Halooooo bestiiiiiii
Rarevan is back
Gimana kabarnya?
Masih pada nungguin mas Bucin???Alhamdulillah setelah sekian lama gak nulis di wattpad akhirnya aku kembali ehehhehe.
Tapi untuk part ini keknya agak terlalu bertele-tele deh jadi buat yang lupa silahkan baca part sebelumnya. Wkwkwk
Spam komen karena bakalan cepet update kalo gak di spam kagak mau update wkwkwk
***
Tn. Bagas berlari memasuki rumah mewahnya karena mendapat telfon dari istrinya yang katanya sangat penting itu. Dirinya langsung disambut istri tercinta yang sedang menunggu di ruang tamu.
"Ada apa, Ma?" Tanya Tn. Bagas.
"Pa ..." ucap Mom Kia menggantung membuat Tn. Bagas penasaran.
"Revan nggak apa-apa, kan?" Tanya Tn. Bagas. Mom Kia menggelengkan kepalanya sambil tetap berpikir.
"Dad mana titipan Revan?"
"Hah? Titipan apa?"
"Revan nitip rujak cingur dari komplek sebelah!" ucap Revan.
"Kapan?"
"Kata Mom. Mom mau nelfon Daddy buat beliin Revan rujak. Mom belum nelfon Daddy ya?" Tanya Revan membuat Mom Kia tersentak dari lamunannya.
"Ah .. Mom lupa, sayang. Pa beliin Revan rujak cingur di sebelah sana." Perintah Mom Kia.
"Mama nyuruh Papa pulang buat beliin rujak cingur? Kenapa gak nyuruh pak Gatot ?" Tanya beruntun Tn. Bagas.
Mom Kia segera mendorong Tn. Bagas untuk keluar membelikan rujak cingur saat melihat Revan meninggalkan ruang tamu sambil merajuk.
***
Revan merebahkan tubuhnya kasar karena kesal dengan Daddy yang tidak membawakan rujak cingur. Namun, baru beberapa menit dirinya memejamkan mata perutnya serasa diaduk-aduk.
Hoek
Hoek
Hanya cairan bening yang keluar. Tenggorokannya juga terasa perih. Ia memijat tengkuknya pelan berharap muntahan itu segera selesai.
"Huh."
Menghela nafas pelan. Revan duduk di kloset sambil memijit pelipisnya. "Gue gak ada alergi makanan. Kenapa mual terus, anjir!" Umpat Revan.
Revan menyenderkan kepalanya di tembok meratapi nasibnya. Hingga sekelebat bayangan seseorang yang tersenyum manis mendekatinya.
"AAAA... PRANG."
Kaca yang berada di kamar mandi itu pecah karena di pukul Revan. "Berhenti masuk di pikiran gue! Gue nggak tahu Lo siapa jadi jangan ganggu gue!" marah Revan memukul tembok keras ditambah dengan perut yang terasa mual kembali.
***
Sudah beberapa hari ini ia bekerja di sebuah laundry yang dekat dengan Panti. Beruntung kehamilannya tidak menganggu aktivitas dan tidak rewel. Ia bekerja untuk membantu Ibu Nilam walaupun gajinya hanya 50 perhari.
"Kamu harus tetap sehat, nak!" Ucap Reta pelan mengelus perutnya dan melanjutkan menyetrika baju.
Jika kalian berpikir Reta sudah melupakan Revan. Jawabannya tidak! Sebenarnya dirinya menyayangkan keputusannya yang meninggalkan Revan. Harusnya ia mendengarkan penjelasan dari Revan dan tidak terlalu gegabah.
"Aku kangen kamu, Van." Lirih Reta pelan.
"Apa kamu gak kangen aku? Sampai kamu gak nyari aku yang udah 3 bulan gak pergi. Apa kata sayang yang kamu ucapkan dulu hanya bualan saja?" Pikir Reta.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAS BUCIN
DiversosWarning1821 "Ta," "Apa?" "Boleh minta Kiss?" "Hah ... kis?" "Iya." "Emm ... boleh," setelah berpikir sebentar. "Bener?" Intro aja dulu siapa tahu ada yang mau baca. Syukur" ada yang vote dan komen. Nggak mau maksa tapi pengen laj ada yang ngekom...