Hai~
Ini lanjutan cerita nya~
(Maaf kalau ada typo atau ngebosanin ya:".)Happy reading~
Pagi hari.
Di rumah keluarga Renjun.
"Bangunnn!! Dah pagi nih!!"
Beberapa dari mereka mulai membuka matanya.
Ada yang duduk di kasurnya sambil mengumpulkan nyawanya.
Haechan mendekat ke arah Renjun yang masih tidur dengan tenang.
"Woy!!"
Renjun tersentak.
Dia membulatkan matanya dan melihat siapa yang teriak di samping telinga nya.
"Kebo."
Plakk*
"Ih. Baru bangun pun masih bisa mukul." Kata Haechan sambil mengelus tangannya yang kena pukul Renjun.
Renjun duduk di atas kasur lipatnya.
Dia melihat semuanya sudah bangun.
"Masih gelap.." gumam Renjun
Srekk*
Renjun menyipitkan matanya saat tirai yang menutupi kaca di buka.
"Dah siang ini." Kata Haechan.
Renjun hanya mengangguk dengan nyawa yang belum terkumpul.
"Buat sarapan lah yok.." kata Chenle.
Jaemin mengangguk dan kemudian bangkit dari duduk nya.
"Yang lain lipat kasurnya. Biar aku, kak Jaemin sama kak haechan yang masak." Kata Chenle.
Semua mengangguk.
Renjun pun melipat selimut yang tadi di pakainya itu dan kemudian bangkit dari duduknya.
"Habis makan, kita jalan jalan yok.." ajak Renjun.
Semuanya hanya mengangguk saja, seperti malas hanya untuk mengeluarkan satu kata.
.
.
.
"Kita masak apa?" Tanya Haechan sambil melihat isi kulkas.
"Terserah. Apa yang ada ajalah.." kata Chenle sambil mengambil wajan.
Jaemin mengangguk dan mengambil roti yang ada di meja makan kemudian memanggang nya di pemanggang roti.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kenapa lukanya sangat banyak? Aku mengatakan untuk melumpuhkan nya, bukan membunuh nya."
"Maaf tuan. Tapi dia sangat kuat. Kami sudah menembak nya sekali, tapi dia masih bisa berlari menjauhi kami. Jadi kami menembak nya sekali lagi.."
Sehun menghela nafasnya.
"Pergilah."
Ketiga bawahan nya membungkuk dan pergi dari sana.
Sehun melihat tubuh Yangyang yang terkulai lemas di lantai gudang bawah rumahnya.
Bajunya sedikit terbuka, memperlihatkan ada perban yang melilit di badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Home || Mark Lee
RandomMark Lee .. Seseorang yang mencari kebahagiaan nya dengan tersenyum , dan memiliki ketakutan dengan kata kebahagiaan. 'tersenyum untuk bahagia.' 'dan bagaimana saat kebahagiaan itu menjadi kesedihan? Itu tidak akan lama. Aku sangat ketakutan.' 'aku...