26. Pernikahan

60 2 7
                                    

Happy

Read

All


--&--

Tatapannya kosong menatap cermin, benaknya hanya pada satu sosok yang sedikit lagi akan menyelamatkannya malam itu. Ia tak ingin apapun untuk sekarang ini selain meminta tolong untuk diselamatkan, walau peluangnya begitu kecil. Setelah keputusan sepihak yang diambil oleh Satoru tepat saat dirinya baru membuka mata.

Hatinya serasa hancur berkeping-keping, terus meneriakkan sosok yang sedikit lagi akan menyelamatkannya malam itu. Berharap sosok itu akan kembali menyelamatkannya lagi.

"Rena-sama begitu cantik."

Pujian itu sama sekali tak membuatnya senang, tatapannya tetap kosong dengan sejuta kali nama yang ia sebutkan dalam benaknya. Dirinya kini terbalut dress putih ala pengantin wanita, sama sekali tak membuatnya tersenyum ataupun menyahut pujian para perias tadi.

"Sudah waktunya." Ucap seorang pria berbalut tuxedo hitam dari balik pintu.

Para perias mengangguk dan segera membawa Rena menuju altar dimana Seiya Satoru berdiri gagah didepan pendeta dengan tuxedo putih yang terbalut, tapi sekali lagi Rena sama sekali tak terpesona. Tatapannya tetap kosong ke depan.

'Apa ini akhir nya?'

Begitu Rena sampai di altar, Satoru langsung memasangkan borgol pada kaki Rena. Berjaga-jaga jika gadis itu kembali kabur untuk yang kedua kalinya, sang pendeta hanya bisa meringis dan iba melihat Rena diperlakukan seperti itu padahal hari ini adalah harinya.

Walau pendeta itu yakin sang pengantin wanita sama sekali tak merasa senang, tapi ia tak bisa berkata jujur selain menunjukkan ekspresi iba nya.

--Dua hari sebelumnya--

Satoru meletakkan Rena dengan hati-hati di kamar yang ia siapkan untuk Rena saat membawanya dari sekolah, ia juga memakaikan borgol pada kaki Rena di kasur agar gadis itu tak kabur lagi.

Dirasanya sudah cukup ia mengetuk dahi Rena tuk menghilangkan mantra tidurnya, mendudukan dirinya disamping Rena.

Lenguhan Rena mulai terdengar ditelinganya, pertanda Rena sudah bangun dari mantra tidur darinya. Mata Viridian nya kesana-kemari menyesuaikan cahaya, dan ketika ia mencoba bangun duduk ia terkejut dengan kakinya yang sudah di borgol.

"Apa maksudmu Satoru?!" Dengan wajah yang menunjukkan amarah.

"Tak ada sayang, hanya untuk berjaga-jaga jika kau kembali kabur. Yah walau aku yakin kau tak akan bisa kabur dari sini." Kekeh Satoru gemas dengan Rena.

"Kau brengsek!!!"

Satoru tidak marah namun gemas dengan tingkah Rena. "Lusa kita akan menikah sayang, persiapkan dirimu."

Mata Viridian nya membulat mendengar pernyataan Satoru, "Aku tak Sudi menikah denganmu, bedebah sialan!!"

"Kita akan tetap menikah, okay?" Kekehnya gemas lalu mencium Rena, membuat mata Viridian nya kembali membulat. Satoru merasa bibir Rena berbeda dari sebelumnya, bibirnya spontan bergerak melumat bibir Rena hingga menimbulkan decakan.

SATU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang