36. perasaan⚠️

343 4 8
                                    

Sinar mentari perlahan menyingsing, Eiji membuka matanya perlahan. Mengumpulkan nyawanya yang berada ditempat lain, lalu menatap gadis------ wanita nya yang kini tengah tertidur pulas di dada bidangnya.

Ya semalam Eiji melakukan ronde dua nya, bahkan lebih karena belum puas. Senyum kecilnya terbit mengingat semalam ia lah yang mengambil keperawanan Rena, gadis itu sama kuatnya dalam hal ranjang yang bahkan baru bisa kelelahan tepat jam 4 pagi tadi.

Ia sadar mengeluarkannya di dalam, gadis itu bilang bukan sedang dalam masa suburnya. Agak kecewa sebenarnya, namun mau bagaimana lagi. Dan apa yang ia bisikkan sebelum ronde dua di mulai itu memang benar, ia ingin Rena membuat dirinya jatuh cinta pada gadis itu.

Mata safirnya melirik jam sudah menunjukkan pukul 10 siang, yang artinya ia dan Rena melewatkan jam sekolah. Biarlah, lagipula pamannya memberikan izin.

Mata safirnya kembali melirik pada Rena, tangannya membelai lembut wajah sawo matang gadisnya itu. Ia tahu Rena tak akan terusik dengan sentuhannya, ia juga belum mencabut kejantanan nya yang masih bersarang di bawah sana. Ia yang memintanya dan Rena yang sudah mengantuk mau tidak mau menuruti nya, Rena adalah gadis yang sulit untuk dibangunkan.

Terkecuali olehnya.

Gadis itu sangat mudah untuk dibangunkan, hanya dengan ciuman atau mungkin sentuhan kecil yang mampu membuat bulu kuduk Rena meremang. Dan begitu ia menggerakkan pinggulnya, Rena langsung melenguh dan membuka matanya menampakkan netra Viridian nya.

"Eiji...?"

"Pulas tidurmu?" Sambil menggoyangkan kembali pinggulnya dibawah selimut, membuat Rena sedikit mendesah tertahan. "Eiji!"

"Haruskah aku membangun kan mu dengan seperti ini hm?"

"Tidak dengan cara ini ei-A-ahh!"

Eiji tersenyum miring, pinggulnya kembali bergerak dengan tempo pelan. Badannya ditegakkan menindih Rena, menggempur nya lagi di pagi hari tak peduli dengan penolakan gadis dibawahnya.

"Dan mereka mulai lagi..." Celetuk Ryusuke di dapur sambil menuangkan susu kotak pada gelasnya, ia sudah bangun sejak awal telinganya mendengar adiknya mendesah di jam 4 pagi tadi. Jika ditanya apa dirinya tertidur? Jawabannya adalah ya, ia tertidur jam 12 Malam.

Apakah terganggu dengan desahan Rena? Jawaban nya adalah tidak, meski sebenarnya adik kesayangan nya mengeras.

Dan tepat ketika ia mendengar desahan panjang Rena pagi tadi, Ryusuke terbangun dan miliknya masih dalam keadaan mengeras. Mau tidak mau ia menidurkannya di kamar mandi, lalu berjalan keliling mansion.

"Apa reaksi Akashi ketika mendengar hal ini?"

--&--

Rena menghirup oksigen serakus mungkin, sedangkan Eiji melentangkan tubuhnya disamping Rena tanpa melepas penyatuannya. Keduanya saling berhadapan dalam keadaan miring, masih dalam keadaan telanjang.

Setelah bertarung di ranjang selama semalam, ditambah pagi ini. Eiji yakin vagina milik Rena pasti nyeri, atau bahkan tidak bisa berjalan dengan benar karena dirinya. Salahkan Rena yang terus menjepit miliknya, hingga di buat candu.

"Sebenarnya berapa banyak tenagamu? Kau tidak lelah melakukannya 10 ronde semalam? Ditambah sekarang, gila! Aku saja sudah kelelahan." Dengus Rena

"Kau sendiri tidak terlihat lelah semalam."

"Ya itu karena aku berusaha menyeimbangkan dirimu, Eiji."

Eiji mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu, "Itu baru wujud manusiaku, lain waktu aku akan menggunakan wujud harimauku. Rena." Bisiknya lalu menjilat telinga Rena yang mulai meremang.

SATU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang