thirty-sixth : defessus

71 12 3
                                    

Haii~

Ini lanjutan ceritanya~ (maaf kalau ada typo atau ngebosenin yaa🙏)

!WARNING!

ADA PENGGUNAAN KATA KASAR! AUTHOR TIDAK BERMAKSUD MENJATUHKAN TOKOH DARI CERITA AUTHOR! JANGAN DI PAKE DI SEHARI-HARIAN KALIAN YAA!"

Okayy~

Happy reading all~














Skip~

Mark berjalan pelan di jembatan. Sesekali dia melihat ke arah samping bawah, melihat tenang nya air sungai.

Ini masih jam 04.45 pagi.
Jam 04.00 dia ikut mengantarkan keluarga Suho ke bandara.

Tadinya Suho mengatakan untuk memesan taxi untuk pulang. Tapi Mark turun di pertengahan jalan menuju rumahnya.

Dia berpikir untuk menikmati udara pagi.

Masih sangat sepi. Tidak ada satupun orang yang berjalan.

Mark menghentikan langkahnya dan duduk di jembatan itu. Dia menumpuhkan tangannya di pagar pagar jembatan dan membiarkan kakinya terayun ayun.
(Bisa di bayangkan? Susah mendeskripsikan nya:')

Dia menarik nafas dalam dalam kemudian menghembuskan nya.

"Aku ingin menikmati kesendirian ini.."

Mark tersenyum. Dia merasa jika dia harus kembali bangkit walaupun beberapa orang yang dia sayangi harus pergi.

"Kak Mark?!"
Mark melihat ke samping.

"Eh? Renjun?" Mark berdiri.

Renjun berlari ke arah Mark.

"Kenapa kau keluar sepagi ini? Dan kenapa kau bisa disini?" Tanya Mark saat Renjun sudah berdiri di depannya.

"Hah.. seharusnya aku yang bertanya.. kenapa kakak disini? Jam segini lagi.. kakak gak itu kan.." tanya Renjun dengan nada bicara yang mengecil di bagian akhir.

Mark menggeleng, seperti mengerti maksud Renjun.

"Aku baru saja mengantar Cheonsa dan keluarganya ke bandara.. dan aku berpikir untuk duduk di sini sebentar.. Aku hanya ingin menikmati udara pagi saja.."

Renjun mengangguk ragu.

"Lalau bagaimana dengan mu?" Tanya Mark.

"Aku dan keluargaku akan pergi ke bandara juga.. itu mobil kami.. aku menyuruh ayah untuk berhenti saat melihat kakak duduk di jembatan ini.." kata Renjun sambil menunjuk ke arah mobilnya.

"Ohh.. dimana Chenle?" Tanya Mark.

"Di mobil. Dia tidur.." kata Renjun.

Mark mengangguk.

Renjun menatap Mark khawatir. Entah kenapa dia merasa jika Mark memilki masalah yang bisa saja membuat Mark berpikir yang aneh-aneh.

"Kak Mark, kakak baik baik saja kan?" Tanya Renjun.

Mark tersenyum dan mengangguk.

"Tenang saja.. aku tidak apa apa.."

"Baiklah.." jawab Renjun ragu.

Mata Renjun teralihkan saat melihat barang yang Mark genggam.

"Oh? Kakak sudah punya handphone?" Tanya Renjun.

Mark mengangguk.

"Kalau begitu simpan nomor ku.. kemari.. aku akan menyimpan nomorku.." kata Renjun sambil mengambil handphone Mark dan kemudian mengetik nomornya.

Take Me Home || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang