adegan pelukan itu wajahnya berubah menjadi merah padam.
"Awas aja Lo! Berani-beraninya Lo peluk-pelukan sama pak Rendi!!" Gumam Sely yang tak dapat di dengar oleh siapapun dan kemudian berlalu pergi.
🌸🌸🌸
"Mba untuk tagihan meja no 49 ya." Seru salah satu karyawan yang menghampiri Alena.
"Sebentar ya." Jawab Alena ramah.
"Mba Alena kok matanya merah abis nangis ya?"
"Keliatan banget ya aku abis nangis?" Tanya Alena balik untuk menanyakan kondisi wajahnya sekarang. Karena jika benar itu sangat terlihat bahwa dirinya habis menangis akan sangat tidak etis dilihat orang-orang.
"Mm.. hehe iya mba, tapi mba Alena tetep cantik kok."
"Udah nih tagihannya kamu kasih dulu aja ke meja no 49 habis itu aku titip kasir dulu ya. Aku mau cuci muka." Seru Alena dan kemudian berlalu dari tempatnya.
Seseorang yang mendengar itu tersenyum miring "Rasain Lo!!" dan kemudian berlalu pergi.
Alena yang sudah mencuci mukanya agar tidak terlihat habis menangis itu bergegas untuk kembali ke tempatnya karena dirinya tidak enak terhadap temannya meninggalkan kasir begitu lama apalagi cafe sedang ramai-ramainya.
"Aaaaaaaaaarghh."
BRUKK!!!
-------
Hai readers kira-kira apa ya yang terjadi sama Alena?Dan btw maaf ya baru update hehe
Happy reading
Seeyousoon ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA
RandomGadis cantik yang terluka karena cinta dan menyerahkan segalanya untuk seseorang yang dicintainya tapi ternyata sebuah pengkhianatan yang dia terima. Kadang takdir selucu itu. . . . . . . . . . 🏅 = #1 : dikhianati (2 September 2021) 🏅 = #5 : tek...