Part 2

66.8K 2.1K 119
                                    

🧡🤍🤍🤍🤍🧡Warning 21+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🧡🤍🤍🤍🤍🧡
Warning 21+

***
Brak ... Kedubrak ...

Motor Gedhe yang di kendarai salah satu siswa SMA Antarik itu menabrak pohon. Setelah menghindari gadis yang menghalangi jalannya.

"Astagfirullah" kaget Reta. Ia terjatuh karena merasa syok dengan muka melongo dan mengelus dadanya.

Para murid yang memang masih di halaman tadi segera mengerubungi cowok yang jatuh.

"Si Kampret" kesal cowok tadi. Ia lalu bangkit setelah di bantu beberapa temannya karena tertindih motor gedenya.

Tanpa mempedulikan tangan dan lutut yang berdarah cowok itu berjalan terpincang-pincang menghampiri Reta yang masih saja duduk dengan mulut yang mangap.

"Heh ... Udik!" sentak Cowok tadi.

Reta tersentak dari lamunannya namun masih duduk ngesot tanpa ada niatan untuk berdiri.

"Berdiri, Lo,"

"Cepet!!!"

"LO GILA YA. NGAPAIN LO BERDIRI DI TENGAH JALAN HAH. INI JALAN BUKAN PUNYA LO LAGIAN NGAPAIN GEMBEL KAYAK LO ADA DI SEKOLAH INI HAH." Bentak Cowok tadi. Disambut dengan tawa murid yang masih melihat perseteruan antara Reta dan Cowok tadi.

Reta meringis mendengar bentakan dari cowok yang tidak di kenalnya itu. Ia tahu dirinya hanya Gadis yatim piatu yang mendapat beasiswa tapi apakah pantas seseorang menghinanya begitu.

"Kenapa jadi gini sih." batin Reta merasa takut karena di marahi.

"HEH JAWAB!!! KENAPA DIAM AJA LO TULI ATAU BISU." Kasar Cowok tadi.

"Ma-aaf. Ak-kku gak tahu kalo ada motor di belakang." gagap Reta tetap menundukkan kepalanya. Ia meringis melihat telapak tangan dan lutut pemuda tadi yang terus meneteskan darah.

"HEH KALO DIAJAK OMONG TUH LIHAT MUKA WOY. EMANG ASPAL LEBIH GANTENG DARI AING."

"Dah lah, Van. Ke UKS sana itu darah netes Mulu ngeri lama - lama." sela teman pemuda tadi karna mulai jengah dengan tingkah Revan.

"Bentar, Dra. Dia perlu di beri pelajaran," kata Revan sambil menunjuk Reta. Rendra yang mendapat tolakan Revan hanya menghela nafasnya.

"HEH LO."

"Iya, Kak."

"NGAPAIN DAH NUNDUK MULU. LO GAK LIHAT KALO GUE NGAJAK BICARA HAH!"

Dengan perlahan Reta mendongakkan kepalanya. Menatap tepat ke mata Revan yang menjadi lawan bicaranya.

Deg

Mata bening itu menghipnotis Revan yang sedari tadi marah - marah. Ia merasa tidak asing dengan mata coklat yang bening itu.

MAS BUCIN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang