❤8

374 107 36
                                    

Area wajib vote dan comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Area wajib vote dan comment

Spam comment gak masalah, pokoknya kalo sepi vote dan comment gak akan lanjut!!!!

°°°

Siapa tak kenal Sakti Titian Valdini, usianya memang masih muda. Tapi, jangan sampai kamu mengusik berandal satu ini. Di usia enam belas ia tergabung dalam 'The Wildblood' geng motor beringas dengan aksi brutalnya di jalanan. Bisa dikatakan kalau Sakti adalah panglima tempur. Ia paling depan maju jika harus berseteru dengan geng motor lain.

Tak terhitung sudah berapa kali ia menghajar banyak orang, kadang mereka juga melakukan aksi anarkis dan membuat keresahan di malam hari untuk khalayak umum. Tidak jauh dengan geng-geng motor lain yang juga meresahkan. Sebut saja kasus anarkis geng The Wildblood yang pernah beradu kekuatan fisik dengan geng musuh pembuyutannya. Pertempuran di malam hari telah menimbulkan banyak korban hanya demi mempertaruhkan geng mana yang paling berkuasa. Bukan cuma itu, kalau berani menyenggol satu geng lain — The Wildblood tak akan membiarkan itu. Mereka segera mengibarkan bendera perang untuk musuh mereka dan Sakti ada di garis depan sebagai panglima perang.

Namun, karier Sakti di The Wildblood tidak lama. Ia memutuskan untuk keluar tanpa sebab. Meski dulu susah payah masuk keanggotaan kumpulan anak motor beringas sampai harus adu kekuatan fisik. Ya, masuk keanggotaan geng motor kan harus diospek dengan perpeloncoan yang ekstrem. Para anggota senior biasanya menyiksa junior mereka sampai melakukan hal sadis.  Tapi kini, sang mantan panglima tempur itu malah tak berdaya di sebuah unit darurat rumah sakit. Sakti babak belur sampai tak sadarkan diri pasca dikeroyok satu lawan sepuluh orang.

"Dia kelelahan setelah dikeroyok banyak orang. Banyak memar di wajah serta mengalami pukulan juga di perut." Yasinta khawatir akan Sakti, walau dokter sedang menjelaskan tentang keadaan pemuda itu — Yasinta lebih takut kalau Sakti mengalami kemalangan lagi.

"Untungnya tidak ada luka yang terlalu serius, saudara Sakti bisa dibawa pulang."

Masalahnya sekarang, Yasinta tidak tahu di mana Sakti tinggal. Dan kalau pun ia tahu, agaknya ini terlalu malam untuk mengganggu Sakti dan keluarganya. Akhirnya Sakti dibawa pulang ke rumah wanita itu. Ia menidurkan pemuda yang sudah mendapat perawatan itu di atas sofa ruang tengah.

"Kenapa lagi nih anak bisa dikeroyok orang?"

Yasinta kembali melihat Sakti dengan selimut yang ia bawa dari lemari. Tubuh pemuda itu kini terbalut dengan kain tebal yang menghangatkan tubuhnya. Yasinta yang menyelimutinya. Sebelum pergi, wanita cantik itu melihat pahat tampan Sakti yang kini ternoda dengan lebam. Ia lihat Sakti meringis merasakan sakit meski sedang terlelap. "Ada-ada kelakuan kamu Ti... Ti..."

Sakti dengan sendirinya mengubah posisi, mungkin memang posisi tidur Sakti yang biasanya adalah miring — "Sshhh..." Karena lukanya ada di tempat yang sama, Sakti jadi meringis ketika posisi tidurnya berubah. Yasinta yang tadinya akan kembali ke kamar malah mengurungkan niat. Ia terus mendengar ringisan kesakitan Sakti yang tidur dalam banyak luka dan lebam di wajah dan sebagian tubuhnya.

JAHE MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang