33

405 33 0
                                    

***

[Kin, lagi ngapain? Gimana kabar Danang?] Kanaya mengirim chat pada Kintan, setelahnya kembali mengusap rambut suaminya yang berbaring di pangkuannya. Mereka berdua masih berada di ruang tamu, nonton bola. Kania dan Kaanu suda tidur dari 2 jam yang lalu. Melihat WA Kintan aktif, Kanaya membunuh kejenuhan berbalasan chat dengan iparnya itu.

Tring!

Ponsel Kanaya berbunyi. Wanita itu melepas rambut Danu dan fokus membaca pesan.

"Siapa?" tanya Danu menatap curiga. Ia terpaksa mengalihkan tatapan dari televisi.

"Kintan."

"Em. Di kenapa?"

Kanaya memperlihatkan ponselnya pada Danu. Menunjukkan foto Kintan yang tertidur lelap di tempat tidur pasien.

Danu tertawa pelan. "Kintan-Kintan. Dia jaga orang sakit apa numpang tidur?"

Kanaya tersenyum. Pasti Danang yang memegang ponsel Kintan dan mengirim foto pemilik ponsel. Sungguh tidak sopan.

[Mbak, Kintannya ngiler.] Chat Danang membuat Kanaya tertawa pelan.

Kanaya hanya membalas emot senyum. Kemudian kembali mengusap rambut suaminya.

"Mas," panggil Kanaya.

"Ya."

"Aku udah ngantuk, loh."

"Mas belum. Bentar lagi, Sayang. Tuh, jagoannya mas udah mau menang."

Kanaya menghela napas. "Mana ada menang. Udah 2-0 itu, loh."

"Iya, bentar lagi. Masih ada waktu setengah jam lagi. Mas yakin tim jagoan mas akan menang." Danu tetap kekeh mempertahankan Kanaya untuk menemaninya nonton pertandingan Bola.

"Kalau gitu, aku ke dapur dulu, mau ambil buah."

"Mas yang ambilin." Danu langsung duduk. Kemudian berdiri, melangkah menuju dapur dan kembali membawa buah apel, anggur dan pir di piring. Setelah menaruh di meja, pria itu kembali berbaring berbantal paha istrinya.

"Makasih, Mas." Kanaya memberikan kecupan sayang di kening suaminya, setelahnya mengambil buah anggur, memakannya, tidak lupa ia menyuap suaminya juga.

"Mas, mbak Kirana masih marah ngga sama aku? Kangen mama cuma--"

"Kalau mau ke sana, ya ke sana aja, Sayang. Kirana mau marah atau ngga, kamu tetap bisa menyalurkan rindu ke mama. Kalau ngga nanti mas suruh mama ke sini." Danu berucap dengan mata yang fokus menonton dan mulut yang sibuk mengunyah.

"Takut aja situasi malah semakin panas. Kalau sudah ada bukti kalau mas Ramzi itu salah, baru aku lega. Sayangnya, kata Kintan meyakinkan wanita yang sudah terlanjur menganggap mas Ramzi baik itu bakalan susah walau punya bukti kuat." Ya, Kintan sudah bercerita semuanya tentang kegilaan Danang yang labil dan mengubah rencana yang awalnya mencari bukti dengan foto atau video kini harus menciduk langsung di TKP. Namun, gadis itu belum punya ide bagus.

"Coba suruh Danang cari alamat kantornya. Mas bisa bantu datangin dan mengecek, pria itu benar-benar kerja di sana atau bukan."

Kanaya terdiam. Kemudian ia tersenyum lebar. Menyuap anggur lagi dan mulai mengirim chat pada Kintan.

[Nang, udah tidur?] Chat pembuka dari Kanaya.

[Belum, Mbak. Mau tidur di mana? Di atas tempat tidur ada putri tidur. Ngga bisa juga mau tidur duduk dan tempat tidur yang lain di ruangan ini baru aja di tempati pasien. Tau gini tadi aku mau di pindahin ke ruang VIP sama mama. Bisa tidur di sofa.]

Kanaya(Season 2 nya Kawin Paksa) (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang