Welcome^^
Semoga suka sama bab ini ya^^
(Maaf kalau ada typo nya..)Happy reading~
🚨ADA KATA KATA KASAR DI BAB INI!
AUTHOR TIDAK ADA MAKSUD UNTUK MENJELEKKAN TOKOH!
AUTHOR HANYA MENGGUNAKAN NAMA MEREKA SAJA! INGAT. INI CERITA FIKSI. TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN CERITA DI DUNIA NYATA!🚨Skip~
Tringg*
"Siang.."
"Loh? Kalian kenapa ke sini?"
Ya. Jeno dan yang lainnya datang ke cafe.
"Olah.. di sini rupanya.." kata Haechan sambil duduk di kursi.
"Kalian mencari ku?" Tanya Mark.
Jisung dan Chenle mengangguk.
"Kak Mark.. aku ingin memesan minuman boleh?" Kata Haechan.
"Boleh.."
Plak*
"Hei!"
Renjun memukul lengan Haechan.
Renjun duduk di depan bangku Haechan dengan tenang.
"Kalian gak pesan minuman?"
"Seperti yang waktu itu saja.." kata Jeno.
Mark mengerti dan meninggalkan mereka.
.
"Eh.. Sebentar lagi kan ujian.. kita belajar bersama mau?" Ajak Haechan.
Ya, jujur saja. Haechan tidak bisa jika di suruh belajar sendiri.
Dia akan cepat bosan."Aku mau mau aja.. tapi dimana?" Kata Renjun.
"Rumah kami mau?" Jawab Haechan.
"Kapan? Tanya Jaemin.
"Dimulai dari hari Sabtu aja. Senin kan mulai ujian."
Jaemin mengangguk.
"Tapi kak, kalau ayah marah gimana?"
"Memangnya ayah marah jika kita belajar?"
Jisung mengangguk dengan wajah berpikir.
"Ayah juga jarang marah.." gumam Jisung.
"Bagaimana? Semua setuju?"
"Aku ikut kak Renjun saja." Kata Chenle.
"Iya. Kami ikut." Kata Renjun.
"Bagaimana dengan kalian?" Tanya Haechan dengan mata berharap.
Tentu saja. Jaemin dan Jeno sangat ambis jika saat belajar. Mereka juga tidak pelit membagi ilmu.
Haechan berharap jika Jaemin dan Jeno ikut dan mau mengajarinya.
"Baiklah. Aku ikut." Kata Jeno.
"Bagus. Jaemin?"
Jaemin mengangguk.
"Baiklah. Semuanya sudah setuju. Sabtu sore, kalian datang ke rumah kami." Kata Haechan.
Semua mereka mengangguk.
"Ini pesanan kalian.." kata Mark dan duduk ikut bersama mereka.
Semua mengambil minuman yang di bawa Mark tadi.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Home || Mark Lee
RandomMark Lee .. Seseorang yang mencari kebahagiaan nya dengan tersenyum , dan memiliki ketakutan dengan kata kebahagiaan. 'tersenyum untuk bahagia.' 'dan bagaimana saat kebahagiaan itu menjadi kesedihan? Itu tidak akan lama. Aku sangat ketakutan.' 'aku...