BAB 23 || Truth in the game ?

1.1K 47 20
                                    


Hii gyus apa kabar xixixi, moga baik ya.....
Cie yang jarang buka watppad karena kesibukan kuliahnya. Maaf banget ya, ini dia kelanjutan untuk cerita ini.

Oh iya sebagai bukti permintaan maaf untuk chapter 24-25 nanti aku upload barengan ya hehe, tapi tungguin aja terus cerita ini sampai selesai....

Selamat membaca

"Max, Ibu datang menj-" Ucapan Carine terhenti saat melihat sosok telanjang yang tengah tertidur membelakanginya.

"Apakah Maxel ku bermain dengan jalang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah Maxel ku bermain dengan jalang?"

Wanita paruh baya itu mendengus kesal saat mengetahui bahwa putra semata wayangnya memakai jalang untuk melampiaskan hasratnya. Carine mendekat ingin membangunkan jalang itu dan mengusirnya untuk pergi dari mension ini. Namun saat dia mengitari tempat tidur anaknya dan melihat rupa wajah wanita yang tengah tertidur lelap itu, dirinya terkejut bukan main. Pasalnya sosok tersebut adalah wanita yang tidak asing lagi baginya.

Sebuah senyum terbit dari sudut bibir Carine, dirinya benar-benar yakin bahwa ada sesuatu diantara kedua insan tersebut. Saat kakinya mulai melangkah ingin semakin dekat dengan sosok itu, di saat yang bersamaan terdengar sebuah suara yang membuatnya menoleh ke belakang.

"Ibu?"

Maxel keluar dari kamar mandi masih dengan handuk yang melilit pinggangnya. Pria itu terkejut dengan kedatangan sang Ibu ke mensionnya. Sedangkan Carine yang mendapati anaknya itu langsung melipat kedua tangannya di dada untuk meminta penjelasan tentang apa yang baru saja dilihatnya.

"Jangan membangunkannya, dia baru saja tertidur." Ucap Maxel lagi dengan wajah datarnya, namun wanita paruh baya itu dapat menangkap sebuah nada kelembutan di dalamnya.

Baru kali ini Carine mendapati Maxel seperti itu, apalagi menyangkut soal perempuan. "Kalau sudah seperti ini Maxel pasti tidak akan pernah melepaskan wanita itu lagi selamanya." Batin Carine.

Maxel menarik selimut lebih tinggi lagi untuk menutupi tubuh telanjang Andrea. Tangannya mengelus rambut pirang itu dengan lembut sebelum akhirnya dia membalikkan badannya menghadap sang Ibu. Pria tersebut memasang tampang datarnya menatap wajah Carine.

"Turunlah ke tempat biasa, aku akan ganti baju dulu." Ucap Maxel memerintahkan sang Ibu untuk pergi ke tempat biasa mereka mengobrol.

Carine yang mendengar nada bossy anaknya itu menghembuskan napasnya perlahan. Selalu saja putranya ini bertingkah kurang ajar terhadapnya. Namun Carine pun akhirnya menuruti perintah sang anak untuk pergi ke tempat dirinya dan Maxel berbincang.

Setelah kepergian sang Ibu, Maxel bergegas mengganti pakaiannya dan pergi meninggalkan kamar. Tidak lupa pula dirinya mengunci pintu supaya Andrea tidak keluar kamar sebelum ia kembali.

"Jadi?" Tanya Carine setelah putranya itu berada di ruangan yang sama dengannya.

"Ya, seperti yang Ibu lihat."

The secret of darkness (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang