WAJIB VOTE DAN COMMENT!
WAJIB NGIKUTIN SAMPE END
VOTE DAN COMMENT LANCAR, LANCAR JUGA UPDATENYA
SPAM COMMENT GAK MAU TAHU!
°°°
Mau tak mau, Sakti sudah mengiyakan untuk hadir di klinik psikiater untuk menemani Jihan sore ini. "Permisi..." Sakti muncul dari pintu masuk klinik, langsung menemui kedua orang tua Jihan. "Ya ampun nak Sakti, kita seneng akhirnya kamu dateng juga ke sini."
Pastilah kedua orang tua gadis itu menyambut baik kedatangan Sakti di klinik sore hari ini."Terapinya sudah dimulai, om?"
"Tidak tahu, tapi Jihan sudah ada di dalam kok."
"Mari saya antar!"
Sakti di antar masuk ke sebuah ruang praktik dari psikiater yang menangani trauma-nya Jihan. "Permisi pak dokter, ini orang yang akan mendampingi Jihan selama terapinya nanti." Ayah dari Jihan mengenalkan Sakti di depan psikiater.
"Oh jadi ini orang yang dek Jihan sebut ksatria paling gagah?"
Sang dokter jiwa melirik Jihan yang langsung sumringah dengan kedatangan Sakti. "Pantes kamu gak mau terapinya dimulai sebelum ksatrianya dateng, silakan masuk eum... siapa tadi namanya?"
"Sakti."
"Baik nak Sakti silakan duduk di sebelah sini ya!"
Maka, sore itu Sakti menemani Jihan selama proses terapi pemulihan traumanya hari ini. Ini memang bukan kali pertama Jihan melakukan terapi, tapi semangat gadis itu hari ini berbeda. Seolah ia telah mendapat asupan vitamin yang membuatnya lebih semangat ketika ada Sakti di sampingnya.
Sekitar tiga puluh menit Sakti mendampingi Jihan hari ini. "Bagaimana Jihan, sudah merasa baikan?" Tanya dokter. Jihan mengangguk. "Kalau ada orang yang disuka memang lebih semangat ya hahaha..." Canda dokternya setelah melihat reaksi Jihan yang lebih menunjukkan perubahan signifikan. Apalagi ada Sakti yang menemani di sampingnya.
Jihan dan Sakti keluar dari ruang terapi, disusul dokter jiwa yang juga mengikuti membawa rekap data perkembangan Jihan hari ini. "Bagaimana hasilnya, dok?" Penasaran orang tua Jihan akan kondisi putrinya sekarang.
"Bagus, saudari Jihan menunjukkan peningkatan. Ia mulai bisa mengalihkan traumanya dengan berpikir tentang hal yang positif."
"Waahh... syukurlah kalau begitu pak dokter."
Dan Sakti masih bersama keluarganya Jihan, mereka keluar dari klinik psikiater tempat gadis itu melakukan terapi pemulihan trauma. "Saya sangat berterimakasih pada Nak Sakti, terima kasih sudah menemani anak saya terapi sore hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
JAHE MERAH
Hayran KurguYasinta hanya guru biasa, karena janda jadi buah bibir warga. Ini tentang keseharian Yasinta dan Naufal sebagai ibu dan anak hingga satu siswa bernama Sakti masuk ke kehidupan mereka.