Mafia series.
18+
Andrea Rosella
Nama yang menggambarkan sosok remaja cantik yang menyukai tantangan dalam hidupnya. Sosok yang juga merupakan salah satu anggota intelejen paling rahasia di negaranya. Walaupun umurnya masih sangat muda dirinya tida...
Haii teman-teman Lama gak? Enggak Kenya hihihi Ini kelanjutannya yah
Catatan: Part ini mengandung unsur dewasa yah gyus. Yang masih kecil harap menjauh!
Selamat membaca
----
Mata Andrea mengerejap perlahan saat ia merasakan hembusan angin yang menerpa tubuhnya. Dingin, itulah Andrea rasakan dan saat matanya terbuka ia mendapati langit-langit kayu yang asing baginya. Dengan cepat Andrea menegakan tubuhnya melihat sekeliling ruangan tersebut. Sebuah danau pun dapat ia lihat tepat di depan matanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dimana ini?" Ucap Andrea sembari memijit keningnya saat rasa pusing menghantamnya. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian terakhir kali sebelum dirinya tidak sadarkan diri.
Andrea berdecih saat mengingat kejadian yang belum lama menimpanya. Ia mengingat bahwa sosok Maxel berada di kamar hotelnya sebelum dirinya tidak sadarkan diri. Andrea juga mengingat bahwa ada yang memberinya obat bius dan dapat dipastikan bahwa Maxel tidak sendirian saat menunggunya.
"Sial, akan ku balas kalian!"
Andrea berdiri dan berjalan keluar kamar untuk melihat-lihat. Sangat asing baginya bangunan tersebut ditambah lagi udara yang ada di sini lebih dingin dari pada mension Maxel. Bangunan ini sangat unik menurutnya karena dipadukan dengan ornamen kayu dan kaca yang kuat dalam bangunannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tunggu kaca?" Sentak Andrea saat menyadari sesuatu. Dengan cepat ia mendekat ke arah kaca bangunan tersebut dan memperhatikannya seksama.
"Tidak mungkin ini...,"
Andrea langsung menyentuh kaca tersebut dan benar saja tebakannya. Kaca itu langsung mengeluarkan cahaya biru yang merambat ke kaca lainnya. Melihat itu pun Andrea langsung berlari kembali ke kamar tempat pertama kali ia bangun tadi.
Terlambat, pembatas berupa kaca yang terbuka lebar tadi telah tertutup dengan sendirinya. Andrea berdecak kesal saat ia terlambat untuk menyadari bahwa dirinya telah terkena perangkap dari mafia satu itu. Kembali Andrea mendekat kali ini dirinya menyentuh kaca tersebut dengan satu jarinya.
