Part 15

31.4K 1.5K 196
                                    

Pokoknya harus ada yang komen bengek titik.

***Brak Brak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Brak Brak

"Astaghfirullah"

"Ya Allah"

"Ya Tuhan"

"Duh Gusti"

"Apa-apaan ini"

Reta mengerjakan matanya perlahan. Mengucek matanya perlahan dan melotot melihat keadaannya sekarang. Reta bangkit dari tidurnya melepaskan pelukannya dari Revan yang juga mengerjapkan mata menyesuaikan cahaya itu.

"Kelihatannya aja polos ternyata lont*."

"Berani - beraninya kalian melakukan hal zina seperti ini."

"Masih SMA udah berani melakukan zina, mau jadi apaan."

"Gak punya malu."

"Usir aja dari sini."

"Iya betul. Malu - maluin kampung kita."

"Ayo seret mereka ke rumah Pak RT."

Reta yang melihat kerumunan warga di kamarnya semakin takut saat salah seorang warga menarik tubuhnya kasar. Sedangkan Revan di tarik Bapak - Bapak yang ia sendiri tidak terlalu kenal dengan warga disini. Mereka di seret paksa oleh warga setempat.

"Pak, Bu ... I-ini nggak seperti yang kalian kira," jelas Reta.

"Alah udah ketangkep basah mau ngeles gimana? Ayo kita seret!"

" Anak muda jaman sekarang kelakuannya menjijikkan."

Hiks

Hiks

Air mata Reta mengalir saat para warga mencaci dirinya. Ia bukan orang seperti itu. Dia tidak pernah melakukan hal keji itu. Dia tau tata aturan hidup di masyarakat seperti ini.

"M-mbok" Panggil Reta ke arah Mbok Darmi yang baru datang.

"Jangan nangis, Nduk. Kamu harus kuat." ucap Mbok Darmi memeluk Reta mencoba menenangkan.

"Reta ... hiks ... ng-gak lakuin itu, Mbok. Re--"

"Mbok percaya sama kamu, Nduk. Kamu yang tenang ya, kita tunggu gimana keputusan dari Pak RT, ya." ujar Mbok Darmi.

Revan menatap iba ke arah Reta. Namun, inilah rencananya menarik warga sekitar agar memergoki mereka berdua. Mobil sport mewahnya yang terparkir di halaman rumah Reta, tentu saja membuat warga tertarik untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Ada apa ini?" Tanya Pak RT melihat kerumunan massal di depan rumahnya.

"Ini, Pak. Ada anak yang kumpul kebo."

"Iya, Pak. Nikahin aja, Pak."

"Iya tuh nikahin aja."

Para warga seketika serempak sahut - sahutan. Sedangkan, Revan menarik ujung bibirnya. Mencoba menahan senyum kebahagiaan. " Kalo Mom dan Dad nggak mau nikahin Revan sama Reta. Yaudah, warga disini siap jadi saksi buat pernikahan Revan." batin Revan.

MAS BUCIN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang