forty : unexpected things happen

70 15 5
                                    

Hola surprise🤗

Ini lanjutan ceritanya yaa (maaf kalau ada typo nya)

Semoga suka:')

Okayy~ happy reading all~














Skip~

Sudah dua hari berlalu, dan sudah selama itu Mark selalu pergi ke tempat penjual itu untuk bekerja.

Lelahnya memang tidak sebanding dengan gajinya, tapi dia tidak bisa mencari tempat lain selain disana.

Bagaimana pun dia ingin sembuh dari kekhawatiran nya dan pikiran yang selalu membuatnya lelah.

Renjun selalu menelfon Mark juga selama dua hari ini hanya sekedar menanya bagaimana keadaan Mark sekarang. Itu membuat Mark sedikit tenang karena dia mulai bisa berbagi dengan Renjun, walaupun pikiran nya selalu berkata lain dengan yang dia lakukan.

"Mark, maafkan paman, mungkin hanya segini saja gaji mu hari ini.. hari ini kita sepi.. kau bisa lihat tadi kan.." ucap paman penjual itu sambil memberikan Mark uang senilai 25 ribu rupiah.

Mark menerima uang itu dan membungkuk kepala paman penjual itu.

"Tidak apa apa.. ini bukan salah paman.. terimakasih." Ucap Mark.

Paman itu tersenyum dan menepuk pelan pundak Mark.

"Baiklah.. kau boleh pulang.. oh iya kau bisa membawa ini untuk makan malam mu nanti.. paman akan pulang saja." Ucap paman itu dan memberikan mark satu bungkus makanan yang dia jual.

"Terimakasih paman.." ucap Mark.

Paman itu tersenyum
"Tidak masalah.. sekarang pulang lah.."

Mark mengangguk.

.

Mark berjalan menuju ke sebuah toko untuk membeli beberapa bahan untuk stok nya sampai seminggu kedepan.

"Hei.."

Mark melihat ke belakang nya dan terkejut dengan siapa yang memanggilnya.

Orang itu tersenyum.

"Jangan takut. Aku ingin membuat kesepakatan dengan mu.." ucap orang itu.

Mark menelan ludah nya dengan susah. Ntah apa yang membuatnya semakin takut saja.

"Ayo.." ucap orang itu dan menarik tangan Mark menjauhi toko itu.

.

.

"A-ada apa?" Ucap Mark gugup.

Sekarang mereka berada di gang kecil yang bahkan lumayan jauh dengan keberadaan orang.

"Jangan takut Mark.. kau tidak ingat jika kita sudah berteman?"

Ya itu Yangyang.

Mark mengangguk kaku.

Yangyang tersenyum dan mengeluarkan handphone nya dan memperlihatkan foto.

Mata Mark membulat saat melihat foto itu.

"Kau dekat dengannya kan? Bantu aku membunuhnya.." ucap Yangyang.

Mark menatap Yangyang takut dan kemudian menggelengkan kepalanya.

Yangyang berdecak.

"Kalau begitu bantu aku untuk bertemu dengannya secara pribadi.."

Mark menggeleng lagi. Detak jantung nya menjadi cepat kala Yangyang semakin mengecam nya.

Take Me Home || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang