Wajib VOTE dan COMMENT biar lanjut
Gak divote apalagi gak comment ya udah bye!
°°°
"Ya ampun Nana, dari tadi masih nonton TV!" Sudah dari beberapa jam yang lalu, Naufal tidak beranjak dari sofa. Badannya berselonjor di empuk kursi panjang di ruang tengan dengan netra yang tertuju menatap layar televisi. "Na, udah pisahin buku pelajaran buat besok?" Tanya Yasinta sudah gemas dengan Naufal yang sejak tadi terus menonton televisi.
"Udah bunda." Meski menjawab, mata Naufal tidak lepas untuk melihat ke layar televisi.
"Gak PR atau tugas gitu dari sekolah?"
"Gak ada."
"Bener ya?"
"Heem."
Ya sudah, kalau memang Naufal sudah mengerjakan kewajibannya ya terserah. Yasinta memang bukan ibu yang galak, tetapi ia mengajarkan sikap bertanggung jawab pada putranya. Kalau sekarang Naufal bilang sudah melakukan kewajibannya ya berarti sudah, kalau belum ya berarti kamu tidak bertanggungjawab.
Naufal terus menikmati serial-serial kartun yang ditayangkan lewat channel televisi kabel berlangganan. Ini bukan hal yang penting, tetapi memang Yasinta berlangganan layanan televisi kabel di rumah. Lepas maghrib, televisi sudah dimatikan. Bocah itu selesai menonton kartun.
"Nana... ayo makan!"
"Iya bunda!" Ia menyaut bundanya, datang menghampiri meja makan. Tidak ada beban di kepala Naufal sampai waktunya tidur pun tiba. "Hoamhh... ngantuk nih aakhh..." Si bocah SD kini bersembunyi dalam selimut lalu memejamkan matanya. Setidaknya ia melewati hari ini dengan baik,
Sampai ia terbangun sendiri, lalu mengingat sesuatu. "Ya ampun, Nana harus bawa bahan buat kerajinan besok!"
Setelah sekian lama melakukan aktivitas lain, Naufal baru ingat kalau ia harus membawa alat dan bahan untuk membuat anyaman di sekolah besok. "Haduuh gimana ya... mana belum beli lagi bahannya." Naufal resah, "Aduh takut dimarahin bunda mih." Lebih tepatnya ia takut kena marah bunda karena dari tadi Naufal sibuk nonton televisi dan mengaku sudah menyelesaikan kewajibannya sebagai anak sekolah pada Yasinta.
"Hmmm... bilang bunda jangan ya..."
Naufal bimbang, kalau besok ia tak membawa alat dan bahan — ia bisa dimarahi ibu guru. Tapi, kalau sekarang baru bilang bunda, apa bunda tidak akan marah. "Bilang jangan ya..." Naufal melirik jam dinding, ini masih jam delapan lebih. "Ah mumpung toko-toko masih pada buka." Si bocah memberanikan diri, ia meninggalkan selimut hangatnya.
Naufal datang ke kamar bunda, ia buka pelan pintunya. Terlihat bunda sudah memejamkan mata di kasurnya yang empuk. Bocah itu berdiri di pinggir kasur dengan kedua jemarinya yang saling bertaut di bawah perutnya. "Bun..." Naufal memanggil pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAHE MERAH
FanfictionYasinta hanya guru biasa, karena janda jadi buah bibir warga. Ini tentang keseharian Yasinta dan Naufal sebagai ibu dan anak hingga satu siswa bernama Sakti masuk ke kehidupan mereka.