Part 28

16.1K 804 339
                                    

Hallo
Apa kabar nih?
Lama tak jumpa.
Rindu nggak? Aku rindu nih notif dari kalian.

Hehehe kelamaan nggak updatenya? Maaf ya banyak kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan.

Selamat membaca!

Kalo lupa part sebelumnya bisa di baca ulang dulu🤗

***

Keesokkan harinya, Revan masih belum sadarkan diri dari obat tidur yang di berikan dokter. Mereka terpaksa memberikan obat tidur karena kondisi Revan yang selalu berteriak memanggil Reta.

Mom Kia mengelus tangan Revan, "Apa yang sebenarnya terjadi? Bukannya kamu sudah janji sama Mom?" ucap Mom Kia.

Ceklek.

Mom Kia langsung berdiri dan menghampiri suaminya yang masuk ke ruang rawat Revan. "Gimana, Pa?"

Tn. Bagaskara menggelengkan kepalanya pelan. Semua anak buahnya sudah ia kerahkan, namun tidak ada hasil sama sekali. Bahkan murid disekolah tidak ada yang mengetahui keberadaan Reta.

"Pa, Revan dia past-" ucap Mom Kia langsung terpotong saat sang suami memeluknya. "Semua akan baik-baik saja. Reta pasti ketemu." ucap Tn. Bagas penuh penekanan.

"Shss ..." rintih Revan.

"Nak?" Panggil Mom Kia mengelus pipi Revan. Revan menatap Mom dengan pandangan kosong. Ia menatap sekeliling ruangan mencari seseorang.

"Reta mana, Mom?" Tanya Revan yang membuat tubuh Mom Kia menegang.

"Dad, Reta sudah pulang, kan? Reta mana? Di kamar mandi ya? Atau lagi sarapan? Kok gak nemenin Revan?" Tanya Revan beruntun membuat Mom Kia meneteskan air matanya.

Revan menggelengkan kepalanya kuat - kuat. "Mom, Reta sudah pulang, kan? Dad sudah janji bawa Reta pulang! Kenapa sampai sekarang Reta gak ada disini!" Teriak Revan sambil mencoba melepaskan infus ditangannya.

"Revan!" Panggil Tn. Bagas.

"Revan mau cari Reta, Dad!" ucap Revan terus memberontak dari Tn. Bagas. Mom Kia menutup mulutnya sambil menangis tidak percaya kalau efek Reta membuat Revan gila.

"Dad, bohong!" Teriak Revan sambil memberontak dari Tn. Bagas.

"Ma, panggil dokter!" Perintah Tn. Bagas tegas. Mom Kia yang panik segera memencet tombol yang ada di samping brankar Revan.

***
Tak berapa lama dokter dan beberapa suster masuk dengan tergesa-gesa. Mereka mendekati Revan yang masih berteriak histeris.

"Apa yang terjadi?" Tanya Dokter Hery. Mom Kia hanya menggelengkan kepalanya sambil menangis tidak tega melihat keadaan Revan saat ini.

Dokter Hery memberikan obat penenang ke arah Revan dengan di bantu suster yang bersamanya.

"Gimana keadaan anak saya, Dok?"

"Nak Revan keadaannya sangat memprihatikan. Kalau dibiarkan terus-menerus akan membuat gangguan pada mentalnya. Sebaiknya kalian segera mempertemukan Revan dengan seseorang yang di panggilnya tadi. Atau saya sarankan untuk segera berkonsultasi dengan psikiater."

Mendengar penjelasan dari dokter Hery, Mom Kia langsung memeluk suaminya dan menangis dalam dekapan Tn. Bagas.

***

MAS BUCIN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang