11⭐

5.1K 321 2
                                    


1

2

3

And... action 🎬

-

-

-

-

Sementara di ruang tamu, Samudra duduk termenung sedari tadi, suara Angkasa lebih tepatnya sang adik terus berputar di telinganya seperti kaset.

Angkasa itu adiknya

Di lain hati samudra sangat senang angkasa mendapat perlakuan seperti itu dari sang ayah. Tapi entahlah dia juga merasa kasian..hey ingat hanya sekedar kasihan.

"Lhoh ayah?"

"Hey boy,kau sudah makan?jika belum pergilah makan ayah akan mandi dan berangkat ke kantor ayah pulang besok" jelas Endriant.

Samudera mengangguk paham.

Tapi yang membuat pandangan nya terfokus adalah darah di kemeja yang di kenakan sang ayah. Apa itu artinya?astaga perasaan tak tenang mulai menghampirinya.

Saat mendengar mobil sang ayah keluar pekarangan Samudra berencana untuk menghampiri angkasa.

Dengan langkah terburu buru samudra berjalan menuju gudang tempat angkasa di kurung tadi.

Ceklekk

Gelap dan pengap,itulah kesan yang samudra dapat. Hanya ada cahaya remang remang dari lampu luar dan cahaya terang dari sang bulan.

Sudah jam 10 malam lewat..dalam hati Samudra berharap semoga angkasa baik baik saja. Entahlah Samudra pikir ini hanya sekedar belas kasihan semata.

Mata tajamnya menatap fokus ke arah sosok yang terkulai lemah di dinginnya lantai,tidak begitu jelas karena ruangan ini minim sekali penerangan, mungkin lampunya mati .

Samudra  mengambil hp di saku dan segera menyalakan flash nya.

Saat sorot itu mengarah ke arah dimana sosok itu terkulai.

Samudra tiba tiba terdiam kaki nya terlalu kaku untuk mendekat.

Kali ini Samuda total panik .

"ANGKASA!"-

••••••

Setelah melihat keadaan sang adik yang begitu mengenaskan. Samudra memutuskan untuk membawa angkasa ke kamarnya.

Bagaimana tidak darah yang terus mengucur dari pelipis dan juga hidungnya membuat Samudra kalut.

Memang tak ada niat yang terbesit dibenaknya untuk membawa sang adik ke rumah sakit.

Bukankah seperti ini saja sudah cukup,sudah untung Samudra berbaik hati.

"Shitt sialan!kalau bukan karena rasa kemanusiaan gua biarin Lo mati busuk di dalam sana,"mulutnya boleh berkata demikian namun lain dengan hatinya, samudra sama sekali tak memahami itu.

Oh iya omong omong Samudra juga telah mengobati luka di pelipis angkasa, sekarang anak itu entah pingsan atau tertidur di atas ranjang sang kakak.

Mungkin jika angkasa sadar ia akan berteriak kegirangan,karena dirinya berada di kamar sang kakak.

Samudra yang merasa matanya mulai memberat memutuskan untuk tidur di samping angkasa.

Hanya terpaksa,ingat itu.

-

-

-

-

02.00

Samudra sedikit terusik dengan pergerakkan angkasa, rupanya anak itu gelisah dalam tidurnya.

"Akhhh diem anjing!ini masih pagi bangsat!kalau Lo masih ribut keluar sekarang juga dari kamar gua!,"bentak Samudra. Namun tak ada balasan sama sekali selain sahutan deru nafas yang terdengar tidak beraturan dan sangat berat.

Dengan emosi yang sedikit mereda samudra mengguncang pelan bahu Angkasa. Namun nihil Angkasa hanya terus bergumam lirih .

"Sakit bunda"

"Tolong"

"Sudah ayah jangan"

"Kakak tolong"

"Sakit"

Samudra sebenernya tak tega melihat itu,namun dirinya bingung harus melakukan apa. Tanpa pikir panjang...

Tuttttt

"Halo rel Lo bisa kerumah gua sekarang?"

"______"

"Ahh gua gak peduli anjing,cepet kesini urgent banget"

"____"

"Ang-angka!ah ribet nanti gua jelasin,sekarang yang penting Lo kesini dulu....dan tolong segera"

-

-

-

-

-

-

T

B

C

Jangan lupa voment jika berkenan, follow sebelum lanjut [bagi yang belum]

⚠️ Sorry for typo's 🙃

⚠️ Kritik saran dan kesannya, seperti biasa tulis aja di kolom komen juseyo🐣💙🤗



Little Star✓ [Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang