Part 23

24.2K 1.1K 270
                                    

Absen sini buruan!!!
Ayok nananina!

Ramein untuk next part

Semoga sehat selalu kalian 😉

***Andrea, Rendra, dan Gabriel menarik Shena beserta antek - anteknya kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Andrea, Rendra, dan Gabriel menarik Shena beserta antek - anteknya kasar. Mereka membawa ke ruangan kepala sekolah agar segera mendapat keadilan buat Reta.

Pasalnya tindakan yang mereka lakukan bukan hanya satu kali dua kali sudah banyak murid yang menjadi korbannya.

"Pelan - pelan, Anjing!" umpat Shena menyentak tangan Rendra yang menarik tangannya kasar. Namun, yang namanya tenaga cewek tentu berbeda dengan tenaga cowok.

"Lepasin, Ndre. Aku gak salah, aku tadi cuma pegang tangan Reta aja." mohon Erni ketakutan. Ia tidak mau jikalau orangtuanya di panggil.

Sedangkan, Dina hanya diam saja sambil tersenyum ganjen karena tangannya di tarik Gabriel. "Kapan lagi tangan gue di tarik cogan begini."

(Gabriel)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gabriel)

Tok

Tok

Tok

"Masuk." Suruh Kepala Sekolah.

"Ada apa ini?" Tanya Pak Ridwan saat melihat ke-6 murid memasuki ruangannya.

Andrea dengan sigap memberikan hp yang di berikan oleh Clau. Bukti Bullying yang sempat di video singkat oleh Clau. Pak Ridwan melihat dengan seksama video singkat itu, lalu menoleh ke arah Shena, Erni, dan Dina.

"Apa yang kalian pikirkan hingga melakukan tindakan seperti ini. Bagaimana kalo sampe terjadi hal yang tidak di inginkan." ucap Pak Ridwan tegas.

" Berikan ke orangtua kalian. Shena kamu di keluarin dari sekolah karena tindakan kamu yang fatal dan melakukan kekerasan ini. Erni dan Dina, kalian di skors selama seminggu."

"Pak, kok cuma saya yang di do, hah! Mereka berdua juga harus di do!" mohon Shena dengan air mata yang menguncur deras di pipinya.

Erni dan Dina melotot ke arah Shena yang memohon itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak, Pak. Kita berdua cuma mengikuti perintah Shena, Pak."

MAS BUCIN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang