14⭐

4.9K 318 5
                                    

1

2

3

And... action 🎬

-

-

-

Selangkah dirinya mendekati gerbang rumah mewah itu, perlahan tapi pasti Angkasa membuka gerbang itu perlahan.

Sesampainya ia di depan pintu..

"Dari mana saja kau?!"

Deg

Sekelebat bayangan sang ayah yang memukul nya membuat seluruh tubuhnya bergetar takut . Dengan suara lirih Angkasa berusaha menjawab "Angkasa belajar kelompok ayah"

Sementara Endriant menatap ragu ke arah Angkasa, sedikit rasa kasian terbesit di benak nya melihat tubuh kurus dan pucat itu.

"Hari ini saya biarkan kamu,setelah ini bersihkan seluruh ruangan termasuk ruangan ku setelah itu kau boleh mengambil sisa makan di dapur" titah sang ayah.

Angkasa hanya mengangguk paham, sebenarnya Angkasa cukup lelah hari ini,jika pun tidak mendapatkan makan pun tak apa karena beruntung tadi angkasa sempat membeli makan. Tapi tidak mungkin untuk menolak perintah sang Ayah,meski dengan alasan sakit..sang ayah tidak akan peduli.

"Baik ayah, Angkasa ganti baju dulu".

_

_

_

"Huh semangat angkasa,pasti bisa"monolog angkasa..

Semua pekerjaan rumah dari menyapu, mengepel, cuci piring dan lainnya semua dikerjakan nya malam itu. Tak dipungkiri terkadang angkasa merasa sesak pada dada nya,kepala nya juga terasa sangat berat .

"Shh ayo sedikit lagi,"sadar pengelihatannya tiba tiba memburam, angkasa menggeleng kan kepala nya berusaha untuk fokus.

Bulir bulir keringat mulai membasahi wajahnya.

"Woy anak sialan!Beliin gua cemilan di minimarket depan,cepet gak pake lama" sentak samudra tiba tiba menyodorkan sejumlah uang.

"Maaf kak..tapi Angkasa udah capek banget,kepala angkasa juga pusing banget"lirih nya setengah memohon.

"Oh udah berani Lu sama gua!gua bilang beliin ya beliin!"

"Akhh iya kak iya,tolong lepas kepala aku sakit hiks.." angkasa dengan segera menyambar uang di tangan samudra, meninggalkan sang empu yang terdiam menatap tangannya.

"Rambut Angkasa?"

_

_

_

Jarak dari rumah ke minimarket sebenarnya cukup jauh,namun angkasa memilih berjalan kaki.  Takut sang kakak marah jika uang nya terpakai olehnya secara cuma cuma.

Sepanjang jalan angkasa menunduk bergelut dengan pikirannya. Entahlah akhir akhir ini dirinya merasa ada yang berbeda pada tubuhnya.

"Angkasa harus ngelakuin apa lagi biar bisa dilihat ayah sama kakak bunda.. angkasa anak ayah kan.. Angkasa pengen banget di tanyain gimana sekolah angkasa, angkasa pengen ngadu sama ayah bunda..di sekolah teman teman angkasa nakal semua hiks ..tapi kenapa angkasa malah dipukulin sama ayah hiks..ayah begitu karena sayang angkasa ya..itu cara ayah nunjukin perhatian nya ke angkasa? gak papa kok bunda.. Angkasa masih bisa berjuang bunda bahagia ya disana nanti tunggu angkasa"

********

Setelah dirasa cukup dengan segera angkasa bergegas pulang. Di jalan....

BRAKK

Terserempet. Entah memang nasib atau dirinya memang sial. Kaki angkasa sedikit keseleo dan luka, beruntung hanya tersenggol sedikit. Tapi jujur sangat sakit.

"Ah maaf nak,kamu tidak apa?"

"Tidak apa pak,hanya sedikit luka"jawab Angkasa sekenanya.

"Ayo ikut bapak ke rumah sakit,takutnya kaki kamu parah"ujar sang pengendara tadi.

"Ah tidak usah pak, terimakasih. Tapi saya buru buru pak,saya pamit ya" setelah mengucapkan itu, Angkasa berjalan setengah berlari dengan kaki pincang. Hari sudah gelap.

•••••

"Lama banget sih lu!gak bisa diandelin emang,main kemana lu!" bentak Samudra ketika melihat sang adik memasuki pintu utama.

"Maaf kak tadi ada masalah"tangannya terulur pelan memberikan kantong plastik berisi cemilan sang kakak.

"Emang Lo nya aja lelet"ejek Samudra.

"Kak angkasa mau ke kamar dulu ya,kalau kakak butuh sesuatu panggil angkasa aja"pamit nya dengan senyum tulus yang selalu terukir di bibirnya.

Samudra yang menyadari cara berjalan angkasa terlihat aneh, terlebih raut muka pucat juga tatapan kosong sang adik membuat hatinya nya sedikit berontak.

"Bodoamat dah mau tuh kaki putus juga gua gak peduli"

_

_

_

"Ternyata kaki angkasa sakit bunda hehe, angkasa kira gak bakal sesakit ini."

"Angkasa tidur dulu ya bunda,jangan lupa buat datang ke mimpi angkasa."

Di sisi lain Samudra sedang bergelut dengan pikirannya,sedari tadi ia berusaha mengenyahkan segala perasaan tak tenang itu, mencoba menutup mata namun nihil .

"Ahhh sialan. Inget Sam dia itu pembawa sial buat keluarga lu" dengan bantal yang menutup seluruh wajahnya samudra menggeram lirih.

"Gua liat aja deh,lagian pasti udah tidur".

Ceklek

Seperti biasa gelap dan hawa dingin menerpa wajahnya, sedikit meringis membayangkan jika dirinya yang tidur di sini,tanpa penerangan, selimut hanya dengan sarung,oh God bahkan Samudra baru sadar jika sang adik tidak tidur diatas kasur.

Dengan menyalakan flash,tujuan samudra adalah kaki Angkasa.

"Astaga memar banget,pantesan pincang"lagi lagi dirinya meringis ngilu, bagaimana bisa angkasa tidur dengan keadaan seperti ini,bahkan terlihat darah mengering di situ.

Samudra kembali keluar untuk mengambil kompresan.

Sekarang ditangannya ada beberapa kain juga air hangat.

"HEH BANGUN LU!"kaki nya menendang pelan punggung ringkih itu. Mengundang ringisan pelan dari angkasa.

"Bangun elah"masih dengan cara yang sama.

"Ssa-kit kak jangan"ringisan keluar dari mulut angkasa,saat punggung itu ditendang.

Samudra tergugu mendengar rintihan angkasa hey bukan itu bukan itu niatnya

"Lu-----"

•••••••

-

-

-

T

B

C

Jangan lupa voment jika berkenan, follow sebelum lanjut [bagi yang belum]

⚠️ Sorry for typo's 🙃

⚠️ Kritik saran dan kesannya, seperti biasa tulis aja di kolom komen juseyo🐣💙🤗

Little Star✓ [Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang