Yasinta hanya guru biasa, karena janda jadi buah bibir warga. Ini tentang keseharian Yasinta dan Naufal sebagai ibu dan anak hingga satu siswa bernama Sakti masuk ke kehidupan mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Area WAJIB VOTE dan COMMENT
°°°
Hoamhh...
"Nnggghhh..."
Mimpi dan lelap tidur sudah berakhir, ini waktunya Yasinta terbangun dan segera beraktivitas dari mulai urusan rumah tangga sampai ke urusan pekerjaannya di sekolah. "Ya ampun gue kesiangan!" Sialnya, Yasinta bangun terlalu siang dari biasanya. "Aduh harus buru-buru ini!" Ini tidak bisa dibiarkan, Yasinta harus segera menyiapkan sarapan dan siap-siap pergi ke sekolah tempatnya mengajar.
Ia tinggalkan tempat tidur, buru-buru ke luar dari kamar. Tujuan utama langkah kakinya adalah dapur dan ruang makan, bisa bahaya kalau tidak ada sarapan untuk Naufal sebelum bocah itu berangkat sekolah.
"Masak... masak sendiri..."
"Makan... makan sendiri..."
"Cuci piring sendiri... tidur pun sendiri..."
"Cinta aku tak punya, kekasih pun tiada..."
"Semuanya telah pergi, tak tahu ke mana..."
"Hidup terasa kaku, bagaikan angka satu..."
"Meranalah kini merana..."
Tapi, yang Yasinta temukan di dapur sekarang malah bocah berseragam putih merah sedang mencuci piring bekas makannya sendiri. Kakinya bertumpu pada bangku plastik agar memudahkannya sampai di bak cuci. Tapi, bukan itu yang Yasinta herankan. Yang ia heran adalah kenapa Naufal bernyanyi lagu yang terbilang jadul bahkan mungkin ini bukan lagu yang seharusnya didengar Naufal di zaman seperti ini.
"Ini anak nyanyi atau nyindir emaknya yang sendirian sih?" Gumam Yasinta, dari kejauhan ia hanya melihat anaknya yang mandiri selama ia belum bangun.
Merasa ada yang memperhatikan, Naufal menoleh ke belakang. "Eh bunda udah bangun." Naufal turun dari bangku plastik yang ia naiki. "Nana tadi bikin sarapan sendiri, bikin roti tawar yang dioles-oles pake mentega sama meses sendiri bun."
"Waahhh... kamu ngelakuinnya sendirian?"
"Iya bun, abisnya bunda masih kkkkk...zzzzz..."
Naufal menirukan suara dengkuran, Yasinta jadi tertawa karena tingkah bocah kelas 1 SD ini. "Heh, bunda gak ngorok ya kalo tidur!" Protesnya, tidak mau dicap suka mendengkur saat tidur. "Kenapa kamu gak bangunin bunda aja, biar dibuatin sarapan yang lebih enak gitu."
"Nana kasihan sama bunda, semalem sebelum tidur — Nana tahu kok pas bunda selesai cerita sama Nana, bunda gak langsung tidur. Bunda tidurnya malem kan karena ngerjain pekerjaan bunda?"
Bocah satu ini ternyata pengertian, ia tahu bundanya lelah begadang semalam. Memang, Yasinta semalam begadang untuk membuat power point materi yang harus ia sampaikan ke murid-murid di sekolah. Ia membuatnya menarik agar anak-anak lebih paham akan materi yang disampaikan.