Bagian 2

1K 70 0
                                    

***

"Pagi ini mau ke mana, Yang?" tanya Danu sembari menyisir rambut. Ia tersenyum melihat dirinya di cermin. Walaupun umur 35 tahun, tetapi ia masih terlihat 28 tahunan. Masih gagah dan tampan tanpa kerutan, itu berkat Kanaya yang merawatnya dengan baik. Bahagia adalah sumber awet muda.

"Mau ketemu sama Wiwin di Restoran. Aku ada janji mau traktir dia karena kematin ngga bisa datang ke acara wisudanya," ucap Kanaya sembari mencarikan dasi Danu di lemari, setelah dapat, segera mendekati suami tercinta dan memasangkan dasi dengan rapi.

"Kenapa?" tanya Kanaya saat mendongak, melihat wajah Danu yang terlihat murung.

"Jam berapa?" tanya Danu. Melepas Kanaya sendiri ke dunia luar, membuat hatinya ketar-ketir. Istrinya itu pasti akan dilirik banyak pria.

"Jam sepuluh."

"Mas ikut, boleh?"

Kanaya tersenyum. Ia mengangguk. Mengatakan tidak boleh, akan membuat suaminya itu berangkat kerja tanpa mengecup keningnya, bahkan, bisa jadi sebentar malam akan tidur memunggunginya. Kejadian itu pernah terjadi saat Kanaya berbelanja sendiri di Mall dua bulan lalu dan wanita itu tidak mau mengulangi momen miris itu untuk kedua kalinya. Suaminya marah, predikat ratu dalam rumahnya seketika runtuh.

"Ya udah, kita sarapan." Danu berucap bersemangat. Wajah murung tadi sudah berubah jadi berbinar. Bukan posesif, tetapi antisipasi karena ingin Kanaya tetap di sisi.

"Ya."

Cup!

Danu mengecup kening istrinya. Mereka pun bergandengan tangan menuju ruang tamu. Ada Kaanu dan Kania yang sudah menunggu.

"Assalamualaiku anak-anak Papa," ucap Danu. Pria itu melepas tangan Kanaya untuk menghampiri anak-anaknya. Mengecup pipi Kaanu dan Kania bergantian.

"Waalaikumsalam Papa," ucap Kania. Gadis kecil itu telah rapi dengan pakaian sekolah. Ia kelas 1 SD sekarang. Sedangkan Kaanu pun telah rapi dan terlihat tampan.

Danu duduk di sisi Kanaya, berhadapan dengan Kania. Keluarga itu pun makan nasi goreng dengan lahap.

"Assalamualaikum." Terdengar salam dari luar. Empat orang itu tahu siapa yang datang. Kintan. Gadis itu masih tetap datang pagi-pagi untuk menengok keponakan tersayang.

"Waalaikumsalam." Orang-orang di ruang makan menjawab kompak.

Hari ini Kintan nampak berbeda. Pada biasanya gadis itu akan berteriak, segera berlari masuk rumah dan mencium satu-satu ponakannya, setelahnya duduk dan ikut sarapan, tetapi kali ini ....

"Kamu kenapa?" tanya Danu pada Kintan yang kini duduk memangku Kaanu. Wajah gadis itu terlihat lesu.

"Ngga papa."

"Kamu ngga ikut makan?" tanya Kanaya.

"Ngga." Kintan menggeleng. Lagi ngga berselera.

Kanaya dan Danu saling tatap. Kemudian kembali menatap Kintan lagi. Gadis yang ditatap sedang melakukan aksi kecup-kecup puncak kepala Kaanu.

15 menit berlalu.

Sembari menggendong Kaanu, Kanaya mengantar Kania dan Danu di teras.

"Hati-hati Papa dan Kak Kania," ucap Kanaya sembari melambai. Mengajarkan Kaanu. Pria kecil itu pun ikut melambai.

"Iya. Kaanu dan Mama baik-baik di rumah. Kaanu jangan nakal," ucap Kania. Ia meminta di gendong Danu agar bisa menyalami dan dicium tangannya oleh Kaanu.

"Ciap!" Kaanu menjawab mantap membuat Danu, Kania dan Kanaya tertawa.

"Papa berangkat ya. Dadah!" Setelah melewati acara salam-salaman, Danu dan Kania berjalan menuju mobil. 5 menit kemudian mobil itu keluar dari pekarangan rumah Sederhana mereka. Masih rumah yang dulu, tetapi ada penambahan kolam ikan di depan rumah.

Kanaya(Season 2 nya Kawin Paksa) (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang