❤12

367 100 38
                                        

AREA WAJIB VOTE DAN COMMENT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AREA WAJIB VOTE DAN COMMENT

Spam comment!!!

GAK VOTE DAN GAK COMMENT YA GAK AKAN ADA UPDATE LAGI

°°°

Tentang Sakti yang hadir jadi panitia, ya sudah pasti setelah Yasinta bilang kalau ia ikut jadi bagian dalam ajang perkemahan — Sakti kembali melirik brosur dan formulir pendaftaran panitia yang digulung di saku celananya. Tentu saja lembaran-lembaran kertas itu sudah lecek dan kusut. Tapi, selama belum robek sepertinya masih bisa digunakan.

Bola mata Sakti terfokus pada syarat dan ketentuan di secarik brosur. Tak lupa ia juga membaca alur rangkaian seleksi untuk bisa lolos menjadi panitia perkemahan. "Pendaftaran, tes tulis pengetahuan umum dan kecakapan wawasan kepramukaan, tes wawancara umum, tes wawancara divisi." Sakti fokus membaca setiap kalimat di brosurnya.

"Gue jarang ikut kegiatan pramuka sih tapi ya apa salahnya buat coba sih, paling ditanya siapa bapak pramuka alias Baden Powell atau ditanya dasadharma sama sandi-sandi pramuka."

"Bisa jadi lebih rumit sih, but... why not?"

"Gak ada salahnya buat coba kok."

Sakti mencari pena, ia mulai menorehkan tinta di atas kertas dengan ejaan namanya sendiri. Di atas kertas yang lecek ia berkomitmen untuk ikut mendaftarkan diri.

Dan hasil seleksi telah terbaca dengan hadirnya ia di depan Yasinta. Bahkan Yasinta tak pernah tahu bahwa Sakti telah bersusah payah demi bisa lolos tahapan seleksi sampai kini berdiri di depannya. "Bang Sakti, kok bisa ada di sini bang?" Naufal turun mendekati Yasinta dan Sakti. Primata berekor panjang masih setia berada di bahunya — terus minta kacang dari tangan Naufal.

"Abang kan ikut jadi panitia di sini!"

Sakti lagi-lagi menunjukkan name-tag yang terkalung di lehernya. "Waah keren!" Puji Naufal, entah sebenarnya ia mengerti atau tidak soal keren atau tidaknya menjadi panitia yang bertanggung jawab atas peserta di sini - yang jelas kedua legam bola matanya berbinar melihat Sakti. Di mata Naufal, Sakti sudah dicap keren dan idaman.

"Bu Yasinta..."

"Bu Sinta..."

Ups, terlalu lama meninggalkan tugas membuat Yasinta jadi pencarian orang-orang. "Ya ampun Bu Yasinta ternyata di sini, ayo bu balik lagi ke sana. Peserta kemah udah mau pada disuruh makan nih."

"Oh iya bu maaf..."

"Tuh kan saya jadi lupa kalau punya tugas buat koordinir makan sore peserta kemah deh jadinya."

Yasinta harus kembali ke tenda dapur umum sekarang. "Eits... hati-hati licin jalannya bu!" Sakti sedikit menahan tubuh Yasinta yang hampir tergelincir lagi. Karena ini bukan area perkemahan, Sakti juga harus kembali ke area yang berdekatan dengan guru di depannya yang sedang ia awasi supaya tidak jatuh .

JAHE MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang