BAB 14 || Never Afraid of You

1.1K 50 9
                                    

Dengan segala kesibukan ku didunia persekolahan maafkan aku yang lama sekali updatenya. Ini kelanjutannya ya Zyng-zyng Nom ❤️

Oh iya aku mau ngucapin terima kasih ya telah mau menyempatkan diri membaca cerita ini.

Selamat membaca

----

Sedari tadi benda hangat tersebut terus mengecup punggung terbuka sosok yang tengah tertidur pulas di atas lengan kokohnya. Walaupun dia tengah mengecup punggung tersebut namun sang pemilik tidak merasa terganggu sama sekali. Sepertinya sosok itu terlalu kelelahan padahal mereka tidak melakukan apa-apa semalam.

"Tidurmu nyenyak sekali baby girl." Ucapnya sembari membalikkan badannya tersebut untuk menghadap ke arahnya. Mulut yang sedikit terbuka membuat sosok pria matang tersebut merasa tergoda untuk mengecapnya.

Cup

Kedua benda kenyal tersebut menyatu seketika namun sang pria tidak melumatnya hanya menempel saja. Cukup lama bibir keduanya bertemu sebelum akhirnya dia melepaskannya. Bunyi smartphone yang berada di atas nakas samping tempat tidur membuatnya menoleh. Tangannya yang meraih benda pipih itu dan menempelkan di telinganya.

"Max, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa lama sekali, kau tidak lupa kita akan melakukan apa hari ini?" Ucap Javier di sebrang sana. Pria tersebut telah menunggu lebih dari satu jam di ruang tamu mension Maxel.

Helaan napas panjang terdengar di telinga Javier. "Tunggu sebentar lagi aku akan turun ke bawah." Balas Maxel tanpa rasa bersalahnya yang membuat Javier berdecak kesal.

"Max apa kau habis bercinta dengan Andrea? Ckk, bisa-bisanya kau melakukan itu di saat kita sedang sibuk dengan pekerjaan." Ucap Javier memarahi sepupunya itu padahal tidak ada yang terjadi di antara keduanya semalam. Namun entah apa yang membuat Maxel seperti ini tidak biasanya dia bangun lambat.

"Ok baiklah kau boleh melakukannya namun ingat harus selalu berhati-hati jangan sampai gadis kecil itu hamil oleh benihmu Max!" Lanjut Javier memutuskan panggilannya.

Terdiam, Maxel masih mencoba mencerna perkataan terakhir Javier. Selama ini dirinya tidak berpikir bahwa akan terjadi sesuatu diantara keduanya. Maxel pun tidak pernah mengenakan pengaman ketika bercinta dengan Andrea.

Pria tersebut tidak pernah sekalipun berpikir apa yang barusan dikatakan oleh sepupunya itu. Maxel kembali melirik Andrea yang masih tertidur pulas di atas lengannya. Tangannya pun terangkat mengelus wajah mulus tersebut dengan lembut.

Entah mengapa dirinya sedikit tertarik dengan perkataan Javier. Walaupun dirinya tidak pernah berpikir akan memiliki anak dengan wanita yang selama ini ditidurinya. Namun sepertinya dia akan mulai berpikir untuk yang satu itu bersama Andrea kelak.

"Reaksi apa yang akan kau tunjukkan ketika kau mengandung anakku Andrea?"

----

"Kapan aku bisa menyelesaikan semua misi ini Tuhan?" Ucap Andrea dengan nada malasnya sembari melihat ke arah para pelayan yang sibuk dengan pekerjaan mereka. Sedari tadi dirinya hanya duduk diam tidak berkutik disofa ruang tamu mension tersebut.

Saat ini Andrea tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal yang lain atas perintah Maxel. Pria tersebut telah pergi sedari dia bangun tidur pagi tadi dan Maxel memerintahkan kepadanya untuk duduk diam di ruang tamu sampai dirinya pulang. Perintah itu harus dituruti olehnya kalau dirinya tidak mau untuk dikurung di kamar lagi.

"Ayolah Andrea kau bukan anak kecil lagi bodoh! Untuk apa takut dengannya?" Andrea berdecak kesal saat dirinya sedari tadi duduk merenung diruang tamu mension ini. Perempuan tersebut berdiri dari duduknya namun para pengawal dan maid yang tidak jauh darinya langsung berbaris rapi seperti menghalanginya untuk bergerak dari sana.

The secret of darkness (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang