Sudah Rena duga kedatangannya ke sekolah bersama sang Pangeran Tampan yang digandrungi satu sekolah ini akan mengundang masalah besar padanya, notabenenya adalah suaminya sekarang. Ia seperti dengan suka rela masuk ke dalam akuarium yang berisi sekelompok hiu ganas yang siap melahapnya, tapi mau bagaimana lagi? Eiji adalah suaminya dan pria itu berhak mengaturnya.Begitu dirinya masuk ia sudah di berikan tatapan tajam dan menusuk dari sekelompok para gadis yang sangat membencinya, hanya karena dirinya berdiri disamping Eiji. Dengan tangannya yang tak bisa dilepas didalam saku Coat pria itu, dan juga penampilannya yang ia buat seminimal mungkin agar tak terlihat mencolok.
Terkecuali kacamata
Ia tak ingin dianggap nerd atau cupu, cukup rok nya saja yang ia panjangkan kainnya dan menggunakan legging tuk menutupi seluruh pahanya. Juga bajunya sedikit ia longgarkan agar bisa awet digunakan selama 2 tahun bersekolah, bajunya rupanya sangat awet dan ia bersyukur tak mengeluarkan uang banyak.
Baiklah, kembali ke awal.
Tatapan tajam itu tak luput dari pandangan emeraldnya, emosinya membumbung naik. Ia ingin sekali melabrak namun Eiji berhasil menggenggam tangannya begitu erat dan menahannya sambil menggeleng, hendak membantah namun pria itu justru semakin menarik tangannya di dalam saku coat.
Membuatnya pasrah, ia tak tahu apa penyebab semua gadis menatapnya begitu tajam.Sampai telinganya mendengar sebuah suara, "Ck dasar tidak tahu malu, menjual diri sendiri ke Eiji-kun alih-alih demi uang. Masih ada muka dia disekolah ini? Dasar jalang sok jual mahal." Bisikan salah satu kelompok membuat emosinya berhasil berada di puncak.
"Biarkan...."
Bisikan lain tepat ditelinganya berhasil menyentak Rena, menatap sang pelaku yang kini tengah menatap datar padanya. Ia bingung, emosi melandanya. Ia merasa harga diri nya terinjak-injak, tapi Eiji tak memperbolehkan nya.
"Ayo."
"Wah Rena!"
Keduanya menoleh, mendapati siswa dengan wajah amerikanya mendekat padanya. "Yo Eiji!"
"Alaric!" Pekik Rena
Alaric menatap dua sejoli itu dengan pandangan geli lalu jari telunjuknya menunjuk leher. Tahu apa yang sedang dimaksud, Rena segera mengeluarkan cermin nya dan menatap lehernya yang terpantul. Benar, itu adalah tanda manis dari Eiji yang sialnya lupa ia tutupi. Ia juga melihat tanda manis yang ia buat pada leher Eiji, membuat rona merah menjalar di pipinya.
"Kau tidak menutupinya Eiji?" Pria yang dipanggil Alaric menggeleng.
"Why?"
"Let all people know that I belong to her." Dengan senyum terpatri, membuat semua orang yang ada di koridor itu terkejut bukan main. Pernyataan yang baru saja Eiji ucapkan seolah menusuk relung hati semua orang yang ada disana, termasuk para gadis yang mengidolakan Eiji.
Yang semula nya mengolok-olok kini mulai Diam mematung, Eiji tersenyum miring. Rena hanya diam sambil tersenyum sendiri saat mendengar pernyataan Eiji yang membuatnya melayang.
Ia duga berita yang tidak benar mengenai Rena ini disebar oleh salah satu pihak yang tidak bertanggung jawab, entah bagaimana caranya dan apa yang orang itu ketahui sehingga memutarbalikkan fakta yang ada.
"Wah Eiji-kun, Alaric-kun."
Rena memutar bola matanya jengah, si gadis bermuka dua yang mengambil milik orang. Jika bukan karena menyembunyikan statusnya, saat ini mungkin ia sudah menghantam gadis itu saking emosinya.
"Eh? Ada Rena, maaf aku tidak melihatmu." Lihat? Gadis itu seolah sedang menyindirnya, dengan terpaksa tersenyum.
"Oh ya, Kanto mencarimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU [END]
Fantasy🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 "Jangan tinggalkan aku..." Rena yang sebelumnya hanya memiliki kehidupan yang cukup monoton di negara matahari terbit, kini dipenuhi dengan misteri dan petualangan antara hidup dan mati yang terus mendesaknya. Disamping itu, pemuda...