19. Nyaman

83 2 75
                                    

Perhatianmu...
Memberiku harapan...
Rasa pedulimu...
Membuat hatiku menghangat...
Pelukanmu...
Memberikan rasa aman disana...
Ciuman mu....
Memberikan rasa nyaman.....
Namun disaat yang sama...
Kau menghancurkan ku....
Kau menjatuhkanku...
Apa maumu?

Happy

Read

All

——SATU——

Malam yang disinari cahaya bulan, saat siang tadi Eiji memberitahu mengenai tugas kelompok yang terdiri dari dua orang. Dan ia satu kelompok dengan Eiji, jadilah ia berada dikamar pria tersebut.

Tadinya Eiji ingin dikamarnya, tapi ia menolak mentah dan memaksanya untuk mengerjakan di apartemen Eiji. Pria itu dengan paksa mengiyakan permintaan Rena, hingga telinganya mendengar helaan nafas kasar keluar dari bibir Eiji.

Ia malas berada di kamarnya, pasti Ryusuke akan datang kembali menggodanya. Ah mengingat tadi pagi membuatnya semakin kesal.

"Jadi..?"

"Tugas matematika, dimensi tiga." Jawab Eiji singkat

"HEHH?!!! KAU SERIUS?!" Teriaknya hingga Eiji menutup telinganya, Rena langsung tertawa sumbang karena hampir membuat telinga Eiji rusak karena teriakan nya. "G-Gomen, aku terkejut tadi."

Eiji yang masih mengusap telinganya hanya menjawab Rena dengan dehaman kesal, membuat Rena semakin bersalah dibuatnya.

"Y-ya sudah dimana tugasnya? Biar ku coba baca dulu." Ucapnya gugup memalingkan mukanya, Eiji memberikan buku catatan nya pada Rena. Menatap gadis dihadapannya ini dengan tatapan datar.

"Aku tak paham, ajari aku."

"Kau bisa menggunakan software blender, tapi hal begini kau tidak tahu?" Ketusnya dingin, Rena menggeleng lemah dengan senyum tanpa dosanya.

Menghela nafas kasar, "Kemarikan." Titahnya. Rena memberikan kembali catatan milik Eiji, ketika pria itu mulai menerangkan ia menyimaknya dengan seksama. Jarak wajahnya sudah begitu dekat, namun keduanya masih belum sadar karena terlalu fokus dengan pelajaran nya.

"Sudah paham?" Rena mengangguk pelan, hingga matanya bersinggungan dengan mata sapphire biru Eiji. Untuk beberapa saat keduanya terdiam menatap satu sama lain, tak bergeming.

Hingga tangan Eiji terangkat dan menyentil dahi Rena, membuat sang empu sadar dari lamunannya. "Jangan melamun."

Rena memberengut kesal, lalu mulai mengerjakan tugas nya sesuai yang sudah dibagi oleh Eiji. Hingga jarum panjang menunjukkan pukul 9 malam, keduanya langsung meregangkan tubuh kala sudah menyelesaikan semuanya.

"Kenapa di apartemenku?"

Rena sesaat berhenti dari aktivitas peregangan nya, menatap netra sapphire biru Eiji lagi. "Aku tak ingin si curut itu menganggu ku." Curut yang dimaksud adalah Ryusuke.

"Akan lebih berbahaya jika kau berada di apartemen lelaki."

"Kurasa tidak juga, aku yakin kau tak akan melakukan apapun padaku."

SATU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang