❤30 (End)

700 109 127
                                    

WAJIB KASIH VOTE DAN COMMENT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WAJIB KASIH VOTE DAN COMMENT

INI PART TERAKHIR

TOLONG KASIH PESAN DAN KESAN UNTUK CERITA INI SETELAH KALIAN BACA

SPAM COMMENT

VOTE, COMMENT, DAN FOLLOW AGAR TAHU KARYA AKU SELANJUTNYA

°°°

Hari itu sebenarnya Sakti berdebat panjang dengan kedua orang tuanya. Papa dari Sakti hampir menghunuskan senjata jika saja mamanya tidak menahan pria yang dinikahinya itu memuncak dalam amarah. Di sana Sakti mencoba untuk meyakinkan kedua orang tuanya bahwasannya ia telah yakin seyakin-yakinnya tentang masa depan yang ia pilih. Sakti menegaskan kalau ia tak sanggup untuk meneruskan perusahaan besar keluarganya di masa depan kelak. Sakti memilih jalannya sendiri di kehidupan ini.

Pada akhirnya alasan Sakti diterima secara baik, hingga saat ini ia datangi sebuah jasa pangkas rambut. "Bang, cukur pendek banget ya, botak sekalian juga gak apa-apa yang penting cocok sama muka saya bang."

"Lho, mas ini rambutnya bagus lho gak sayang apa kalo dicukur habis?"

"Kalo dibiarin panjang yang ada saya dihukum sama senior saya di basecamp bang."

"Hah..."

"Saya calon taruna akpol bang, rambut saya mana boleh panjang lah."

Kabar baik untuk semua, setelah melalui serangkaian tes kecakapan dan tes fisik — Sakti Titian Valdini diterima sebagai calon taruna baru di akademi kepolisian. Tepat hari ini adalah hari keberangkatan menuju asrama pendidikan kepolisiannya di Akademi Kepolisian yang terletak di kota asem arang alias Semarang, Jawa Tengah.

"Ih mantap, jadi polisi yang bertanggung jawab ya bang ya nanti."

"Siap!"

Sakti merelakan lebat helai hitamnya yang subur kini berjatuhan di lantai. Habis hanya menyisakan beberapa mili yang masih ada di kepala Sakti. "Gimana bang, cakep?" Sakti melihat bagian belakang kepalanya dari cermin.

"Bagus bang."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JAHE MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang