Jangan lupa vote dan comment:)
1
2
3
And... action 🎬
•••••••••
Seperti hari hari biasanya, Angkasa pergi ke dapur menyiapkan makanan untuk sang ayah juga sang kakak,jika boleh jujur Angkasa merasa tidak enak badan,namun apa boleh buat,dirinya sadar betul seperti apa posisinya di rumah ini.
Angkasa sempat berpikir, apakah dirinya penyebab sang bunda meninggal ? Angkasa bahkan tidak tahu apa-apa. Tetapi Angkasa juga berpikir andai saja dirinya tidak lahir,bunda nya pasti masih ada disini menemani sang Ayah juga sang Kakak.
"Maaf ayah,kakak",ucapan lirih itu terdengar sangat tulus.
"WOY BOCAH SIALAN MANA MAKAN NYA! GUE UDAH TELAT,LELET BANGET SIH LO!", Angkasa terlonjak kaget mendengar itu.
"A-ah iya kak tunggu sebentar", jawab Angkasa dengan membawa semua masakannya tadi ke meja.
Samudra yang memperhatikan gerak gerik angkasa merasa jenuh,dengan sengaja tangannya menyenggol piring yang ada di meja.
Prangg!
"Upss sorry gak sengaja",ucap samudra enteng, Angkasa yang melihat itu tersenyum seakan berkata bahwa "tidak apa".
"Ngapain senyum lo?!gila? bersihin sekarang!",bentak Samudra.
"Ada apa ini?kenapa pagi pagi sudah ribut?!",ujar sang ayah yang baru saja turun dari kamarnya.
Dengan paras tampan dan gagah dengan setelan jas yang melekat di tubuhnya, Angkasa akui ayahnya masih terlalu muda untuk dibilang tua.
Angkasa segera berjongkok memungut pelan piring yang di pecahkan samudra tadi.
"Tuh Yah,pagi pagi buat orang emosi aja,gak tau diri banget lagi".
"Namanya juga pembawa sial,kamu hati hati aja Sam,dan buat kamu!jangan dekat dekat dengan anak saya",. "Tapi Angkasa anak ayah juga".
Ingin sekali dirinya menyuarakan isi hatinya di depan sang ayah tapi... angkasa sepertinya belum siap untuk mati.
BYURR
"Ahhh pp-anassh auuh",erang angkasa ketika dirasa punggung nya panas.
Samudra...lagi lagi sang kakak berbuat itu padanya. Susu panas itu sengaja Samudra tumpahkan di punggung sang adik,entah apa yang ada di pikirannya,yang jelas Samudra sangat membenci Angkasa,bahkan rasanya ingin melenyapkannya.
Angkasa melirik keatas tempat sang Ayah,lihat?bahkan yang ayah hanya fokus dengan handphone nya.
Dengan sedikit isakan kecil angkasa berdiri dan hendak duduk di meja makan,angkasa lapar.
"Ngapain kamu?",tanya sang ayah dengan datarnya.
"Angkasa lapar ayah, angkasa masak banyak hari ini,dari semalam angkasa belum makan",jawab Angkasa dengan raut ketakutan.
"Siapa yang mengijinkan kamu makan di sini?"
"Buat napsu makan orang ilang aja,berangkat sana Lo!atau mau gue pukul!",ujar sarkas samudra.
"Hiks..gak kak, maaf..angkasa berangkat sekarang".
"Cihh lemah".
********
Dengan mengayuh sepeda reotnya Angkasa pergi bersekolah tanpa sarapan,sepanjang jalan anak itu tak henti-hentinya meneteskan air mata mengingat perilaku sang ayah dan kakaknya.
"Ya Tuhan angkasa minta maaf kalau angkasa nakal,tapi demi tuhan angkasa gak ada niat buat bunuh bunda,jika Angkasa bisa memilih angkasa gak mau ada di perut bunda,tapi Angkasa bisa apa... angkasa cuma mau ayah sama kakak melirik angkasa barang sedetik,angkasa gak punya siapa siapa disini..bahkan angkasa gak punya teman..apakah angkasa sejijik itu hiks..hiks.. angkasa ingin bertemu bunda ..",sungguh malang memang,selama ini angkasa terus berharap agar sang ayah ataupun sang kakak mau menerima hadirnya,namun apa yang ia dapat?hanya menjadi bahan pelampiasan semata.
Mengapa nasib nya begitu buruk?ah tidak tidak angkasa masih beruntung mempunyai ayah juga kakak,dibanding anak anak jalanan yang hidup sebatang kara tanpa orang tua. Batinnya.
Sesampainya di sekolahan, angkasa berjalan pelan dengan kepala menunduk,menuju kelas nya.
"Woy liat liat si dekil dateng tuh".
"Pantes sih bau ada sampah masyarakat".
"Cupu banget sa".
"Yoi namanya aja Angkasa,Lo itu gak cocok hidup di Bumi.
Angkasa hanya melebarkan senyumnya "pagi semua".
Bukannya menjawab sapaan Angkasa mereka malah melempari angkasa dengan bola kertas, sepertinya hari ini akan buruk.
"Lo bersihin nih kelas!",ujar salah satu siswi di kelas angkasa. Dengan pelan Angkasa mengangguk.
Lihat?siapa yang berbuat siapa yang menanggung?
Angkasa hanya bisa bersabar menghadapi situasi seperti ini,tidak ada teman tidak ada yang membelanya,jika angkasa melawan,pasti dirinya akan babak belur pagi ini,angkasa hanya seorang.
Tettt!!!!
Kelas Galaksi
"Gal, Lo ada rencana apa buat si Samudra?",tanya damar pada Galaksi,yang sedang menikmati seputung rokok.
"Belum ada ,Lo berdua sabar aja. Gue main bersih kali ini,gue gak akan rela gelar itu di sandang sama orang lain,orang yang udah berani bersaing sama gua, sama aja masuk ke kandang macan",tegas Galaksi dengan smirk andalan nya.
"Terserah Lo aja,gue juga jadi males latihan",sambung Naren.
••••••••••••••••skip time••••••••••••
Waktu istirahat
Angkasa berjalan pelan menuju taman belakang sekolah, Angkasa tidak pergi ke kantin walaupun dirinya lapar,Angkasa tidak punya cukup uang untuk membeli makanan di kantin sekolah elit itu.
"Enak kali ya kalo Angkasa punya teman,bisa ngobrol bareng,huhh angkasa bosen banget,apa angkasa jelek banget ya...padahal angkasa mandi terus hiks..hiks..ahh kok jadi nangis sih pantas aja kakak gak suka sama angkasa,lemah hahaha", entah lah angkasa hanya ingin menangis.
Sudah dibilang bukan, angkasa hanya anak biasa,tidak bodoh juga tidak terlalu pintar,jauh berbeda dengan sang kakak yang selalu terlihat sempurna dan punya segalanya,tentu saja ada banyak hal yang membuat nya begitu di puja.
"Ayah gak mau punya anak kayak angkasa,sakit banget dengernya,angkasa bener bener sendiri hiks..bunda angkasa gak kuat hiks.. harus berdiri sendiri angkasa lelah pura pura kuat angkasa ingin dipeluk hiks..", keadaan taman belakang sekolah memang sepi,jarang sekali yang datang kemari, karena memang sedikit kumuh.
"HEH!KUMAN SINI LO!!"--
****************
Jangan lupa voment jika berkenan, follow sebelum lanjut [bagi yang belum]
⚠️ Sorry for typo's 🙃
⚠️ Kritik saran dan kesannya, seperti biasa tulis aja di kolom komen🐼
T
B
C
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Star✓ [Terbit]
Teen FictionStart 03/10/21 Finished 22/03/22 Biar aku perkenalkan kepada kalian,seorang yang memiliki hati sekuat baja..di saat semua orang menginginkan kepergiannya,di saat semua orang membencinya,memakinya, menyiksa nya,namun ia justru berjuang hanya untuk sa...