Yasinta hanya guru biasa, karena janda jadi buah bibir warga. Ini tentang keseharian Yasinta dan Naufal sebagai ibu dan anak hingga satu siswa bernama Sakti masuk ke kehidupan mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AREA WAJIB VOTE DAN COMMENT
GAK VOTE/COMMENT YA GAK LANJUT
°°°
"Nana... ayo bantuin bunda sayang!"
"Sini Na!"
Meski pekerjaannya sebagai guru di sekolah menengah belum lama, Yasinta tetap harus ikut rangkaian acara kemah yang diadakan sekolah. Ia otomatis menjadi panitia guru yang harus ikut berpartisipasi juga untuk menjaga anak didiknya nanti. Jadi, hari-hari menjelang keberangkatan ia menyiapkan peralatan yang harus dibawanya. Pakaian dan alat-alat untuk kemah lain masuk ke sebuah tas carrier yang akan mewadahi kebutuhannya.
"Bunda mau ke mana sih bawa peralatan banyak?"
Dari tadi pasang manik hitamnya sudah pusing melihat Yasinta bolak-balik memasuk-keluarkan barang ke dalam tas. "Bunda mau ikut kemah sama murid-murid di sekolah tempat bunda ngajar." Yasinta masih bekerja keras supaya barang di tasnya muat dan tertata.
"Kirain mau apa, itu bawa panci sama spatula segala, gak sekalian mau bawa kulkas dua pintu bun?" Canda Naufal.
"Heish kamu ya... mending sini bantu bunda biar cepet beres!"
Yasinta lebih pusing mendengar Naufal yang terus kepo dan mengajaknya bercanda saat ia sedang sibuk seperti ini. "Oh ya sekalian bawa tas kamu yang paling gede dong!"
"Kamu juga harus siap-siap buat kemah nanti."
Mulut Naufal menganga selebar-lebarnya, "Hah... kok kemah sih bun?" Sejak kapan Naufal jadi harus ikut kemah, perasaan di sekolah tidak ada pengumuman tentang acara perkemahan. "Emang Nana ada acara kemah juga ya?" Naufal menggaruk kepalanya dengan wajah kebingungan.
"Enggak sayang," Kata Yasinta lembut, "Kamu ikut bunda ke sana maksudnya."
"Terus sekolah Nana gimana?"
Naufal tak meninggalkan sekolah, bukan karena pelajaran — ia nanti tak bisa main dengan teman-temannya kalau tidak sekolah. "Bunda udah bilang ke wali kelas kamu kok — kamu bakal izin tiga hari gak ikut belajar di sekolah."
"Yaaahh..." Naufal kecewa sambil cemberut.
"Ya terus kalo kamu di sini, yang mau jemput kamu sekolah nanti siapa?"
"Hmm..." Naufal jadi kepikiran juga.
"Terus mau sama siapa kamu di rumah kalo gak ada bunda?"
"Mamanya Jevano juga ikut kemah kan bun?" Tebaknya meningat Fany juga guru bahasa Inggris di sekolah yang sama dengan sang bunda.
