Warning1821
"Ta,"
"Apa?"
"Boleh minta Kiss?"
"Hah ... kis?"
"Iya."
"Emm ... boleh," setelah berpikir sebentar.
"Bener?"
Intro aja dulu siapa tahu ada yang mau baca. Syukur" ada yang vote dan komen. Nggak mau maksa tapi pengen laj ada yang ngekom...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
***
Reta berdiri di depan halte dengan kedua tangannya yang membawa kardus. Ia melihat ke sekitar banyak mobil - mobil yang berjejer dan berwarna macam - macam. Yang secara bergantian akan ada siswa dari sekolahnya yang memasuki salah satu mobil.
"Hah"Reta menghela nafas panjang kemudian melangkahkan kakinya untuk duduk di Halte Bus yang sekarang mulai sepi.
Tik...Tik... Tik...
Cuaca yang sebelumnya cerah merintikkan air hujan. Menaruh kardusnya ke kursi Reta lalu melangkah menengadahkan tangannya membiarkan tangannya terkena air hujan tak mempedulikan wajahnya yang terpercik air hujan.
Di sebrang jalan ada sepasang mata yang mengawasinya. Memperhatikan segala pergerakan Reta. Namun, tidak ada niatan untuknya beranjak sekedar memberi tumpangan ia hanya mengawasi di dalam mobilnya.
Hingga datang angkutan umum di depan halte yang langsung di naiki oleh gadisnya dengan berlari - lari kecil menutupi kepalanya.
"Jalan, Pak" Suruh pemuda itu ke sopirnya untuk melajukan mobilnya menerobos hujan yang mulai deras.
***
Reta berjalan memasuki kost annya. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil untuknya. Selagi ia merasa nyaman ia akan tenang. Berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sedikit basah terkena hujan.
Selesai dengan ritual mandinya ia berjalan ke arah kasurnya. Kasur tipis yang keras membuat tidur sakit. Tapi tidak untuk Reta menurutnya ini lebih dari cukup. Sebelumnya ia tinggal di panti asuhan ia selalu mengalah ke adik - adik pantinya ia rela tidur di lantai yang dingin agar adiknya merasa nyaman.
Reta merebahkan tubuhnya ke kasur tipis itu memandang ke arah atap rumah. Membayangkan kejadian tadi pagi mulai dari ada motor yang hampir menabraknya, cowok yang tiba-tiba mengecup bibirnya bahkan berani - beraninya dia meremas dadanya bukankah itu hal yang privacy.
Air mata Reta menetes kembali setelah di sekolah ia bersikap biasa saja. Tapi siapa yang tahu dalam kesendirian ini batinnya menangis. Tak seharusnya orang memperlakukan orang lain seperti itu.
"Koe Iso, Ta. Ayo lalike opo sing wes kejadian Saiki fokusmu sekolah. Semangat" (Kamu bisa Ya, Lupakan semua yang sudah terjadi sekarang fokusmu sekolah)
Reta menghapus air matanya kemudian memejamkan mata. Beranggapan semua hal yang terjadi hanyalah mimpi yang bisa ia lupakan.
*** Kediaman Bagaskara.
Revan turun dari mobilnya setelah di bukakan pintu oleh bodyguardnya. Rumah tampak sepi entah kemana semua orang ini.
"Kemana para pembantu yang biasa berlalu lalang di rumahnya. Kenapa jadi kaya kuburan?" Heran Revan karena hal ini sangat langka. Biasanya juga ia masuk tasnya ada yang mengambilnya. Sepatu ada yang melepaskan.