Part 6

45.8K 1.7K 84
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Reta tersenyum melihat Clau yang berjalan menghampirinya. Ia merasa suasana yang dihadapinya sangat canggung. Reta juga duduk dengan sangat tegang.

"Hai, Ta. Kantin yuk" ajak Clau.

Reta hanya menggelengkan kepalanya dan memperlihatkan satu bungkus roti yang di dapatnya dari mbok Darmi.

"Beneran? Nggak mau?"

"Tidak, Clau" Kata Reta pelan. Clau menganggukkan kepalanya dan beranjak meninggalkan kelas.

Reta mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas. Hanya ada dirinya dan orang di sampingnya. Seseorang yang sepanjang mata pelajaran tadi memejamkan matanya. Ya siapa lagi kalo bukan Revan. Kedua teman Revan sudah pergi meninggalkan Revan tanpa ada niatan untuk membangunkannya.

Reta menghela nafas seharusnya ia pergi ke perpus tapi bagaimana dia ke perpus sedangkan jalannya terhalangi. Ia lalu membuka plastik roti perlahan dan memakan rotinya.

"Eh?" Kaget Reta

Revan menggeliatkan badan dan menjulurkan tangannya ke meja Reta. Tangan Revan sekarang mendarat ke pahanya. Reta menarik nafasnya panjang dengan mulut penuh roti. Tangan Revan mengelusnya perlahan menyentuh kulitnya. Kemudian di remas Revan perlahan.

"Aaaaaa" teriak Reta.

Uhukk ... uhuk ...

Revan berjingat kaget mendengar teriakkan Reta. Revan menolehkan kepalanya ke arah Reta yang saat ini sedang memukul - mukul dadanya.

"Ehh ... ngapain, Lo" kata Revan panik melihat Reta yang terbatuk - batuk dengan muka yang memerah.

Uhuk ... Uhuk ...

"Berhenti Lo ngapain mukulin dada kek gitu mending sini gue remes aja"

Uhuk ... Uhukk ...

"Aaa-iir"

Uhuk ... Uhuk ...

Revan yang mendengar keluhan Reta langsung berlari meninggalkan kelas.

Reta melongo melihat Revan yang meninggalkan dirinya dan berlari kencang seperti melihat hantu.

Reta lalu mengambil botol minumnya dari tas. Kemudian meneguknya perlahan dan rasa tersedak itu hilang.

"Revan, kenapa ya?" Reta lalu mengedikkan bahunya tidak peduli lalu ia beranjak menuju ke perpustakaan.

***

Revan berlari kencang ke arah Kantin menabrak lalu lalang siswa yang ada di koridor.

"Hah ... hah ..." Revan terengah-engah. Ia lalu menghampiri stand minum dan mengambil botol aq*A itu dan memberikan uang selembar seratus ribu. Tanpa menunggu kembalian ia berlari kencang meninggalkan kantin.

MAS BUCIN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang