❤29 (Double Up)

331 87 43
                                    

AREA WAJIB VOTE/COMMENT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AREA WAJIB VOTE/COMMENT

SPAM COMMENT

SIAPA TAHU GW BAIK NGASIH UPDATE CEPET LAGI!!

MUMPUNG GUE LAGI BAIK, GUE KASIH SEKARANG DEH PART 29

50+ vote/comment gue lanjut!

°°°

Akhir masa putih-abu semakin di depan mata, kelas XII disibukkan dengan pemadatan jadwal mereka. Rentetan ujian harus dilalui sebagai syarat dari kelulusan, bukan hanya itu berbagai tes menuju jenjang pendidikan tinggi juga harus mereka hadapi. Hari ini sebelum genderang bertabuh menggerakkan siswa-siswi paling senior di masa putih-abu, sekolah memfasilitasi doa bersama sebagai wujud rasa berserah diri akan usaha dan hasil dari ujian yang mereka tempuh. Termasuk Sakti yang ikut duduk di kursi aula mendengarkan khotbah dan ikut mengaminkan doa-doa agar dimudahkan selama ujian nanti.

Usai sesi doa bersama selesai, Sakti bersama siswa yang lain meninggalkan gedung aula. Kembali ia harus ke kelas untuk meneruskan jam pelajaran yang akan dimulai sebentar lagi. "Kak Sakti!!!" Di tangga lantai dua ia bertemu dengan Jihan yang antusias menyapanya.

"Iya, kenapa Han?" Sakti menoleh melihat ke arah Jihan.

"Kakak bentar lagi mau ujian ya?"

Sakti mengangguk dengan senyum yang tipis dan singkat. "Kak, bentar lagi kan Kak Sakti mau lulus ya..." Jihan mengeluarkan sesuatu yang bersembunyi di balik punggungnya.

"Jadi, sebagai kenang-kenangan dari aku — aku mau kasih Kak Sakti hadiah." Sebuah kotak terulur di hadapan Sakti.

"Apa nih?"

"Buka aja kak!" 

Sakti pun membuka isi kotak yang diberikan Jihan padanya, "Jam tangan?" Sebuah arloji  dengan tali kulit berwarna hitam yang ada di kotak itu.

"Iya, aku kasih itu karena aku bingung harus ngasih apa buat Kak Sakti."

"Kalo gak suka gak apa-apa kok, Kakak bisa nolak hadiahnya — nanti Jihan ganti yang baru."

"Enggak, ini bagus kok Han." Sakti langsung memakai arloji pemberian Jihan di pergelangan tangan kirinya. 

"Wah kaka keren pake jam itu." Jihan senang pemberiannya diterima oleh Sakti.

"Makasih ya Han..." Senyum Sakti mengalihkan perhatian yang langsung terpesona dengan kakak kelas yang tampan dan keren itu.

"Lo emang adek yang paling baik buat gue."

"Adek?" Jihan menggerenyitkan dahinya.

"Iya, gue nganggep lo adek gue sendiri Han. Lo baik dan perhatian, jadi gue sebagai abang harus baik juga kan sama lo?"

JAHE MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang