Hallo averyone!!!
I'm back!!
Makasih banget buat yg udah respon dan respect sama cerita aku🙏😭
I'm so happy for this, jjinja!♥️♥️
Welcome juga buat pembaca baru..
Langsung aja cekidot!
1
2
3
And... action 🎬
•••••••••••••••
"Eugghhhh", lenguhan panjang terdengar dari bibir pucat itu .
"Kok aku ada dikamar?apa mungkin kakak yang bawa aku kesini?ahh tapi kan nggak mungkin,kak samudra malah senang kalo aku mati",ujarnya lesu.
Cklekk
"Aden?udah bangun? kemarin bapak yang bawa kamu kesini, maafin bapak ya gak bisa nolong apa apa,Aden kan tahu bapak hanya satpam di sini",ucap pak satpam, kita sebut saja Hadi.
Angkasa yang mendengar itu tersenyum,iya benar,ia tidak sendiri kali ini, Angkasa sangat bersyukur dengan adanya pak Hadi.
"Nih pak Hadi bawakan makan buat Aden",tawar pak Hadi sambil mendekat ke tempat angkasa yang masih berbaring.
"Pak Hadi jangan panggil Angkasa "Aden", Angkasa sama pak Hadi itu sama, Angkasa gak suka dipanggil seperti itu",ucap Angkasa lirih.
"Bapak boleh panggil aku Angkasa aja soalnya pak Hadi sekarang jadi teman Angkasa,mau gak pak? Angkasa pengen punya teman",baiklah melihat raut wajah Angkasa seketika pak Hadi sedikit menyesal,pak Hadi tidak terlalu dekat dengan angkasa, karena tuannya memang membatasi itu. Bahkan tidak boleh ada yang membantu angkasa saat ia kesusahan.
Angkasa masih terlalu muda,pak Hadi sangat bangga pada Angkasa,ia tumbuh tanpa ada kasih sayang dari sang Ayah terlebih sang bunda,tapi sangat beruntung angkasa tumbuh menjadi remaja kuat dan baik hati.
"Boleh banget dong,Pak Hadi sekarang jadi bapak nya Angkasa",ujar pak Hadi tulus sambil mengusap surai legam Angkasa.
"Hiks..bapak angkasa mau ayah hiks.. Angkasa mau kakak, Angkasa gak mau sendirian sakit pak hiks ..",biarlah untuk kali ini rapuh nya terlihat. Pak Hadi sendiri pun terkejut tentunya, setaunya Angkasa itu anak yang ceria ia tak pernah mengeluh dengan apa yang dia alami.
Dengan gerakan cepat pak Hadi meraih tubuh ringkih itu ke dekapannya. Hanya kata kata penenang yang dapat pak Hadi ucapkan.
"Udah nak..setiap perjuangan pasti ada hasil,setiap perjalanan juga pasti ada ujungnya,kita sama sama berdoa buat Tuan sama Den Samudra".
"Angkasa suka dipanggil nak.. angkasa mau nungguin ayah biar ayah sebut angkasa seperti pak Hadi tadi",ucap lirih angkasa.
"Apa kalau angkasa sekarat ayah sama kakak mau meluk angkasa?", racaunya.
"Husttt Angkasa gak boleh bilang seperti itu,kan anak ganteng harus kuat,hari ini nangis, besok harus senyum,nah abis makan kamu tidur aja,gak usah sekolah dulu,demamnya masih tinggi,nanti bapak kirim surat ke wali kelas kamu biar gak di alpha",ucap pak Hadi.
"Makasih pak".
Senior high school
"Samudra sialan gara gara dia gue gagal jadi kapten basket",gerutu Galaksi.
"Yaelah ajak tanding aja kali gue yakin kok Lo bakal menang",saran Damar.
Galaksi menghela nafas panjang,"Gak semudah yang Lo bayangin,Lo tenang aja gua bakal cari cara biar gelar itu jatuh di tangan gue".
Galaksi sangat terobsesi dengan Basket, tetapi saat seleksi kapten team Samudra tiba tiba datang dan mencalonkan diri,sehingga mereka berdua harus bertanding,mungkin Galaksi ketiban sial,saat itu samudra mencetak poin diatas Galaksi.
**************
"Sam hari ini ekskul gak?",tanya Farel sahabat Samudra. Mereka telah menjalin pertemanan sejak tingkat SMP , Farel pun juga tahu seluk beluk tentang Samudra bahkan tentang Angkasa, terkadang farel mencoba menasehati Samudra untuk tidak terlalu kasar dengan Angkasa.
Farel bahkan tahu jika samudra membenci Angkasa karena menurut Samudra Angkasa lah penyebab ibu nya meninggal.
"Hm gua pulang malem mungkin", jawabnya singkat.
"Oh iya Sam, ngomong ngomong Angkasa kemana?dia gak masuk?",bisik Farel .
Alis Samudra terangkat,bingung.
"Jangan bilang Lo gak tau apa apa?",sela farel .
"Gak peduli,dah ah gua mau kelapangan satu lagi,ga usah ngurusin anak sialan itu kalo hidup Lo gak mau ketiban sial nya dia", setelah mengucapkan itu,samudra berlalu meninggalkan farel yang tersenyum miris.
"Sam Sam kapan sih Lo sadar, bego banget sumpah temen siapa sih"-
At mansion
"ANGKASA! ANGKASA SINI KAMU!",teriak sang Ayah.
Angkasa yang memang masih tertidur sama sekali tak mendengar itu,jujur saja Angkasa memang sedang sakit.
BRAK!
"Anak sialan!saya membiayai sekolah kamu itu pake uang!oh sudah berani melawan?!! bangun",dengan tak berperasaan nya kaki sang ayah menendang punggung kecil itu.
Angkasa memang sudah bangun,tetapi dirinya tetap memejamkan mata, untuk kali ini Angkasa tak mau mencari masalah dengan sang Ayah.
"Dasar bodoh,bisa nya menyusahkan,mati saja kamu!".
Jlebb
Apakah dirinya tidak seberguna itu?
Angkasa tidak seperti Samudra,iya Angkasa tahu.
Dirinya terkadang berpikir mengapa dulu sang Ayah tidak membuangnya saja ke Panti asuhan?
Tetapi satu sisi dirinya bersyukur masih dapat hidup di tengah sang ayah juga sang kakak.
Angkasa ingin seperti anak anak lainnya, walaupun tidak memiliki ibu mereka punya sang ayah sebagai pahlawan.
Angkasa terlampau menyayangi sang ayah,bahkan Angkasa berani bertukar nyawa untuk sang Ayah.
Angkasa ingin merasakan menjadi seorang adik dari kakak yang bernama Samudra,sungguh rasanya ia begitu bangga.
"Bunda.. Angkasa sakit aja ayah gak peduli, Angkasa pengen sama bunda aja,ada Angkasa, ayah sama kakak jadi terbebani, angkasa harus apa bunda? Angkasa udah bunuh bunda hiks..hiks..Ayah mau angkasa mati hiks.. angkasa sakit dengernya hiks..hiks.. Angkasa cuma mau ayah..",tangisnya pecah saat memikirkan itu,jika dipikir ayah nya benar, dirinya sama sekali tidak bisa membuat ayahnya senang dan bangga seperti yang dilakukan sang kakak, angkasa hanya benalu.
"Bunda kalo Angkasa tidur Angkasa bisa bangun lagi gak.... Angkasa lelah bunda..maaf"-
**********
TBCJangan lupa voment jika berkenan, follow sebelum lanjut [bagi yang belum]
⚠️ Sorry for typo's 🙃
⚠️ Kritik saran dan kesannya, seperti biasa tulis aja di kolom komen juseyo🐣💙🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Star✓ [Terbit]
Teen FictionStart 03/10/21 Finished 22/03/22 Biar aku perkenalkan kepada kalian,seorang yang memiliki hati sekuat baja..di saat semua orang menginginkan kepergiannya,di saat semua orang membencinya,memakinya, menyiksa nya,namun ia justru berjuang hanya untuk sa...