Hore aku kembali.
Cepet kan langsung update xixixi.Banyak yang bingung ya sama part kemarin?
Sama aku juga. Intinya itu cerita ku percepat 1-2 bulan jadi aku belum ceritain kejadian yang menimpa Revan kenapa dia bisa sama princes nya.Happy reading.
Jarang-jarang kan aku update cepet.
Hahaha***
Reta memandang halaman Panti yang menjadi tempat tinggalnya dulu. Kini ia kembali setelah setahun meninggalkan panti demi menempuh pendidikan yang sekarang sudah hancur tak ada masa depan. Tangannya mengelus perutnya pelan.
"Bunda janji akan mempertahankan kamu sampai melihat dunia ini, Nak." ucap Reta pelan. Reta lalu menghampiri Ibu Nilam yang sedang membuatkan sarapan untuk anak-anak di panti ini. Ada sekitar 10 anak yang tinggal disini yang usianya 14 tahun kebawah.
"Ita bantu ya. Bu." tawar Reta yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Ibu Nilam.
"Udah selesai, Nduk. Kamu duduk disana aja atau panggil adik - adik kamu buat sarapan bersama." suruh Ibu Nilam. Reta mengangguk dan berjalan menuju salah satu kamar untuk membangunkan adik-adiknya.
Ceklek.
Cyitttt
Pintu yang mulai keropos itu Reta buka menimbulkan decitan pintu. Reta menatap nanar adik-adiknya yang tidur hanya beralaskan kasur tipis dan saling berpelukan. Panti ini harusnya di renovasi agar bisa lebih nyaman.
Namun, panti ini tidak pernah mendapatkan dana dari pemerintah. Semua kebutuhan anak panti disini berasal dari donasi kecil-kecilan yang di berikan warga dan sisanya dari ibu Nilam sendiri.
"Maafin Kak Ita, ya. Kakak tidak bisa menjadi panutan yang baik untuk kalian." ucap Reta mengelus salah satu rambut adiknya.
***
Sedangkan dirumah besar dan megah itu terjadi keributan dimeja makan. Ya siapa lagi kalau bukan Revan dan Mom Kia. Mom Kia tidak mengizinkan Revan untuk bersekolah tetapi Revan kekeh ingin bersekolah.
"Kamu tuh biasanya juga males sekolah kenapa sekarang ngebet pengen sekolah?" Tanya Dad heran menengahi perdebatan ibu dan anak itu.
"Bosen dirumah terus Dad. Lagian ini sudah seminggu sejak Revan pulang dari rumah sakit. Kenapa masih gak boleh sekolah sih?" Tanya Revan heran. Bukankah harusnya kedua orangtuanya itu bangga kalau anaknya pergi ke sekolah? Lah ini malah di larang dan bakalan dibuatkan ijazah sendiri.
"Pokoknya kamu nggak boleh sekolah!" Tegas Mom Kia.
"Mom," ucap Revan memelas agar mendapatkan izin.
"Mom tega Revan nanti jadi anak antisosial yang gak kenal orang. Lagian Revan sekolah mau ketemu princesnya Revan." Ucap Revan senyum - senyum membayangkan senyuman manis princesnya.
"Kamu kemarin habis ketemu dia! Bahkan sampai larut malam Princess kamu itu baru pulang!" Marah Mom Kia.
"Mom kenapa sih? Mom gak suka sama Princes?"
Prang.
Revan membanting sendok dan garpunya membuat semua yang melihat perdebatan itu tersentak kaget. Revan bangkit meninggalkan kamarnya dan menguncinya.
***
Canda dan tawa menghiasi meja makan yang berisi 12 orang itu. Mereka menikmati sarapannya dengan suasana kekeluargaan yang kental. Walaupun hanya berlaukan tempe satu potong dan secentong nasi mereka tetap memakannya dengan lahap.Reta tersenyum miris melihat kondisi ini. Ia mengecewakan banyak orang disini. Harusnya ia memberikan mereka makanan yang bergizi disaat usia mereka usia untuk tumbuh kembang dengan baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAS BUCIN
RandomWarning1821 "Ta," "Apa?" "Boleh minta Kiss?" "Hah ... kis?" "Iya." "Emm ... boleh," setelah berpikir sebentar. "Bener?" Intro aja dulu siapa tahu ada yang mau baca. Syukur" ada yang vote dan komen. Nggak mau maksa tapi pengen laj ada yang ngekom...