30. Kepala Yayasan

5.1K 441 8
                                    

Hi ! Call me Gummy~~

Jangan lupa bintang and komentar

Mampir ke ig yu @candygummyyy

Ayo komen yang banyak, biar cepet upload xixi

Spam komen yuu..

Spam komen yuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30. Kepala Yayasan

***

Arsen yang sedang berjalan, berpapasan dengan Tito. Tito sengaja menabrak bahu Arsen, membuat Arsen kaget. Arsen berhenti, membuat Tito ikut berhenti seraya tersenyum remeh kepada Arsen.

"Maksud lo apa ?" tanya Arsen datar. Beruntungnya sekarang sangat sepi, semua sudah masuk ke kelas.

Tito menatap Arsen remeh. "Gua ngapain ?" Tito menatap Arsen sinis. "Lo mau tau kan siapa dalang si teror waktu itu ?"

Arsen manatap ke Tito dengan menaiki sebelah alisnya. "Siapa ?"

Tito terkekeh sinis kepada Arsen. "Gua ga akan kasih tau lo."

bugh

Arsen menatap Tito datar. "Terus ngapain lo nanya gue ?"

"KASIH TAU GUE, SIAPA ?!"

Tito hanya mengangkat bahunya acuh.

Arsen menarik kerah Tito, menuju lapangan. Membogem Tito, membuat Tito membalas bogeman tersebut. Arsen memang sangat mudah terpancing emosinya, hanya Salma yang bisa menenangkan Arsen. Karena Salma memberitahunya dengan lembut, tanpa sedikitpun kasar.

Karena pertengkaran mereka yang sangat berisik, semua murid keluar kelas menuju lapangan. Guru guru juga keluar dari ruang guru.

"ARSEN CUKUP!" teriak salah satu guru.

Arsen tetap membogem Tito. Tito sudah dipenuhi darah di wajahnya. Sedangkan Arsen berdarah di sudut bibir dan biru dibagian dekat mata.

Salma menghampiri Arsen, memisahkan mereka berdua. Salma menarik Arsen menjauh. "Kenapa, hm ?"

Salma tau, Arsen akan semarah ini jika dipancing saja. Karena Arsen sangat mudah terpancing emosinya.

Arsen duduk di kursi. "Tito tau siapa dalang sebenarnya."

Salma melototkan matanya. "Terus siapa ?"

Arsen menggeleng. "Dia ga mau kasih tau."

Salma menghela nafasnya. "Yaudah tenang, nanti kita bisa cari tau sendiri."

Tiba tiba salah satu adek kelas menghampiri Arsen dengan ketakutan. Sepertinya anak osis. Ya gimana ga takut, Arsen lagi emosi disamperin. 

"Ka Arsen, disuruh ke ruang ketua Yayasan," suruh adek kelas tersebut. Arsen menganggukkan kepalanya, membuat Adek kelas tersebut pergi.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang