Entah karena kelakuan Eiji yang seenak jidat selalu meminta jatah, atau memang dasarnya dia punya tubuh yang sehat? Entah, yang jelas.... Aku dikaruniai seorang anak dalam perutku sekarang.
Astaga, aku yakin ini karena kelakuan suamiku yang selalu meminta jatah. Dan karena aku lupa meminum obatnya, dia hadir.
Aku menatap kesal Eiji, sementara dia acuh dan fokus mengendarai mobilnya. Padahal belum ada 12 bulan kami tinggal di Indonesia, belum selama itu pula Amira dan Ryota pergi dan kini didalam tubuh ku ada janin bersemayam.
"Itu lah kenapa aku selalu menolakmu!"
Ah bodo ah dikata istri durhaka, salah sendiri ga bisa nahan diri.
"Suami ga boleh di tolak, dosa katanya."
Astaga, kenapa dia jadi gini sih?
"Itu ajaran mana hey Eiji?"
"Ajaran Tio."
Tio sialan, aku bunuh kau habis ini.
"Jangan bunuh orang."
"Ya gimana aku ga pengen bunuh Tio, kamu nya aja ga bisa nahan diri?! Lihat sekarang kan?! Astaga apa kata dosen nanti? Mana belum satu tahun kita kuliah, ditinggalkan Ryota dan Amira."
Aku langsung mengatup mulutku setelah mengatakan hal itu, hatiku tiba-tiba jadi sedih dan suasana berubah menjadi canggung tiba-tiba. Membahas dua orang yang sudah meninggalkan kami nyatanya masih bisa membuat suasana memburuk dalam beberapa detik saja, bahkan luka itu masih terbuka lebar meski sudah mau setahun kami meninggalkan Jepang.
Berbicara tentang Jepang, Akari dan Renji kini sudah memiliki buah hati berusia 1 tahun tepat setelah kepergian kami. Anaknya berjenis kelamin laki-laki dengan nama Futaba Ryoutaro.
Sementara Ryusuke, pria itu langsung melamar Ayaka dan kini sudah dikaruniai seorang putra yang masih berusia 8 bulan dalam kandungan nya. Dan diperkirakan bulan depan akan menjadi kelahiran nya, sementara Mamoru melangsungkan pernikahan nya bulan lalu di Milan, dan rencana nya akan menetap disana karena panggilan tugas sekaligus kenaikan pangkatnya.
Untuk Hiro sendiri, dia masih fokus dengan pendidikan kedokterannya mengikuti jejak sang ayah. Memang, pekerjaan seorang dokter itu bukanlah hal yang mudah untuk digapai.
Sementara Akashi, dia memilih untuk berkelana keliling dunia bersama tim nya. Sesuai kesepakatan yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa jika dia selamat dia akan ikut berkelana dengan tim nya ke berbagai tempat.
Ayah Ryota sendiri masih ditahan oleh Ryusuke, kakakku ini sama sekali tak menyerahkan nya ke pihak berwajib. Karena mau bagaimanapun, ayah Ryota ini tak melakukan kejahatan dalam konflik dunia manusia. Jadi diserahkan ke polisi rasanya percuma, jadi dia menahannya.
Sayangnya aku dan Eiji sama sekali tak bisa kemana-mana karena tugas kuliah yang begitu padat, jadi aku tak bisa mendatangi pernikahan kakak dan Mamoru. Tapi Eiji bilang sudah mengirimkan hadiah untuk keduanya, jadi kupikir aku bisa bernafas lega sekarang.
Terkadang aku selalu mendapatkan mimpi yang sama sekali tak pernah ku duga, dimana Ryota mendatangiku bersama Amira sembari tersenyum. Dan dia selalu berkata: 'Kami sudah bahagia kok disini' dengan senyum lebar nya, yang membuatku dihantui oleh rasa kehilangan lagi sampai aku terbangun dan tak bisa menutup mataku lagi.
Aku takut, semakin lama mimpi itu mendatangiku, semakin besar pula rasa kehilanganku. Sampai aku mengidap penyakit insomnia, aku hanya bisa tidur dengan pelukan Eiji saja.
Bulan pertama insomnia ku masih mengganggu jam tidur ku, padahal itu tidak baik untuk calon bayi bukan?
Bulan kedua, Eiji kembali menderita dengan gejala morning sickness seperti dulu saat Amira masih dalam kandungan. Dan dia kembali mengidamkan hal yang sama, puding alpukat. Jadi aku meminta tolong Olie membelikannya untuk Eiji, yah walau respon Olie mengingatkanku pada Mamoru.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU [END]
Fantasy🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 "Jangan tinggalkan aku..." Rena yang sebelumnya hanya memiliki kehidupan yang cukup monoton di negara matahari terbit, kini dipenuhi dengan misteri dan petualangan antara hidup dan mati yang terus mendesaknya. Disamping itu, pemuda...