28. Bandung

9 1 0
                                    

Pagi hari dengan cuaca yang sangat cerah. Satu keluarga sudah siap dengan tas besarnya masing-masing. Mereka semua akan segera pindah dari rumah tercintanya itu.

"Bun, lena ikut anter kalian ke Bandung ya. Lena mau nginep untuk beberapa hari disana. Sekalian refreshing otak hehe."

"Kamu kenapa gak ikut sama kita aja tinggal di Bandung lagi. Bunda khawatir kalau misalnya kamu sendirian di Jakarta." Ucap Nia khawatir.

"Bunda, Lena kan udah gede. Lena bisa jaga diri baik-baik, bunda gak udah khawatir, kan semalem kita udah deal dan ayah juga udah setuju. Tenang aja lagian kan sekarang Lena ikut kalian walaupun cuma beberapa hari doang disana hehe." Jawab Alena

"Yah, nanti gak ada temen berantem lagi deh disana." Lirih ashila.

"Husst, ngomongnya jangan kaya gitu dek." Ucap Mahesa memperingati anak bungsunya.

"Hehe, maaf yah." Ucap Ashila "Lagian Lo si kak, kenapa gak ikut aja nanti Lo pasti bakalan kangen sama gue!" Lanjutnya dengan nada kesal.

"Bukannya Lo ya, yang nanti bakalan kangen sama gue." Jawab Alena.

"Udah, ayo kita berangkat nanti kita ketinggalan bis." Ucap Mahesa mengingatkan.

3 jam perjalanan jakarta-Bandung kini mereka sudah sampai di kampung halamannya. Rumah yang tampak sangat sederhana dengan lantai 1 tingkat tetapi memiliki model minimalis kini menjadi tempat tinggalnya lagi.

"Udara di sini tetap masih asri ya Bun, sama kaya dulu." Ucap Alena yang melihat-lihat halaman rumahnya.

"Iya sayang." Jawab Nia sembari mengelus pucuk rambut putrinya.
"Yuk masuk, bunda mau beresin barang-barang dulu."

"Lena di sini dulu deh bun, masih mau nikmatin udara Disini."

"Yaudah bunda masuk duluan ya."

"Siap bunda ratu." Jawab Alena degan konyol.

Alena sengaja ingin ikut ke Bandung untuk beberapa hari sesuai dengan ucapannya bahwa dirinya ingin refreshing otak. Karena banyak nya masalah hidup yang Alena alami beberapa bulan belakangan ini. Dengan sedikit refreshing mungkin akan sedikit menghilangkan masalahnya itu dari pikirannya.

Udara sejuk kota Bandung sangat menyejukkan pikiran dan pandagannya. Hamparan kebun teh terbentang luas di sekitaran rumah nya kini yang menjadi daya tarik tersendiri untuk refreshing nya kali ini.

Alena berjalan-jalan di sekitaran kebun teh itu. Dia melihat ada sebuah ayunan di salah satu pohon dan Alena segera menghampiri nya.

"Punten, neng teh orang baru ya di sini." Tanya ibu-ibu yang mungkin sedang bekerja memetik daun teh itu.

"Saya Alena Bu, anaknya pak Mahesa dan Bu Nia ." Ucap Alena ramah

"Oh anaknya pak Mahesa. Duh udah gede ya sekarang cantik lagi." Puji ibu-ibu itu yang membuat Alena tersenyum ramah mendengar nya.
"Sok atuh di lanjut main ayunannya. Ibu mau metik teh lagi." Lanjutnya.

"Iya Bu." Jawab Alena singkat masih dengan nada ramah.

Alena menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajahnya. Pikirannya sedikit tenang dan sedikit melupakan masalahnya.

🌼🌼🌼

"Gimana tadi jalan-jalannya?" Tanya Nia kepada putri sulungnya.

"Ya.. sedikit bisa merefresh pikiran lah Bun." Jawabnya sembari menghembuskan nafas nya
"terus tadi Seru juga tadi lena bantuin ibu-ibu yang lagi kerja metik daun teh." Lanjut Alena antusias. Karena dirinya tadi sempat membantu memetik daun teh setelah bosan bermain ayunan.

"Syukurlah, kalau kamu sedikit bisa nenangin pikiran kamu." Jawab Nia

"Makanya kak tinggal disini aja sama gue." Seru ashila menimpali.

"Gak bisa, gue harus tetap harus di Jakarta. Kan kuliah gue disana."

"Kan bisa pindah kak ke sini, gue aja pindah kok."

"Sudah-sudah kita makan dulu." Jawab mahesa yang baru saja datang.

Setelah itu mereka makan dalam diam. Alena tidak menjawab pertanyaan adiknya tadi. Karena dirinya sudah bertekad untuk membantu ayahnya bekerja di Jakarta. Dan Alena tidak tega jika alasannya itu akan membuat ashila ingin ikut juga membantunya.

Makan malam telah selesai. Alena langsung masuk ke dalam kamarnya. Hari ini lumayan membuat dirinya lelah walaupun hanya berjalan-jalan saja.

Alena menatap langit malam kota Bandung dari jendela kamarnya. Suasana malam hari begitu tenang dan damai dengan udara malam yang sangat dingin. Alena menghirup udara malam banyak-banyak. Karena menurut nya itu bisa menenangkannya.

"Anak bunda baik-baik ya." Monolog Alena sembari mengelus perutnya.

Setelah selesai menikmati udara malam Alena bergegas naik ke atas ranjang tidurnya untuk beristirahat.

-----
Maapkeun part ini pendek wkwk
Jangan lupa vote dan komennya❤️

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang